7. Menemani Oliver

Mulai dari awal
                                    

"Ya makanya kamu cepat nikah, Ren!" Celetuk Reza menggoda adiknya.

"Ih apaan sih Kak Reza!" Karen mendengus sebal mendengar godaan kakanya terus-terusan.

"Haha. Makanya kamu cepat nikah terus bikin baby, biar anak kakak ada temannya.." Reza semakin menggoda adiknya. Ia gemas melihat wajah Karen yang mengerucutkan bibirnya.

"Kakak apaan sih!" Karen melemparkan bantal sofa ke arah kakaknya. Pipinya terasa panas mndengar kata 'nikah' dan 'baby'

"Aduh.." Reza mengaduh karena wajahnya kena lemparan bantal Karen. Hesty terkekeh melihat wajah kesakitan suaminya.

"Oh ya, kakak belum kenal sama calon suami kamu. Kenalin ke kakak dong, biar kakak tau karakternya bagaimana dan bisa menjaga kamu" ucap Reza mengingat adiknya ini sudah dijodohkan, tetapi ia belum pernah bertemu calon suami Karen.

"Kapan-kapan aja ya, kak!" Sahut Karen.

"Tapi kamu janji lho sama kakak! Pokonya kakak harus ketemu sama calon adik ipar kakak" ucap Reza.

"Iya bawel" sahut Karen datar. Reza mencubit hidung Karen dengan gemas. Mama dan Hesty senang melihat keakraban kakak beradik ini yang selalu buat suasana menjadi ceria.

**

Tiba saatnya pada hari pesta pernikahan klien Oliver. Oliver harus memberi tahu dulu pada Karen, supaya ia berdandan yang cantik.

Oliver lalu menghubungi Karen lewat telepon. Akhir-akhir ini pikirannya selalu tertuju pada Karen. Tidak melihat atau mendengar suara Karen aja, ia sudah kangen duluan.

"My Sweetheart is calling..."

"Halo, sayang.."

"Halo, tumben kamu nelepon"

"Emangnya gak boleh aku telepon calon istri aku sendiri?"

"Gak usah gombal deh. Ada apa nelepon aku?"

"Haha iya, sayang. Hmm aku mau ajak kamu ke pesta pernikahan klien aku nanti malam"

"Hmm aku mesti ikut?"

"Yaiyalah, sayang. Kamu temenin aku disana. Please ikut ya"

"Hmm gimana ya?"

"Tinggal bilang 'iya sayang' gitu"

"Aduh aku mendadak mual mual kalau nyebut kamu kayak gitu.."

"Aku belum apa-apain kamu lho, kamu udah mual mual aja. Aku siap tanggung jawab kok, sayang"

"Ih kamu ngomong apaan sih?! Emang aku hamil?!"

"Tadi kamu bilang kamu mual-mual, aku siap tanggung jawab kok"

"Dasar ngawur! Aku gak pernah ngapa-ngapain sama kamu"

"Hahaha nanti aja kalau kita udah resmi, aku mau apa-apain kamu, sayang"

"Oliver! Jijik banget ih!"

My Love CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang