XXIV - BONUS PART

Mulai dari awal
                                    

Percaya atau tidak, setelah beberapa hari aku pulang dari Korea Selatan. Ternyata, kedua orang tua paman Ken sudah tinggal lama di dalam rumah paman Ken. Mereka menyambutku begitu hangat, mereka berdua bahkan tidak ada henti-hentinya memohon maaf atas semua perlakuan bodoh paman Ken dahulu kepadaku.

Jika mengingat masa lalu pasti ada rasa sakit yang masih tersisa di hatiku. Ketika paman Ken meninggalkanku dan mengecewakanku, itu masih terngiang di dalam otakku terlebih lagi di dalam hatiku.

Tapi seberapa besar juga aku menaruh dendam padanya, membencinya, bahkan mencoba menghilangkan ia dari hatiku. Aku tak sanggup melakukannya.

Melakukan semua itu sama saja seperti melukai diriku sendiri. Bukannya bertambah sembuh, luka itu semakin membuka lebar di hatiku.

Maka dari itu, kuputuskan untuk memaafkannya. Memang tak mudah memaafkan kesalahan orang yang telah merusak bahkan melukai hayi kita. Tapi percayalah, hanya dengan memaafkan saja, seluruh rasa beban yang selama ini aku derita akan terangkat dengan mudahnya. Bukan karena aku bodoh, hanya saja aku lebih memilih hidup bahagia daripada harus hidup sok tegar namun begitu sedih dan hancur di dalamnya.

Paman Ken menggenggam tanganku dengan erat, lalu mengangkat tangan kiriku dan mencium jari manisku yang sudah mengenakan benda manis yang melingkar disana sebagai simbol pernikahan kami.

Dia tersenyum kepadaku, lalu mendekatkan tubuhku untuk menyatu ke dalam dekapannya. Pandangan kami berdua kini begitu dekat, membuat degub jantungku mulai tak karuan.

"Terima kasih karena kamu sudah menerimaku sebagai suamimu lagi Stella," ujarnya lirih begitu lekat. "Aku tidak tahu kata-kata yang baik itu seperti apa. But, I always and forever for my whole life until I die I'll cherish you. I love you, Stella," lanjutnya penuh dengan keseriusan. Aura paman Ken yang sekarang benar-benar terlihat seperti pria yang menjadikan aku satu-satunya ratu di singgasana hatinya.

Mendengar ucapan itu seketika membuatku terharu. Air mata bahagia keluar begitu saja dari kedua sudut mataku. Tidak perlu kata-kata romantis yang mendayu-dayu seperti puisi. Ini sudah cukup untukku.

Cintanya kini semua untukku. Bahkan seluruh tubuh dan jiwanya sekarang menjadi milikku seorang.

Tangan kanannya menangkup sebelah pipiku, lalu perlahan namun pasti ia mengecup bibirku dengan lembut. Bukan ciuman yang penuh nafsu, tapi sebuah ciuman yang meneduhkan, membuatku aman di dalam kuasanya. Beberapa menit kemudian dia melepaskan ciuman kami. Dan terakhir ia tersenyum lebar kearahku serta memelukku begitu erat.

Acara sakral tadi berubah menjadi pesta musik dansa dan acara makan-makan bersama. Berbeda dengan pernikahan pertama kami, sekarang pernikahan kami tidak ada satupun wartawan yang datang meliput kami. Memang pernikahanku kali ini dilakukan secara diam-diam, jadi wajar saja bila banyak orang yang tidak tahu-menahu mengenai hal ini.

Paman Ken juga kini sibuk membangun sebuah perusahaan terbesar alat musik di dunia yang berlabel nama 'SEllo'.

"Selamat atas pernikahan kalian berdua." Salah satu sahabat paman Ken berkata ramah pada kami berdua. Pria misterius yang wajahnya selalu dihiasi kacamata berminus tebal. Tidak salah lagi, itu Daichi.

"Akhirnya kamu sadar juga Ken." Kali ini Honda berkata begitu lega melihat pernikahan kami. Ia sedikit menyindir paman Ken. Aku hanya terkikik geli mendengar kata-katanya barusan. Sedangkan paman Ken, ia hanya diam dan tak menggubris ucapan sang leader band-nya.

"Aku ikut senang kalian berdua rujuk kembali." Mata Souta berbinar-binar saat menatap kami berdua dengan lekat. Souta langsung memelukku dengan erat, dan tanpa diduga, paman Ken langsung memukul kepala Souta dengan cukup keras hingga membuat pria berwajah imut itu merintih kesakitan. "Jangan sentuh milikku! Bukankah kamu sudah memiliki Wizzy?" Bentak paman Ken tak terima pada Souta.

Marriage Season (Dirty!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang