#0.5 [OC POV]

547 55 20
                                    

Play Video for Background Music ⬆️
or
Play Music for Background Music 🎶 ➡️

--

"12 Desember..."

"Ada apa dengan 12 Desember?"

Aku menggeleng pelan. "Aniyo..." Hanya saja hari ini Harabeoji sedang berulang tahun. Tetapi aku malah melarikan diri.

Seungcheol meraih tanganku dan memasukkannya ke dalam kantung jaketnya. "Hangat?"

"Eung." Nyaman sekali.

"Yeseul-ah."

"Hmm?"

"Mau sampai kapan kau bersamaku?"

Pertanyaannya membuatku menatapnya bingung. "Maksudmu?"

"Maksudku, sudah setahun ini kita selalu bersama. Aku jadi berpikir sampai kapan kau akan terus begini bersamaku. Kau tahu betapa kita berdua orang yang begitu berbeda."

Entah mengapa, Seungcheol seolah-olah berkata bahwa dia sudah cukup bosan bersamaku. Aku merasa seperti akan diusir. Aku tidak mau pergi.

"Uri Yeseul..." Panggilnya sambil mengelus pipiku lembut. "Kenapa kau jadi diam?"

"Ah..." Aku menunduk dalam. "Apa kau mau mengusirku?"

"Ya! Babo-ya!" Eh?

Seungcheol menggenggam kedua pipiku dengan begitu erat. "Bakpao, pipi bakpao..."

"Mwoyaaa?"

Cup! Pipiku sontak memanas begitu Seungcheol tiba-tiba mengecup bibirku.

"Aigoo, pipi bakpaonya memerah kini!"

"Yaaaaaaa!"

Seungcheol terkekeh pelan lalu mengambil kedua tanganku. Ia menempelkan kedua tanganku pada pipinya. Matanya yang begitu bulat menatapku dengan tatapan yang selalu berhasil membuatku luluh padanya.

"Yeseul-ah, mau-kah kau menikah denganku?"

Eh?

"Kang Yeseul, uri Kang Yeseul, mau-kah kau hidup dengan aku yang sederhana ini?"

Tanpa berpikir panjang, aku segera memeluknya erat. Di dalam pelukannya yang begitu hangat, aku mengangguk pelan.

Tentu saja. Tentu saja aku mau menikah denganmu.

--

Di tengah hamparan salju, aku dan Seungcheol berbaring sambil menengadahkan kedua tangan kami ke langit. Cahaya putih musim dingin membuat cincin yang melekat di jari manisku berkilau manis. Yeppeuda.

Ku rasakan tangan Seungcheol yang menarik ku ke dalam pelukannya. Wangi khas chamomile yang menempel pada kaos Seungcheol menyeruak masuk ke dalam hidungku, membuatku semakin ingin menenggelamkan diriku ke dalam pelukannya. Kenyamanan ini. Hanya milik Seungcheol. Suamiku Choi Seungcheol.

"Mulai sekarang kau mau ku panggil apa?"tanyanya.

"Hmm...apa ya...?"

"Apaaa?"

"Bakpao."

"Mwo? Bakpao?"

"Eung!" Aku menarik wajahku hingga mampu menatap matanya. "Bakpao. Biar tidak tertukar. Biar aku tahu kalau seorang Choi Seungcheol yang sedang memanggilku."

"Hahaha... Neee. Araseo, uri bakpao!"

Aku ikut tertawa bersamanya.

"Kalau kau? Mau ku panggil apa?"

Finding Our Strings [SCOUPS IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang