People Dear

91 8 2
                                    


Pipi yang merona merah, rambut layer panjang sebahu yang mengguntai, mata coklat yang terus menerus menatap kagum, senyum dan tawa yang terus mengembang, dan tubuh yang terus menari di bawah derasnya hujan....

"Yeayyyyyy.... hujannnnn, hu... huuuuuuu." teriak bahagia gadis cantik ini, seakan dia sedang mendapatkan sesuatu yang sangat berharga.

"Taniaaaaaaaa.....???" teriak seorang laki-laki gagah yang berdiri di depan teras, dan sedang memanggil-manggil diriku kebingungan.

Sontak aku pun kaget dan langsung menengok ke arah suara itu.

"Kakak....???" dugaku sambil memasang wajah kaget.

"Ya ampun, Tania apa-apaan
ini? Kau bermain hujan lagi ?" tanya dirinya.

Ya...Ya...Ya dia adalah kakak-ku Kevin. Ya, dia memang slalu melarangku untuk hujan-hujanan. Kakak-ku ini sangat menyayangi diriku sekali, begitupun aku. Aku sangat menyayangi diaaa...

"Tania ayo cepat, masuk !!!"
Ujar kakaku itu, sambil menarikku masuk ke dalam rumah.

Di dalam rumah.

"Kakak, kakak ini kenapa? Aku ingin bermain hujan?" rengek ku ingin kembali ke luar lagi.

"Tidak, nanti kau bisa sakit adik-ku sayangggg.... " saut kakak-ku sambil mengeringkan rambutku menggunakan handuk.

"Iya... Iya... baiklah." ucapku

Sejak orang tua kami meninggal, aku hanya hidup dengan kakakku dan beberapa pembantu kami di rumah yang besar dan mewah ini.

"Kakak... Kakak." panggilku sambil turun berlari dari tangga.

"Hati-hati, jgn berlari seperti itu! Ada apa?" ucap kakakku.

"Apakah benar, lusa nanti kita akan pergi ke London?" tanyaku penasaran.

"Dari mana kau tau?" tanya-nya kembali.

"Itu tidak penting. Sekarang jawab, benar atau tidak?" tekanku padanya.

"Iya, itu benar. Ini demi dirimu. Jadi bersiap-lah!" jawab kakakku.

"Baiklah kakak, aku sayang kakak." ucapku bahagia sambil mencium pipinya dan kembali ke atas.

Dan dia hanya tersenyum dengan wajah sedih, yang penuh dgn harapan.

2 hari kemudian

"Kakak... Kakak, ayo cepat. Kita akan terlambat" ujarku

"Iya, sabarlah sebentar. Nah, ayo sekarang kita berangkat!" sautnya.

Aku pun mengangguk setuju dan sangat senang.

LONDON

"Yeayyyy, londonnnnnnn. I'm coming !!!" teriakku bahagia.

"Tania, ayo !!! Kita harus pergi ke rumah yang sudah aku beli beberapa hari lalu" ujar kakakku

"Tapi kakak aku ingin, berkeliling london dulu. Setelah itu baru aku akan ikut bersama kakak" rengekku.

"Tidak, ayo ikut" ucap kakaku sambil menarik tanganku.

"Baiklah kalo seperti itu, bagaimana jika kakak berikan alamat rumahnya dan aku akan datang nanti" bujuk diriku

"Emmmm, baiklah. Ini alamatnya, ingat kembalilah secepatnya!" ucap kakakku itu.

"Terima Kasih,kak. Kakak sangat baik. Aku menyayangimu." ujarku senang sambil memeluknya lalu pergi.

"Aku juga menyayangimu." saut kakakku, lalu pergi berlalu.

- - - - - - - -

London, kota yang sangat besar dan Indah. Orang-orang yang ramah, baik, penyayang dan juga murah senyum.

"Ahhhhh, auuuuuu." teriakku

"Apakah, kau tidak melihat jalan" ucap pria aneh ini.

"Heyyyy, maaf tuan. Seharusnya kau yang berhati-hati." ucapku ingin berlalu pergi karena tidak ingin ambil pusing.

"Tunggu!!!" ucapnya sia-sia, karena aku sudah hilang dari pandangannya.

- - - - - - - -

"Dasar pria aneh, dia malah menyalahkan ku atas ke salahnnya" celotes ku sambil membersihkan baju ku yang kotor.

"Ada apa ini?" tanya kakakku tiba-tiba.

Dan ternyata aku baru menyadari bahwa aku sudah sampai

"Kakak? tidak apa-apa kak, aku hanya bertemu orang aneh tadi." saut ku.

"Baiklah, lebih baik kau mandi. Aku menunggumu di bawah!" suruh kakakku.

"Iya, kak" ucapku dan berlalu dari hadapannya.

Malam Harinya.

Aku berdiri di atas balkon kamarku yang baru, pemandangan yang sangat Indah sekali. Tapi ada sesuatu yang menyita perhatianku saat ini?
Seorang pria tengah menyatukan kedua tanganya dan memejamkan matanya di depan tuhan. Di balik jendela yang tak tampak jelas itu, aku yakin kalau dia adalah pria yang tadi siang menabrakku.

"Yaa.... Aku sangat yakin dia orangnya." gumamku kecil sambil tersenyum.

Bahkan aku tak menduga ternyata dia adalah tetangga di samping rumahku.

Keesokan Harinya.

"S'lamat pagi kakak." sapaku.

"S'lamat pagi juga, sayang" timbal kakak.

"Kakak, aku ingin pergi keluar hanya untuk sekedar berjalan-jalan." ujarku.

"Tapi kau belum sarapan. Ayo sarapan dulu setelah itu baru kau bisaaa.... " saut kakakku yang terhenti.

"Tidak, tidak usah kak. Lagi pula aku hanya sebentar." sautku lembut.

"Baiklah, cepatlah kembali" pinta kakak.

"Baik kak, sampai jumpa." ucapku ingin pergi sambil mengambil satu buah apel dari meja makan.

"Sampai jumpa." sautnya datar.

- - - - - - - - - -

"S'lamat pagi bu." ujar seseorang.

"S'lamat pagi, sayang." merekahkan seyuman sambil membawa beberapa piring makanan.

"Heyyyy, mana sarapannya. Kau ini lama sekali!!!" ucap seorang wanita paruh baya sambil marah-marah.

"Iyaaaa, sebentar ibu. Nak, ibu harus menyiapkan makanan nenek." ucapnya pergi berlalu.

"Baiklah, bu." saut dirinya.

"Kau ini lama sekali." marah nenek lagi.

"Ibu, tanganku hanya dua. Tidak mungkin aku bisa cepat menyiapkan makanan sebanyak ini untuk kalian semua." ucap ibu itu kesal.

"Jadi sekarang, kau sudah berani melawan ibu mertua mu sendiri? Dasar kau ya.... memang wanita tidak tau diri." ucap nenek itu sambil menghujat menantunya.

"Nenek, sudah!!! Kenapa nenek slalu memarahi ibu setiap waktu? Aku sudah bosan mendengar ini setiap pagi?" Ucap orang ini dengan nada begitu kesal dan langsung pergi keluar rumah.

"Kenapa, setiap pagi slalu begini. Nenek slalu memarahi ibu dan aku slalu memberhentikannya dan jugaaa......, aaaaaaaaah." ringis-nya kesakitan karena sesuatu.

Dan ternyata itu adalahhhh...???
- - - - - - - -
To be continue

Next???
Comment, vote, and follow!!!

HeartbeatWhere stories live. Discover now