Part 13 : Reunited

Mulai dari awal
                                    

Hening.

"Jika aku tinggal di sana jauh lebih beresiko ..." ucapan Lily lebih terdengar seperti sebuah bisikan.

Sarah berhenti. "Apa?"

Lily mendongakkan kepala, matanya yang sendu menatap mata Sarah, walaupun gadis itu bersedih tapi sinar-sinar keteguhan masih terlihat jelas. "Merlin telah tiada, aku sedang mengandung."

Sarah tampaknya sangat terkejut hingga tak bereaksi sedikitpun, Lily tahu sederet pertanyaan telah terbentuk dalam benak saudarinya oleh karena itu ia kembali menjelaskan.

"Sarah, kali ini percayalah padaku, William mencintaimu, sungguh. Semenjak kau meninggalkannya dia tak menatapku seperti yang kau jelaskan dulu. Malah setiap ia bertemu denganku ia selalu mencari tahu mengenai dirimu. Bukan Lily Azalea, tapi Sarah Azalea yang dicari oleh William Frederick Laniana."

Sarah merosot dari tempatnya berpijak, ia menatap Lily dengan tatapan penuh tanda tanya besar.

"Benarkah ...?" tanya Sarah tidak percaya.

Lily mengangguk.

Sarah kembali terfokus pada dirinya. Ekspresi awalnya bingung, kemudian ia tersenyum kecil, beberapa saat setelahnya senyumnya menghilang digantikan rasa cemas. Sekarang ia juga terlihat pucat.

"Jangan katakan padaku kematian Merlin berhubungan dengan William."

Lily terdiam sesaat, "Kuharap bukan."

Sarah terkesiap, ia otomatis menutupi mulut dengan kedua tangannya. "Itu pasti dia, yang kukhawatirkan terjadi."

"Tapi kau mencintainya Rah."

"Tetap saja ...." Sarah menatap perutnya yang sedikit membuncit. "Oh tidak, William tidak boleh menemukanku."

Lily mengelus perutnya, "Begitu juga denganku. Ia tidak akan membiarkan anak Merlin lahir dan menghalangi jalannya. Oleh karena itulah aku kemari."

Sarah bangkit dari kursinya. Ia terlihat sedikit gemetaran. "Kita harus menemukan cara agar William tidak menemukanku ataupun dirimu, dan juga cara bagaimana jika anak kita lahir nantinya ia tidak akan diketahui."

"Anak-anak kita adalah Laniana, bola mata dengan warna ungu adalah warisan untuk keturunan Laniana yang lahir, itu hal mutlak Sarah. Ketika mereka lahir mereka akan memilikinya dan berlaku untuk selamanya."

"Tapi warna mata mereka bisa berganti kan?" tanya Sarah.

Sarah menunduk. "Ya. Tapi apa gunanya hal itu? Walaupun mereka bisa mengendalikan warna mata yang tampil hal itu tidak menjamin keselamatan mereka. Bagaimana jika mereka bertemu Laniana yang lain? Kita tidak mungkin secara terang-terangan memperingatkan anak-anak kita untuk menjauhi keluarga itu, bagaimana jika karena hal itu mereka bertanya-tanya dan kita tidak mempunyai jawabannya? Bagaimana jika karena itu mereka dalam bahaya besar? Atau karena suatu hal seorang Laniana mengetahuinya dan kemudian memberitahu William?" Lily menatap Sarah dengan tatapan putus asa, "Hal itu terlalu beresiko Rah."

Sarah terdiam, air mukanya terlihat datar. Lily tidak bisa menebak apa yang saudarinya pikirkan, namun setelahnya ia bisa. Ketika mata Sarah menyala dengan cara yang tidak asing lagi bagi Lily. Persis ketika saat-saat di mana gadis itu merencanakan hal gila ketika mereka masih remaja.

"Tentu kita bisa Ly," gumamnya lebih terhadap diri sendiri, ia membalas tatapan Lily dengan berbinar-binar, "Kita bisa, ada satu cara."

"Apa?"

Sarah tersenyum berseri-seri, ia mengambil beberapa langkah. "Ayo ikut denganku."

"Aku tidak mengerti."

Sarah menarik tangan Lily hingga ia bangkit dari kursinya. "Ayo, kutunjukkan caranya."

Lily memiringkan kepalanya, seraya tak mengerti dengan ucapan Sarah. Namun ia mengikuti langkah Sarah dengan patuh, melewati lorong-lorong rumah saudarinya.

Ia tiba di sebuah ruang bawah tanah.

"Jadi?" tanya Lily memastikan.

Sarah kembali tersenyum, ia membuka pintu besi yang menjaga dengan kokoh ruangan tersebut. Begitu ruangan itu terbuka Lily terpesona dibuatnya.

Sebuah ruangan yang menyerupai laboratorium kecil. Ruangan itu tak kalah canggih dengan laboratorium yang Lily lihat di televisi maupun aslinya.

"Kita akan menggunakan ilmu pengetahuan untuk menyabotase warisan Laniana," jawab Sarah.

---**---

To be Continued

Vote dan komennya ditunggu ya xD

Pieces of Heart [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang