When The Day Comes (After Story)

1.6K 191 5
                                    

Jatuh cinta tidaklah mudah. Membutuhkan waktu hingga tanpa terasa rasa itu akan datang dan tumbuh dengan sendirinya.


"Kim sajangnim?"

Suara sekretarisku, Park Chorong, membuatku menoleh padanya. Wanita itu meletakkan setumpuk laporan yang sepertinya harus aku tanda tangani. "Sebanyak inikah?" Desisku, mulai muak dengan semua pekerjaan kantorku ini.

Chorong mengangguk lalu menjawab, "itu adalah laporan mengenai proyek perusahaan kemarin dan semuanya harus anda cek dan tanda tangani."

Aku hanya bisa menghela napas berat, kemudian memberi kode mempersilakannya pergi. "Oke. Aku mengerti. Kau boleh pergi."

Setelah pintu ruanganku kembali tertutup, aku hanya bisa kembali menghela napas panjang sambil mengusap dahiku karena kepalaku terasa mulai pusing. Oke, hal seperti ini adalah hal yang biasa bagiku. Seharusnya aku tak perlu kaget dengan datangnya tumpukan laporan sialan yang harus aku periksa dan aku tanda tangani. Tapi sejujurnya, aku mulai lelah dengan semua ini.

Kuperkenalkan diriku, namaku adalah Kim Taehyung. Laki-laki tampan berumur 25 tahun yang sampai sekarang belum menikah namun memiliki seorang anak perempuan cantik dan manis bernama Kim Eunji. Tanya bagaimana aku memiliki anak sedangkan aku belum menikah? Eunji adalah anak yang aku adopsi dari panti asuhan. Awalnya aku tidak punya niat untuk mengadopsi anak karena hari itu aku hanya menemaninya Hoseok yang datang untuk melihat anak-anak di panti asuhan itu karena sahabatku itu berniat mengadopsi anak dari sana. Namun sebaliknya, bukan Hoseok yang mengadopsi anak, melainkan aku.

Yeah, hari itu aku bertemu malaikat kecil kesayanganku itu. Saat itu, Eunji yang baru berumur dua tahun sedang menangis di kamarnya sendirian ketika aku lewat disana. Dan entah kenapa, saat itu hatiku merasa sedih dan tak tega melihat anak perempuan mungil itu menangis.


"Kenapa kau menangis?" Tanyaku sambil berjongkok di hadapannya. Namun anak mungil itu masih saja menangis. "Sst, jangan menangis, oke? Paman akan memberikanmu sesuatu jika kau berhenti menangis."

Kudekati ia, dan mulai menghapus air matanya. Anak mungil itu perlahan mulai berhenti menangis. Kemudian ia berkata dengan suaranya yang sangat pelan, namun terdengar sangat imut di telingaku, membuatku merasa gemas dan ingin mencium kedua pipinya. "Benarkah?"

Aku tersenyum padanya. "Ya, paman berjanji. Karena itu, berjanjilah untuk tidak menangis lagi, oke?" Aku mengacungkan jari kelingkingku padanya. Meski awalnya ia sedikit bingung, namun kemudian ia melingkarkan jari kelingkingnya yang mungil di jari kelingkingku.

"Janji."


Dan hari itu, entah bagaimana kemudian aku langsung mengadopsinya untuk menjadi anakku. Ya, bagiku, bertemu dengan Eunji adalah takdir. Anak mungil itu seperti malaikat bagiku. Hanya dengan melihat senyumnya saja, semua perasaan lelahku menghilang. Setiap melihat senyumnya, bayangan wajah seseorang selalu saja berputar di benakku. Bayangan senyum seorang gadis bodoh yang selalu merasa bahwa dirinya kuat.


Jeon Jungkook.


Aku tak tahu apa kabar gadis itu, dan dimana dia sekarang tinggal. Terakhir kudengar gadis itu pindah ke Cina dan bekerja disana untuk beberapa lama. Gadis yang tak akan pernah bisa aku lupakan seumur hidupku. Kurasa mungkin dia sudah menikah sekarang. Wanita seperti dia pasti sudah memiliki suami di umur yang cukup matang ini. Rasanya miris sekali jika memikirkan siapa lelaki beruntung itu. Ada perasaan kesal dan ada perasaan kecewa yang menyelimutiku. Namun aku tak bisa berbuat apa-apa. Mungkin karena aku terlalu lemah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Until The Day We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang