Memoir of The Rain

200 4 0
                                    

Seorang pria tinggi berjalan menyusuri jalan yang berada di sekitar taman, menggendong seorang anak perempuan yang berumur kira-kira delapan tahun dengan satu tangan sementara tangan yang satunya lagi empat seorang anak lelaki yang terlihat tidak lebih dari umur enam. Tak pernah ia berhenti tersenyum tipis saat melihat kedua anaknya yang riang sekali melihat pemandangan di sekitar taman tersebut.

Mereka pun berhenti di sebuah tempat duduk terdekat, sang pria mendudukkan anaknya—yang sedari tadi ia gendong—di sebelahnya. Anak laki-lakinya duduk di sisi satu lagi, membuat pria tersebut duduk diantara anak-anaknya. Mereka semua tenang dan sunyi, menikmati pemandangan yang ada, sang anak perempuan sesekali asal mengoceh saat melihat kupu-kupu.

Tiba-tiba anak perempuan tersebut berhenti mengoceh, seperti memerhatikan seorang ibu yang sedang berjalan bersama anaknya di depan kursi mereka. Ia pun melihat kearah pria tersebut dan menarik lengan bajunya dengan pelan. "Nee, papa, aku punya sebuah pertanyaan!" Ucapnya dengan semangat, kedua iris matanya yang berwarna violet seakan berkilap dengan penuh rasa penasaran. Pria tersebut menoleh kearah anak perempuan Itu dengan senyuman tipis, "Hm? Ada apa, Aika?" Tanyanya kembali, membenarkan posisi duduknya agar lebih nyaman.

Anak perempuan tersebut kembali melihat kesana kemari dan mencari sosok yang tadi tetapi sepertinya mereka sudah berjalan terlalu jauh. Akhirnya anak perempuan itu pun duduk menghadap pria tersebut, dengan senyuman lebar ia bertanya, "Orang seperti apakah mama itu? Apa ia baik? Apa ia suka jalan-jalan bersama  Sora-yan?" Pria tersebut terdiam, tentu saja ia tidak tahu harus mengatakan apa kepada anaknya ini.

Sedikit demi sedikit gambaran seorang purplette tersenyum kearahnya mulai bermunculan, entah sedang tersenyum, menggembungkan pipinya, ataupun memerah, semuanya bermunculan di benaknya. Lalu muncul gambar itu... Senyuman cerahnya menghilang, matanya yang berkilap dengan semangat tertutup rapat, kulitnya menjadi pucat pasi. Ia yang penuh dengan kehidupan kini telah menghilang.

"Papa?"

Suara anak tersebut mengembalikannya ke realita, benar, di saat seperti ini sangat buruk baginya untuk tidak fokus di tempat luar. Bagaimana kalau kedua anaknya diculik? Ia pun tersenyum tipis kembali kearah anaknya yang perempuan, "Maa... Mama kalian itu..." Ia terdiam, tidak ingin meneteskan air mata yang menurutnya tidak dibutuhkan apalagi di tempat umum seperti ini. "Mama itu seperti apa?" Kali ini sang anak laki-laki mendekat dengan penasaran, menunggu lanjutan penjelasan dari pria tersebut.

"Mama kalian itu... Bukan sepenuhnya seorang mama. Ia berusaha keras untuk menjadi seorang mama yang baik bagi kalian..." Ucapnya perlahan, tidak ingin terkendali oleh emosinya sendiri. "Ia... Bahkan mau melakukan apapun untuk kalian. Maa, Sora pastinya tidak ingat... Tetapi biasanya mama kalian bangun pagi-pagi untuk membuatkan Sora sebotol susu." Anak lelaki itu pun mengeluarkan sebuah 'Oh!' dengan semangat, mencoba mengingat-ingat sosok yang sedang diceritakan tersebut.

"Mama seorang yang baik?" Tanya anak perempuan tersebut lagi, pria tersebut pun hanya menganggukkan kepala, mengingat-ingat semua yang purplette tersebut telah lakukan bagi hidupnya. "Ya, mama kalian... Orang yang sangat bai—" "Apa mama pernah jahat?" Potong anak perempuan tersebut, memiringkan kepalanya dengan cara yang sama persis dengan cara sang purplette. "Jahat?" Kedua anak tersebut pun menganggukkan kepala mereka, menunggu jawaban dari pria tersebut.

"Sei... Jangan khawatir! Aku pasti selamat kok! Percayalah padaku!"

Pria tersebut pun menghela nafas dalam-dalam, menganggukkan kepalanya pelan. "Ya... Pernah. Saat mama kalian meninggalkan papa." Jawabnya dengan suara yang sedikit bergemetar. "Ia berbohong kepada papa bahwa semuanya baik-baik saja..." Lalu semua yang ia bermaksud untuk diucapkan terhentikan seketika. Wajahnya mengarah ke bawah, tidak ingin melihat keatas karena takut emosinya tak bisa ia tahan lagi.

Memoir of The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang