6. Lunch with Bulepetan

Start from the beginning
                                    

Oliver semakin bingung. Wanita di depannya ini semakin aneh. Ia pun melambaikan tangannya di depan wajah wanita tersebut agar tersadar dari lamunannya.

Melly pun tersadar dari lamunannya setelah melihat pria di depannya melambaikan tangannya.

"Eungg-- Eh.. Apa anda sudah buat perjanjian dengan ibu Karenina?" Tanya Melly agak gugup. Tumben sekali Karen kedatangan tamu apalagi kalau dilihat, tamu nya ini agak blasteran.

"Belum sih. Tapi bisakah saya masuk?" Ucap Oliver. Ia berharap semoga diizinin masuk ke ruangan Karen.

"Maaf jika tidak ada janji, anda tidak diperkenankan masuk karena ibu Karenina sedang sibuk" ucap Melly dengan formal. Ia berusaha tegas menanggapi tamu Karen yang tampan ini.

"Tolong izinkan saya menemui ibu Karenina.." Oliver memelas meminta izin pada asisten Karen agar diizinkan bertemu dengan Karen.

"Maaf, tapi anda siapa nya ibu Karenina?" Melly masih menahan Oliver. Tampan tapi keras kepala, pikirnya.

"Saya calon suaminya" jawab Oliver datar. Hanya kata itu yang terlintas dipikirannya agar bisa bertemu Karen.

"WHAT??" Sahut Melly terkejut. Ia tidak percaya apa yang dikatakan pria tampan ini.

"Ya" sahut Oliver singkat,padat, jelas. Ia menutup telinganya dengan kedua tangannya mendengar teriakan Melly yang super suaranya.

"Jadi, bolehkah saya masuk?" Tanya Oliver sekali lagi. Mungkin wanita di depannya belum mengetahui bahwa bos nya sebentar lagi akan menikah dengannya.

"Saya tidak perc---" belum sempat Melly mengeluarkan kata-katanya, Oliver langsung menerobos masuk kedalam ruangan Karen. Ia tidak suka menunggu.

Karen yang sedang menandatangani berkas di mejanya, ia terkejut dengan kedatangan Oliver di ruangannya.

"Sayang..." Ucap Oliver pada Karen setelah masuk ke ruangannya. Di belakang Oliver pun ada Melly yang menyusulnya. Terlihat Melly kewalahan menghadapi Oliver.

"Ren, sorry gue gak bisa nahan nih cowok. Lo kenal sama dia?" Ucap Melly ingin memastikan yang diucapkan Oliver tadi benar.

"Oliver, kamu ngapain kesini?" Tanya Karen pada Oliver. Ia mengabaikan pertanyaan Melly.

"Aku mau ajak kamu makan siang.." Sahut Oliver dengan senyumnya. Akhirnya ia bisa melihat Karen. Baru beberapa jam tadi, ia sudah kangen dengan Karen.

"Lah, bos kenal sama ini bule?" Tanya Melly. Setahu dia, mana pernah Karen mau ditemui oleh laki-laki.

"Dia--" ucapan Karen sudah di potong terlebih dahulu.

"Gue calon suaminya" potong Oliver tersenyum pada Melly dan memegang tangan Karen.

"Yang bener, Ren? Wah, jahat lo ya! Gak cerita sama gue!" Melly memasang wajah berpura-pura marah. Bisa-bisanya saja sahabatnya ini tidak curhat padanya.

"Cerita panjang Mel. Please jangan marah, okey?" Karen membujuk Melly.

"Gue pinjem Karen dulu ya, bye!" Oliver langsung menarik tangan Karen keluar dari ruangan dan pergi ke restoran untuk makan siang.

Karen hanya pasrah mengikuti Oliver. Ia bingung, kok Oliver bisa tau alamat kantornya? Terlebih lagi ruangan nya bekerja.

"Hidup lo enak banget ya, Ren! Kaga punya pacar tapi langsung kawin. Mana calon suaminya ganteng lagi. Gue yang jomblo dari dulu bisa apa? Sedih sangat" gumam Melly pada dirinya sendiri kemudian ia keluar ruangan dan melanjutkan pekerjaannya.

**

"Oliver, lepasin tangan aku!!" Karen berontak saat Oliver menyeret tangannya sepanjang berjalan. Ia mendapat perhatian dari semua pegawai dari lift hingga lantai dasar.

My Love CEOWhere stories live. Discover now