Babysitter in Crush - Part 2

3.2K 197 21
                                    

“Beruang madu, tolongin aku naik ke atas dong, keram nih kaki, aw!” teriak Amar sambil mengaduh ditepi kolam.

“hah? Kamu pasti bohong. Mau ngerjain aku, kan? Gak mempan!”

“ini beneran! Cepetan tolongin aku, kalo aku mati tenggelam dikolam ini, aku akan gentayangin kamu!”

“ish awas kalo bohong, aku yang gentayangin kamu!” putus Risa sambil menghampiri Amar ketepi kolam dan mengulurkan tangannya. Tapi yang terjadi adalah...

BYUR!

“BISON! Kamu bilang keram tapi malah narik aku! Aku kan jadi basah gini, ish! Awas ya!” teriak Risa kesetanan, pasalnya Amar benar-benar membohonginya dan malah menariknya kedalam kolam renang.

Amar tertawa dan merasa puas, akhirnya mereka kejar-kejaran dikolam renang. Setelah Risa bisa mencapai Amar dia segera menarik Amar dan mencubiti pipinya.

“Nih rasain! Bison liar tukang perintah! Haha, satu sama!”

Ketika akhirnya sepasang mata mereka saling bertemu, Amar menyadari jika gadis mungil bermata coklat madu yang indah ini memang selalu menarik perhatiannya. Kenapa? Karna setiap kali melihat binar di mata indahnya, ia merasa alunan biola terdengar ditelinganya dan yang ia lihat hanyalah dirinya dan Risa yang berdiri dimuka bumi ini, seperti saat ini. Ungkapan yang cocok adalah dunia serasa milik berdua, yang lain cuma angin.

Amar makin terpaku dengan debaran jantung yang abnormal ketika pandangan matanya bergeser sedikit kebawah. Kaos putih polos Risa yang basah mencetak jelas warna branya yang merah menyala. Ia meneguk salivanya, membasahi kerongkongannya yang kering, sepertinya butuh vitamin C –vitamin Cium.

Ketika Risa menyadari arah tatapan Amar, ia secara refleks ikut memperhatikan kaosnya yang demi Tuhan memperhatikan warna branya. Double shit! Ia sangat malu sekaligus kesal. Hilang sudah suasana manis tadi ketika mereka saling bertatapan.

“hey aku tau apa yang kamu lihat bison mesum! Berhenti memandangi dadaku dengan mata hampir melotot seperti itu! Pervent boy!” omel Risa sambil menyilangkan kedua tangan di dadanya, kemudian berenang dengan kesetanan meninggalkan Amar yang tertawa sumbang dibelakangnya.

***

Hari-hari Risa yang biasa kini mulai berbeda ketika menjalankan tugasnya. Amar selalu saja mengerjainya dan memerintahkan ini itu padanya. Seperti saat ini, Risa sedang membereskan kamar Amar yang sialan berantakan.

Sebenarnya jadwal membereskan kamar bison liar itu adalah pagi hari, namun Risa tidak sempat karna kesiangan bangun dan hampir telat ke sekolah. Ia baru sempat membereskannya jam 9 malam  ini setelah beres mengerjakan tugas sekolahnya dan tambahan tugas sekolah Amar.

Ia tidak bisa meminta tolong pada Mbak Narti karna Amar memerintahkan Mbak Narti untuk tidak mengurusi keperluan atau sesuatu yang berhubungan dengannya selain memasak dan membereskan rumahya, kecuali teritorial kekuasaanya, seperti kamarnya ini.

“Sial, cowok itu sialan jorok sekali. Bungkus snack dimana-mana dan Ya Tuhan, susu tumpah dibiarkan menggenang dimeja. Pantas saja banyak semut. Aku harus mulai membersihkan dari mana? Kamar ini benar-benar berantakan, mirip otaknya.” Omel Risa sambil memunguti baju-baju beserta boxer yang berserakan dilantai.

“sudah diperintahkan untuk meletakan kaos-kaos kotor ini dikeranjang cucian, tapi tetap saja jorok seperti ini. Otaknya ditaruh dimana, sih? Tiap malam kabur-kaburan, gak tau apa kalau aku cape ngerjain tugas-tugas sekolahan dia? Dan kenapa sih Tante Rose dan Om Ridwan malah asyik-asyikan honeymoon seminggu ini? Aku kan cape menghadapi perangai buruk si Amaradul itu! Kapan sih mereka pulang?!”

Kepingan KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang