Chapter 1

1.6K 176 92
                                    

Egypt.

Cleopatra.

"Ratuku, Beberapa petinggi kerajaan ingin menemui anda."

Budak wanita dengan balutan kain murahan yang mengelilingi tubuhnya menatapku takut. Ia membungkuk, mensejajarkan kepalanya dengan jari-jari kakiku. Inilah hal yang lumrah, dan sangat pantas untuk kaum miskin seperti mereka.

"Beri mereka tempat. Dan jangan sediakan mereka susu ataupun daging." Budak itu mengangguk dan langsung berlalu pergi.

Para petinggi negara, mereka hanyalah budakku yang tertunda. Aku tak sudi menerima pendapat mereka mengenai pembagian harta. Ini Kerajaanku, harta dan tahtaku, tak seharusnya mereka memperintahkanku layaknya mereka pantas.

"Ratuku, tidak kah sebaiknya kau menyuruh salah satu dari mereka untuk masuk dan berbicara kepadamu?" Kilah Julius. Ia adalah penasehatku dalam kerajaan ini. Dulu ia adalah penasihat sekaligus orang terpecaya Ramses. Namun kali ini, tidak. Ia sudah mulai bekerjasama denganku. Walupun pada nyatanya, kepercayaanku denganya hanyalah sebatas pasir di atas tanah. Sangat kecil dan tidak terlihat.

Dengan perlahan aku menoleh. Gemulai tanganku menyatu menjadi sebuah genggaman. Julius selalu di takdirkan dewa besar hanya untuk berdiri di sebelah singgahsanaku.


"Tidak, Julius. Biarkan semua ini berjalan dengan sendirinya.
Sebagaimana darah yang mengalir di atas petempuran. Hangat dan pelan. Namun menusuk dan tajam." Aku menarik ujung bibirku, membentuk sebuah seringaian.

"Aku mengerti, Ratu. Akan ku sediakan tempat untukmu. Aku permisi."

Aku mengangguk lalu menoleh perlahan melihat kepergianya. Singgahsanaku yang besar, di baluti emas yang berkilau merupakan kiriman Dewa besar untukku. Kini Ramses sudah memasuki penghujung hidupnya. Hatiku tertekan dengan ketiadaan dirinya di sisiku, namun aku adalah Ratu. Ratu satu-satunya keturunan Ramses yang harus mewarisi seluruh kekayaanya.

"Ratuku, semua petinggi sudah datang."

Aku mengangguk dan menyuruhnya untuk pergi. Gaun panjang emas yang berkilauan, sangat selaras dengan mahkotaku. Aku berdiri dan melangkahkan kakiku turun menuju tempat pertemuan.

Mereka membukuk sebagai tanda penghormatan atas kedatanganku. Oh, para petinggi yang malang, apakah mereka tak sadar dengan janggut putih yang sudah menumbuhi wajah mereka?

Aku menduduki kursi dengan meja oval yang memanjang. Berbagai sajian aneka buah kini sudah tersedia di atas meja sesuai yang kuharapkan. Senyum di bibirku tidak dapat tertahankan. Sajian seperti ini, memang pantas untuk jiwa-jiwa seperti mereka.

"Ratuku Celopatra. Kami ingin menagih keputusanmu. Apakah kau bersedia, membagi setengah dari hartamu untuk di berikan kepada seluruh rakyat miskin di penjuru Mesir?" Salah satu dari mereka bertanya.

Sebelum ku menjawab, Julius mencondongkan tubuhnya ke arah telingaku lalu berbicarakan sesuatu.

"Hartamu tak akan habis jika di beri untuk seluruh rakhyat miskin di Mesir, Ratu. Namun, apakah kau rela membagi seluruh hartamu hanya untuk mereka? Bahkan, diantara rakyat miskin itu, ada yang tak menghormatimu sebagai Ratu."

Aku tersenyum. "Julius, penasihatku. Aku mengerti apa yang kau sarankan kepadaku. Terimakasih."

Julius mengangguk dan memudurkan wajahnya. Kini wajah mereka terlihat sangat menggelikan, mereka dengan bodohnya mau menunggu keputusanku.

CLEOPATRA [h.s]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang