- 08 -

5.6K 637 38
                                    

Ting... nong...

Bunyi bel yang memecah keheningan apartemen Mingyu membuat Juyeon yang sedang memasak di dapur menoleh ke arah pintu masuk.

Ting... nong...

Lalu dengan cepat ia mematikan kompor dan melepas celemeknya sebelum menggantungnya di tempat biasa. Setelah merapikan sedikit penampilannya, Juyeon langsung saja berjalan menuju pintu masuk.

Namun ketika ia melewati kamar Mingyu, sebuah tangan yang lebih besar memegangi pergelangan tangan kecilnya. Membuat langkahnya tertahan secara tiba-tiba.

Juyeon refleks menoleh, dan mendapati Mingyu dengan kemeja seragam putih yang lengannya ia gulung hingga siku. Mengusap rambutnya yang masih setengah basah dengan handuk berwarna biru muda kecil sambil menatapnya penuh tanya.

Andai saja Juyeon termasuk dalam perkumpulan penggemar setia Kim Mingyu seperti gadis-gadis di sekolahnya, pasti ia akan berfikir betapa menggoda dan tampannya Mingyu sekarang.

"Mau kemana?"

Suara berat Mingyu memecah keheningan yang sempat tercipta. Membawa Juyeon sadar dan kembali pada dunia nyata.

"Membukakan pintu. Sepertinya ada yang datang."

Kening Mingyu berkerut. "Memangnya orang aneh mana yang mau bertamu sepagi ini ke apartemen dengan penghuni sepertiku? Kau pasti salah--"

Ting... nong... ting ting nong...

Dan suara bel kembali berbunyi. Membuat kata-kata Mingyu terputus, dan secara bersamaan ia dan Juyeon menoleh ke arah pintu masuk.

"Aku tidak salah dengar, 'kan?" Juyeon menatap Mingyu yang kini juga menatapnya. "Kalau begitu--"

"Biar aku saja yang membuka pintu," Mingyu kembali menahan tangan Juyeon yang sempat hendak melangkah.

Kali ini gantian Juyeon yang mengerutkan keningnya dan menatap Mingyu penuh tanya.

"Yang menekan bel itu bisa appa, eomma, atau siapa saja. Apa yang akan mereka pikirkan jika mengetahui bahwa aku tinggal bersamamu? Aku tak mau disuruh bertanggung jawab karena dituduh yang macam-macam."

Juyeon terdiam sebentar sebelum menganggukkan kepalanya. "Kau benar."

"Kau tunggu di dapur," suruhnya.

Juyeon hanya mengangguk sebagai tanda menuruti suruhan Mingyu.

Mingyu menghembuskan nafasnya. Lalu setelah memastikan Juyeon sudah pergi ke dapur, ia berjalan santai menuju pintu apartemennya dan membukanya.

"Ada keperluan apa kau kesini, hyung?" tanyanya begitu pintu dibuka. Suara rendahnya mengalun pelan.

Dugaannya benar, yang datang ke apartemennya adalah Wonwoo. Mengenal lelaki itu hampir sepuluh tahun membuat Mingyu hapal semua tentang Wonwoo, termasuk caranya menekan bel.

Wonwoo tak menjawab. Hanya memandangi Mingyu yang kini melipat tangannya didada.

"Ada perluan apa kau kesini? Kau tak lupa hari ini kita harus sekolah, 'kan?"

Wonwoo mengangkat kedua alisnya sambil menghembuskan nafas berat. "Seharian kemarin, aku menemaninya di rumah sakit."

Bahu Mingyu sempat menegang sesaat ketika mendengar ucapan Wonwoo. Tapi untungnya, itu lepas dari pandangan Wonwoo.

"Aku tak bertanya soal dimana kau kemarin, hyung. Lagipula itu bukan urusanku--"

"Kupikir aku sedang tak enak badan sekarang..."

My Masternim ✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz