Irreplaceable

159 6 6
                                        

Hey cowok depan

Sent..

"eh...udah ke sent dis" cengiran renyah fara membuatku mendelik lebar.

"hah? lo kirim apaan ra? kampreeet" aku segera merebut hapeku dari tangan fara yang dari tadi berusaha mengelak.

"harusnya lo terima kasih sama gue, siapa tau ntar dibales, sms an deh lo berdua wakakaka" fara mengembalikan hapeku diikuti senyuman lebarnya yang membuatku ingin menelannya saja hidup hidup.

"ngaco lo" gumamku pelan menyenggol badan fara.

"eh eh liat deh" padangan fara menuju ke arah seorang cowok yang sedang mendengar kan sesuatu di earphonenya, cowok itu seperti sedang membaca pesan singkat di handphonenya, tidak salah lagi itu pasti sms yang dikirim fara ke cowok depan itu, dari tempat ku duduk aku bisa melihat rambut hitam kecoklatan yang tidak disisir dengan jelas tapi sayangnya aku tidak bisa melihat ekspresi wajahnya.

Aku bingung antara gugup, malu dan berharap cowok itu membalas pesan singkat dari nomorku. Tapi dengan santai cowok itu mengedarkan pandangannya kebelakang lalu berhenti ke arah kami yang terlihat jelas sedang mengamatinya, pandangan mata kami bertemu, astaga mata coklatnya itu indah sekali, untuk beberapa detik ia berhasil membuatku tidak berkedip tetapi ia tidak menunjukkan ekspresi apapun lalu kembali tenggelam dengan ipod nya dan tidak memperdulikan handphonenya.

"ehem..." deheman farah yang membuat ku tersadar dari tatapan matanya yg membuatku terpanah.

"ehh....eee....tuh kan far, mau ditaroh mana nih muka gue?" celotehku menyembunyikan kegugupan sambil menggigit ujung lenganku.

"ya taruh situ lah mau taruh mana lagi? lagian kevin emang gitu kok anaknya, cuek" ucap fara datar.

"lo kenapa kirim tuh sms kalo udah tau tuh anak cuek bebek, kan yang malu jadi gue far"

"ya sapa tau dia lagi laen dis, gue kan cuma coba coba haha ganggu lo"

"HAHA lucu" ucapku melengos.

***

"hey dis, dicari jensen tuh" panggil ninggar menuju bangkuku.

"hah? dimana?"

"tuh" ninggar menunjuk pintu kelas dan sudah berdiri seorang cowok tinggi dengan senyum yang sudah mengembang.

"hey gladys" sapanya.

"kemana aja lo? ngapain tadi ga masuk kelas aja? trus ngapain sekarang lo cuma didepan kelas? kenapa ga masuk? lo bolos? ngapain masih disini.--"

"sttt... nanyanya satu satu dong bingung nih gue mau jawab yang mana dulu, gue ga bolos, sorry kemaren gue lupa bilang kalo hari ini gue mau ada lomba ngewakilin sekolah" ucap jensen panjang lebar sembari meletakkan telunjuknya dibibirku.

"trus nasib gue?" tanyaku polos.

"ya urusin sendiri lah bolot, lo jadi anak bolot banget"

"tega lu"

"mau gue kasih duit taksi?" jensen segera mengeluarkan dompet di saku celananya.

"kaga perlu gue juga punya"

"songong lu" jensen mendorong jidatku pelan.

"lu lomba sampe jamberapa sih? gue mau liat dong"

"cuma sampe siang lo belum pulang sekolah"

"berarti lo bisa jemput gue kan?"

"liat aja ntar, kalo gue bisa jemput gue kabarin"

"kalo kaga bisa?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 24, 2013 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

IrreplaceableWhere stories live. Discover now