On Fire

4.2K 200 13
                                    

Sialan. Apa yang dia lakukan dikamarku dengan seringaian iblis itu? Dan bagaimana dia bisa masuk setelah aku kunci seluruh pintu dan jendela? Oh Lord, jangan-jangan dia memang betul-betul titisan iblis!

"Merindukanku, babe?" Ucapnya, membuatku memutar bola mataku jengah -hal yang paling dia benci.

Aku melewatinya seakan dia adalah makhluk astral yang tak kasat mata. Biarlah, siapa dia berani melakukan ini padaku?

Tunggu, ada yang aneh dari penampilannya. Mengapa dia memakai piyama biru khas pasien rumah sakit? Ku kira, dia memang melarikan diri dari rumah sakit jiwa. Great!

"Tidakkah kau ingin tau kenapa aku bisa berada disini?" Tanyanya dengan suara serak yang menggoda.

"Please, I need your help, docter! Aku perlu diperiksa. Dengar, detak jantungku berdebar sangat cepat saat kau disampingku. Tidakkah kau merasakan sesuatu dibawah sini juga menegang hanya karna melihatmu?" Lanjutnya sambil menggenggam paksa tanganku dan mengarahkan ke dadanya dan berakhir didaerah antara selangkangnya.

Aku merona. Bajingan sialan!

"Just shut your fucking mouth, bastard! Kenapa kau selalu membuatku kesal, Digo?" Sudahlah, aku tak bisa menahan buncahan amarah ini. Ku lepaskan tanganku darinya dan perlahan menjauh.

"Ouch, aku suka mulut tajammu. Tapi aku jauh lebih suka jika mulut tajammu itu bekerja memanjakan juniorku. Lebih bermanfaat" seringai itu, aku membencinya!

Dia benar-benar gila. Oh Tuhan, mengapa Engkau menciptakan adonis penuh pesona ini dengan otak yang kotor? Membuatku megap-megap tak karuan antara marah dan gairah demi mendengar penuturannya.

"Dammit! Just leave me alone and shut up, Mr. dirty mouth! Apa yang kau lakukan dikamarku dengan baju itu? Apa kau sudah tak waras?" Aku tersengal kesal, seharusnya dia pergi ke rumah sakit dengan baju pasien itu. Bukan malah datang kesini dan merusak moodku yang memang sudah rusak sebelumnya.

"Hebat sekali, mengapa ada dokter bermulut tajam sepertimu? Aku pikir, pasienmu akan mendapatkan serangan jantung jika mendengar umpatanmu. Come on, Sisi. Be nice to me" ucapnya pelan namun tajam dengan langkah semakin mendekatiku.

"Just answer my question! Apa yang kau lakukan disini, ini daerah kekuasaanku!"

Otak bebalnya memang perlu disekolahkan lagi. Dan aku mulai waswas dengan pergerakannya.

Dia mulai mendekat dan membuatku sedikit ketakutan. Wajar jika aku terus melangkah mundur menghindarinya.

"Aku disini untuk meminta tanggung jawabmu. I'm so sick of this drama. And you know what? Kau hanya perlu mengobati kesakitanku"

"Tidak usah bertele-tele. Apa maksudmu, Digo?"

Suara sialan, mengapa harus bergetar dan menandakan ketakutanku? Huh, membuat sibrengsek Digo itu besar kepala dan merasa menang saja.

Lihatlah, dia makin mendekat dan membuat aroma memabukkannya menyibak dihidung runcingku. Ada apa dengan tubuhku? Tolak dia!

Oh, dan terkutuklah dinding dibelakangku ini sehingga mematahkan pergerakanku. Dia menghimpitku ditembok dengan tatapan yang sudah kukenali, tatapan singa lapar.

"Aku sudah memimpikan ini, kau tahu. Kau, dengan jas putih dokter mu yang sialan sexy ini. Dan aku, dengan baju pasien ini. So, kita akan bermain dokter-dokteran. Apa kau sudah siap, dokter manisku?"

Shit! Mengapa aku basah hanya demi mendengar kata-kata kotornya? Ku rasa aku sudah mulai tak waras seperti dirinya.

Parahnya, otakku meneriakkan penolakan, sedangkan tubuhku malah mendamba sentuhannya. Dewi gengsiku kemudian mengambil alih semuanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kepingan KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang