CHAPTER III

4.1K 438 20
                                    

Sedari tadi ternyata Jaejoong berada di kantornya Yunho. Memerhatikan Kyuhyun serta Junsu.

'Manis sekali mereka.' bibir cherrynya melengkungkan senyuman.
'Kenapa melihat namja ini aku teringat Changmin hyung? Hah aku merindukannya.'
Jaejoong terus memerhatikan mereka sampai sosoknya menghilang entah kemana.
.
.
.
Malam harinya, tepat pukul 08.00

Hari sudah beranjak malam, para karyawan sudah bersiap untuk pulang ke rumah masing-masing.

Kyuhyun pun memutuskan untuk menunggu jemputan, tadi sore Changmin menawarkan akan menjemputnya. Jaejoong sendiri masih setia memerhatikan Kyuhyun, sampai jemputan namja manis itu tiba.

Sebuah mobil berhenti tepat di depan namja bersurai ikal itu.
"Kyu! Kau menunggu lama?"
.
Deg...deg...
.
Jaejoong terkesiap dalam posisinya, ia sungguh tahu persis siapa yang menjemput Kyuhyun saat ini.

"Umm? Anniya Yoochun hyung, kenapa hyung yang menjemputku? Changmin?"
Yoochun sedikit tersenyum, "Dia bilang ada urusan mendadak, ayo masuklah."
"Um!" Kyuhyun mengangguk seraya menaiki mobil Yoochun.

Yoochun? Changmin? Jaejoong kenal mereka, sungguh kenal. Namja cantik itu tidak akan melewati kesempatan ini. Lantas ia menembus mobil dan ikut masuk kedalam mobil itu.
Sampailah meraka di rumah, Kyuhyun sesegera keluar dan langsung memutuskan untuk mandi. Jaejoong mengikutinya san masuk, matanya mengedar ke sekeliling rumah itu. Dia tau dimana ini, dia tidak akan lupa sama masalalunya. Ia terus berjalan dan berhenti saat melihat bingkai foto yang menarik perhatiannya, menatap rindu kedua hyungnya.

'Yoochun hyung, Changmin hyung bogoshippoyo. Hiks...'
Jaejoong tidak dapat menahan tangisnya, air matanya turun begitu saja. Ingatan buruk saat ia diusir kembali teringat, sangat sangat jelas sekali.
.
Flashback
.
"Appa! Apa yang kau lakukan! Kau tidak bisa mengusirnya, hentikan appa!" Yoochun mendekap erat Jaejoong, agar adiknya itu tidak terusir oleh ayahnya.
"Kau jangan sekali-kali ikut campur Choi Yoochun!"
Yoochun terus memeluk adiknya begitu erat meskipun Ayahnya terus menarik paksa, sang Ibu hanya menangis melihat keributan dirumah mereka.
Pelukan Yoochun terlepas, Siwon langsung menyeret Jaejoong keluar rumah dan menutup pintu itu serta menguncinya.

"Appa! Appa kumohon jangan usir aku! Buka pintunya appa... hiks... appa aku tidak mau pergi dari rumah ini hiks..."
Jaejoong terus menangis dan berteriak, namun pintu rumah itu sama sekali tidak terbuka. Sampai Jaejoong lelah dan menangis pilu. Hujanpun turun, seakan ikut mengoloknya.

Dengan tertatih, Jaejoong berjalan pergi, menjauh dari rumah itu; Rumah Ayahnya.
.
.
.
Ting tong! Ting Tong!
Suara bel rumah itu terdengar tidak sabar, membuat si pemilik rumah sedikit geram. Siapa yang bertamu malam-malam seperti ini?
"Sebentar!" teriaknya menjawab dari dalam, berjalan menuju pintu dan membukanya.
.
Cklek!
.
"Boojae, Omo!" namja itu terkejut saat tamunya yang ternyata kekasihnya itu limbung, lantas ia memeluknya.
"Yunh... Yunnieh..." jawab kekasih namja itu yang ternyata adalah Jaejoong, keadaannya mengkhawatirkan. Tubuhnya basah kuyup, bibirnya membiru dan dan badannya menggigil.
Yunnie atau Yunho membawanya masuk agar kekasihnya tidak semakin mengkhawatirkan.
"Appa mengusirku, Bear... Karena aku menolak dijodohkan hiks..hiks..."
Mata Yunho membelalak, rahangnya ikut mengeras, dia tidak menyangka Ayahnya Jaejoong tega mengusir anaknya hanya karena menolak perjodohan?
Ck benar-benar.
"Tenanglah, kau aman bersamaku." Yunho menenangkan Jaejoong yang masih terisak dan mendekapnya lebih erat.
"Hiks... Hiks..."
Sejak kejadian itu Yunho membawa Jaejoong ke Seoul dan menikah di sana. Dia berjanji akan membahagiakan Jaejoong dan melindunginya apapun yang terjadi.
.
End Flashback
.
Sejak tadi Jaejoong terus mengikuti Yoochun kemanpun namja berjidat lebar itu pergi ; ke kamar, dapur dan keluar. Yoochun merasa ada yang mengikutinya dari, tapi tidak ada orang.
'Mungkin perasaanku saja' Yoochun sejenak berhenti dan bergumam.
.
.
.
"Aku pulang!" teriak Changmin begitu meriah saat memasuki rumahnya, penghuni rumah yang hanya beberapa orang itu langsung menoleh ke arah pintu.

Heart, Mind, And Soul (Complete)Where stories live. Discover now