"Hmm Kim sajangnim. Bisakah hanya kita saja diruanganmu?" Tanya Suzy membuat langkah pria tua itu terhenti lalu memutar tubuhnya kearah Suzy.

"Waeyo?"

"Aku memiliki Phobia. Phobia ditatap banyak orang. Seperti ini, Scopophobia." Jelas Suzy membuat para pengawal tuan kim menatapnya tak percaya. Suzy memulai aktingnya, Berekspresi seolah olah tidak nyaman dengan tatapan itu.

"Jeongmall jwosonghaminida sajangnim. Suzy benar benar memiliki Phobia itu." Sahut Jiyeon yang berusaha menutupi Suzy dengan punggungnya.

"Great. Park Jiyeon" ucap Suzy dalam hati 

"All right. Ayo masuk keruanganku tanpa para pengawalku." Sahut tuan kim lalu memberi kode pada anak buahnya bahwa ia akan baik baik saja.

"Dasar pak tua bodoh" maki Suzy dengan senyum kemenangan yang terlihat samar.

"Kajja." Ajaknya lalu masuklah Suzy dan Jiyeon kedalam ruangan tuan kim.

Jiyeon yang masuk terakhir menutup pintu dan menguncinya tanpa diketahui tuan kim. Dam dengan cepat membalikan tubuhnya lalu berdiri sejajar dengan Suzy.

"Silahkan duduk." Tawar tuan kim yang mulai duduk dikursi tamunya.

"Gamsahaminida." Sahut keduanya kompak lalu duduk dikursi berwarna coklat itu.

"Bagaimana pesananku?" Tanya tuan kim sambil tersenyum licik.

Suzy mulai membuka koper yang dibawanya, lalu mengeluarkan isinya.

"Ini senjata pesanan anda" Suzy mula menjelaskan.

"Remington dari Amerika, SS-2 dari Indonesia dan SIG SG 550 dari Switzerland" senyuman puas terpampang nyata di wajah tuan kim.

"Pembayarannya sudah kami kirimkan" Jiyeon mengangguk pelan lalu Jiyeon mengambil Pistolnya mendekatkan ujungnya di kepala tuan kim  sambil menarik pelatuknya.

"Kau kira kami tidak tahu apa yang akan kau lakukan dengan senjata berbahaya itu?" Tanya Jiyeon dengan nada sinis.

"Ige mwoya?!" Sahut tuan kim marah.

"Siapa lagi yang akan kau bunuh? Keluarga Jang? Keluar Han? Atau keluarga Nam? Yang merupakan keluargamu sendiri?" Sela Suzy sambil mengelus pistol yang ia pegang. Salah satu pistol yang berada di kopernya tadi tentu saja.

"Neo dangsin nuguya?"

"Tidak perlu tahu siapa kami, tuan."

"Kami disini hanya ingin membantu para penegak hukum yang lambat itu untuk membunuhmu. Karena hukuman mati sangat pantas untukmu. Kim sajangnim, ah aniya. Ahn Jae Gil-ssi"

"Beraninya..."

"Kami memang berani. Jika kami takut, maka kami tidak akan pernah berada disituasi seperti ini" sela Suzy dengan nada sinis.

"Ucapkan selamat tinggal pada dunia ini. Ah kau mau selfie dulu sebelum mati?" Tawar Jiyeon.

"Ahh sepertinya tidak ya? Yasudah. Say goodbye to World"

Dor


Peluru Jiyeon masuk kedalam kepala tuan kim. Hingga beberapa detik, pria paruh baya itu tak sadarkan diri. Peluru itu berhasil masuk kedalam sela sela otaknya.

Tak lama terdengan suara gedoran pintu dari luar hingga gobrakan.

Suzy menutup kopernya dan menarik zippernya dengan cepat. Ketika pintu itu berhasil dibuka. Suzy mengarahkan pistolnya kearah para pengawal tuan kim.


Dor dor dor dor



Satu persatu pengawal itu pingsan karena efek bius yang mengenai tubuh mereka. Dengan cepat Jiyeon dan Suzy keluar dari ruangan itu. Tanpa diketahui orang orang yang tengah asyik berjudi. Beruntung sekali ruangan hingga lorong itu kedap suara. Jadi para pengunjung tidak akan tahu apa yang terjadi disana.

"Ahh. Himdero." Ucap Suzy ketika sudah masuk kedalam mobil.

"Aigoo. Aku kira akan susah. Ternyata tidak." Sahut Jiyeon yang mulai menginjak pedal gas meninggalkan bangunan mewah dihadapannya.

"Kerja yang bagus Bae Suzy. Selalu tidak mengecewakan" puji Jiyeon.

"Terserah apa katamu. Aku ingin tidur" sahut Suzy dengan wajah lelah sambil menurunkan jok mobil menjadi sedikit lebih rendah.

"Arraso. Tidurlah. Mianhae karena membuatmu lelah hari ini. Jalga"



Tbc
















Who You ? (TIDAK DILANJUTKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang