IX - The Game

82.8K 1.6K 81
                                    

~Ken Candellar

Kubasuh wajahku menggunakan air dingin di washtafel kamar mandi. Kupandangi wajahku dari pantulan cermin kaca di dinding, tetesan-tetesan air mulai menuruni setiap lekukan wajahku.

Statusku sekarang berubah menjadi suami, bukan lagi Ken Candellar yang dikenal sebagai pria single dan bebas.

Sungguh, aku tak pernah membayangkan akan menikah sebelumnya, karena dulu aku pernah berjanji untuk menjadi pria lajang seumur hidup. Namun nyatanya, Tuhan berkehendak lain, aku sudah menikah sekarang, memiliki Stella sebagai istriku.

Walau pernikahan kami hanya berlandasan kontrak dan balas budi saja, namun itu tak masalah bagiku.

Kuambil sebuah handuk kecil yang tergantung di dinding lalu mengeringkan wajahku hingga tetesan air tersebut menghilang.

Aku masih mengenakan pakaian yang sama saat pesta pernikahanku tadi, hanya saja dasi dan jasnya sudah terlepas.

Selesai membersihkan wajahku, aku beranjak meninggalkan kamar mandi dengan handuk kecil yang masih melingkar di leherku. Bersamaan dengan keluarnya diriku di dalam kamar mandi, kedua mataku mendapat pemandangan yang cukup mengejutkan. Di dalam kamarku, ada seseorang yang sedang berdiri di samping ranjang, posisi tubuhnya membelakangiku. Dan sekali melihatnya, aku dapat mengenalnya bahwa dia adalah Stella.

Sama sepertiku, dia masih mengenakan gaun pernikahannya yang menurutku sangat berat.

Jujur saja, hari ini gadis itu terlihat sangat luar biasa cantiknya. Entah itu karena efek make-up, atau gaun putih yang sangat pas melekat di tubuhnya, aku juga tidak tau.

Tatapanku selalu tertuju pada dirinya, diam-diam aku mengagumi kecantikan dan keindahan tubuhnya yang seperti seorang malaikat tanpa sayap yang di kirimkan Tuhan untukku.

Soal pesta tadi yang sempat ricuh akibat datangnya tamu tak di undang, sebelumnya aku sudah menduga jika Aoi Haruka, wanita sialan itu akan nekat datang ke pesta pernikahanku dan berniat menghancurkan hari berbahagia ini.

Karena itu, aku sudah menyiapkan sebuah rencana untuk wanita gila itu. Memperbolehkan Aoi masuk di dalam pestaku, sudah termasuk salah satu daftar rencanaku.

Wanita itu berjalan dengan langkah yang pasti, tak ada sama sekali raut wajah yang ketakutan atau malu sedikitpun. Aku akui, dia wanita yang pantang menyerah. Lebih tepatnya, tidak tau diri.

Tepat hari itu, baru pertama kali aku melihatnya sejak 3 bulan lamanya kami berpisah. Aoi sama sekali tak berubah.

Wajahnya masih cantik, tubuhnya berlekuk menggiurkan, bibirnya masih sangat sexy sama persis saat terakhir kali aku mencumbunya. Sinar matanya juga masih terlihat sama, ia menatapku seakan ingin memakanku bulat-bulat, dalam artian ingin bergulat manja di atas ranjang hingga terik matahari menyingsing.

******

"Long time no see, babe. Aku tidak tau kamu akan menikah Ken," ucapnya setelah berdiri tepat dihadapan aku dan Stella. "Kamu bahkan tak mengundangku kemari," ujarnya lagi, sembari bernada sexy yang dibuat-buat. Aoi bahkan sedikit menggigit kecil bibir bawahnya untuk menggodaku.

Reaksinya membuatku jengah, jika saja aku Ken Candellar yang dahulu, maka sekarang sudah kugantikan bibirnya dengan bibirku, lalu menggigit daging kenyal itu dengan panas.

Dan tentu saja sekarang sudah berubah. Melihatnya yang seperti cacing kepanasan membuatku sangat jijik.

"Jadi ini istrimu?" tanya Aoi, berganti menatap Stella dengan lekat.

Melihat tatapan yang ia berikan pada Stella, aku sangat tau jika ia sedang memberikan score nilai pada istriku.

Oh.. shit!

Marriage Season (Dirty!!)Where stories live. Discover now