"Neo eoddiso jigeum?"

"Singapore."

"Jinjja? Sudah tidak di Amerika lagi?"

"Aku mengambil liburku"

"Ahhh jinjja? Setelah itu kembali ke Seoul matchi?"

"Biarkan aku libur dengan tenang Park Jiyeon-ssi"

"Aigoo. Ne ne. Selamat berlibur tuan Nam" kekeh Jiyeon lalu sambungan terputus.

-

Minho menatap Myungsoo dengan tatapan tidak percaya.

"Jinjja?"

"Jinjja mwo?"

"Kau melihat Sooji memakai pakaian hitam. Bukan pakaian pramugari yang kita lihat?" Myungsoo mengangguk pelan.

"Isanghae" Myungsoo mengangguk lagi.

"Kita harus mencari tahu Myungsoo-ah"

"Tapi, aku tidak ingin tahu. Minho-ah" sahut Myungsoo pelan lalu mengedarkan pandangannya kearah kanan meja tempat kerjanya. Terlihat sebuah Foto dua anak berpasangan yang memakai baju Sekolah menengah pertama.

Myungsoo mengambilnya lalu mengusap wajah sang gadis.

"Bogoshippo." Ucap Myungsoo dalam hati.

"Kita harus mencari tahu myungsoo" keukeuh Minho. Namun Myungsoo tidak juga menanggapinya.

"Geurae. Jika kau tidak mau mencari tahu. Aku yang akan mencari tahu" ucap Minho kesal karena Myungsoo benar benar mengabaikannya. Lelaki bermata tajam itu sibuk dengan pikirannya sendiri. Sibuk merindukan kekasihnya yang sudah meninggal tujuh tahun yang lalu itu.

-

Ting tong

Suzy memutar bola matanya ketika mendengar suara bell yang berasal dari pintu luar Apartmentnya.

Tadi pagi Jiyeon. Sekarang siapa lagi? Dumel Suzy dalam hati. Walaupun berat hati, Suzy tetap melangkah kearah pintu utama apartmentnya dan membukaan pintu.

"Ja jang" seru lelaki berambut belah tengah dengan warna blonde. Lelaki itu merengtangkan tangannya juga terlihat sebuah koper berwarna ungu disamping kanannya. Suzy mengerutkan keningnya.

"Nuguseyo?" Tanya dengan wajah datar.

"Kau lupa padaku?" Lelaki itu terlihat kecewa. Namun Suzy masih mengerutkan keningnya.

"Nam Taehyun" senyum Suzy langsung mengembang ketika mendengar nama itu.

"Taehyun-ah." Pekik Suzy lalu memeluk lelaki bernama Taehyun itu dengan erat.

"Hm geundae? Mwoya neongoya?" Tanya Suzy ketika tersadar Taehyun datang dengan koper ungu besarnya.

"Aku didepak." Jawab Taehyun lalu masuk keapartment Suzy dengan tidak tahu dirinya.

"Lalu? Kenapa kau masuk kedalam Apartmentku?"

"Kau tidak kasihan padaku? Aku didepak sajangnim, liburanku diperpendek..."

"Geureso?"

"Aku tidak punya tempat tinggal" sambung Taehyun sambil mengeluarkan puppy eyesnya.

"Apartmentku bukan tempat penampungan. Silahkan keluar. Pintu keluarnya disebelah sana. Gamsahaminida"

"Bae Suzy!!"

"Mwo mwo mwo?"

"Terima aku?"

"Shireo!"

"Suzy-ah. Neo jinjja yeppo"

"Aku memang cantik."

"Ayolah. Kita belajar lagi eoh?"

"Aku bahkan lebih pintar darimu." Taehyun memutar bola matanya.

"Suzy-ah. Ayolah"

"Apartmentku kecil. Sewa saja apartment sebelah."

"Shireo. Apartment disini mahal."

"Ya! Mintalah dengan sajangnim"
"Sajangnim Tidak mau memberiku sebuah apartment."

"Itu karena kau meminta penthouse. Bukan sebuah apartment."

"Penthouse itu enak. Hanya ada kita. Tidak ada orang lain." Aku Taehyun.

"Kau berkata kau pintar. Cobalah berpikir. Mintalah apartment mewah seperti milikku ini. Hanya ada dua apartment disatu lantai."

"Wuahh daebak. Itu seperti penthouse"

"Makanya. Berpikirlah. Gunakan otakmu yang katanya pintar itu"

"Omo" ucap seorang wanita. Lalu menghampiri Taehyun.

"Park Jiyeon" seru Taehyun lalu mereka berpelukkan.

"Bogoshippo." Ucap keduanya masih pelukkan lalu berputar putar seperti teletubbies. Melihat adegan itu Suzy memutar kefua bola matanya.

"Pergi dari Apartmentku!" Pekik Suzy menghentikan adegan peluk memeluk Jiyeon dan Taehyun.

"Ahh matta. Kita ada tugas lagi."

"Aigoo. Aku baru saja sampai dari Singapore." Keluh Taehyun lalu mendudukkan dirinya disofa putih milik Suzy.

"Ahh sajangnim jinjja." Keluh Suzy yang juga duduk disamping Taehyun

"Kasus ini tentang penculikan." Ucap Jiyeon lalu membuka Tabletnya. Lalu memberikan tabletnya kepada Suzy, Taehyun juga melihat Tablet itu.

"Putri seorang pejabat diculik? Meminta tebusan satu miliyar won?" Ucap Taehyun yang memahami isi Tablet itu.

"Aigoo. Kasus penculikan pasti ada pistol lagi." Keluh Suzy lagi.

"Wae? Bukannya kau sudah belajar memegang senjata?"

"Ani... aku tidak suka tangan cantikku ini memegang benda tajam seperti senjata api itu." Jiyeon hanya menyimak keluh kesah Suzy begitu juga Taehyun.

"Tangan cantikku juga. Seharusnya tangan cantik kita ini dimanjakan disalon salon. Tapi pekerjaan kita ini membuat tangan kita tak merasakan hal indah itu." Sahut Jiyeon.

"Majja" timpal Suzy Taehyun hanya mendesis mendengar keluh kesah kedua sahabat itu.

"Dimana para polisi dan dektetif ketika para masyarakat membutuhkan mereka?" Tanya Suzy heran.

"Jika mereka cepat bertindak. Maka kita tidak mempunyai pekerjaan Bae Suzy" jawab Taehyun Suzy hanya memutar kedua bola matanya.

-

"Putri tuan Jang diculik?" Myungsoo mengangguk pelan

"Aigoo. Sicantik diculik. Ayo kita selamatkan"

"Itu memang tugas kita pabo" sahut Myungsoo mulai kesal dengan tingkah Minho.

"Hehe. Kajja Myungsoo-ah" sahut Minho sambil menarik tangan Myungsoo dan meninggalkan ruangan juga Kantor merek.

Saatnya mencari komplotan penculik itu.

Tbc

KARENA AKU LAGI ULANG TAHUN JADI AKU POST SEKARANG, ANGGAP AJA INI HADIAH UNTUK KALIAN, SEMOGA SUKA HAPPY READING.

JANGAN PANGGIL AKU THOR ATO MIN. AKU BUKAN PENULIS PANGGIL NAMAKU AJA; MERI.

TERIMAKASIH BANYAK! ^^













Who You ? (TIDAK DILANJUTKAN)Where stories live. Discover now