1/1

2.9K 268 60
                                    

Aku menyukaimu... Sangat menyukaimu... Hingga rasa itu terasa sangat menyakitkan...

Namaku adalah Jeon Jungkook. Hanya seorang gadis biasa yang mempunyai rasa tak biasa kepada seorang namja yang notabene adalah teman sekelasku sendiri. Namja itu bernama Kim Taehyung. Dia tidak begitu tampan, namun cukup termasuk dalam kategori pintar untuk ukuran kepintaran seorang siswa sekolah menengah atas yang tak terlalu peduli dengan pelajaran. Mengingat ini adalah tahun terakhirku di sekolah menengah atas, aku sadar bahwa perasaan tak biasa yang kurasakan padanya itu sudah kurasakan selama dua tahun ini.

Aku tak pernah tahu, entah sejak kapan perasaan ini muncul. Perasaan aneh, terasa hangat, dan tanpa pernah aku sadari selalu membuat bibirku melengkungkan sebuah senyuman ketika melihatnya. Awalnya aku mengira ini hanya sebuah rasa biasa, sebatas pertemanan akrab. Namun hubungan kami bahkan tak bisa dibilang akrab. Aku dan Taehyung tak pernah bisa berada dalam satu pendapat yang sama. Teman-teman di kelas selalu mengatakan bahwa kami seperti Tom & Jerry, selalu balas mengejek satu sama lain, tak pernah akur, dan selalu terlibat cekcok mulut yang tak ada satupun yang mampu menghentikan dan menengahi kami.

Benci jadi cinta.

Rasanya lucu jika teman-temanku mengatakan hal itu padaku jika mereka melihatku yang selalu cemberut setelah beradu mulut dengan Taehyung. Aku selalu mendengus sebal jika mereka mulai menceramahiku untuk tidak terlalu sering beradu mulut dengan Taehyung, meskipun sebenarnya mereka senang dan merasa terhibur melihat perkelahian kami.

Aku ingat sekali, aku jatuh cinta padanya ketika hari itu aku menonton pertandingan sepak bola antara sekolah kami dengan sekolah lain. Awalnya, aku datang karena dipaksa oleh kedua sahabatku, Park Jimin dan Kim Seokjin, dimana mereka berdua memaksaku datang karena ingin menonton namja-namja tampan yang mereka incar.

"Ayolah, Jungkook-ah! Kau harus ikut kami. Kau tak akan menyesal, aku berani bertaruh!" Jimin membujukku, menggenggam tanganku erat sambil memasang wajah memelasnya.

"Jimin benar! Yah, Jungkook-ah! Ikutlah! Kau tak akan menyesal karena kau bisa melihat Chanwoo yang juga bermain nanti. Bukankah kau bilang dia tampan?" Seokjin menambahkan, ia juga ikut memasang wajah memelas, ditambah dengan puppy eyes-nya.

Aku menarik tanganku dari genggaman Jimin, menyedot es jerukku, lalu menghela napas sejenak. "Aku memang bilang Chanwoo tampan, tapi aku tidak menyukainya. Kalian kan tahu bahwa aku tak suka keramaian. Kalian berdua saja yang pergi kesana."

"Kami bisa mati kutu jika hanya pergi berdua, kau tahu! Apa kau tega membiarkan kami duduk berdua saja disana. Coba kau bayangkan?"

"Yah! Seokjin-yah, kau terlalu berlebihan!" Aku memotong sebelum Seokjin sempat membayangkan hal-hal aneh lebih jauh lagi. Kemudian aku pun mengangguk, akhirnya menyetujui ajakan kedua sahabat gilaku ini. "Baiklah, aku ikut."

Dan mendengar itu, Jimin dan Seokjin tersenyum lalu high five bersama. Aku hanya bisa tersenyum kecil melihat tingkah gila kedua sahabatku itu.

Ya, hari itu aku ikut bersama mereka untuk menonton pertandingan sepak bola itu. Memang harus kuakui, aku memang sedikit tertarik untuk melihat Chanwoo beraksi karena aku berani bersumpah, namja tampan satu itu memang benar-benar seksi ketika beraksi di lapangan. Sayangnya, saat itu mataku menangkap sesosok namja berkulit agak gelap yang entah kenapa hari itu ia terlihat sangat tampan dan seksi dengan keringat yang membasahi wajah dan tubuhnya. Laki-laki yang tak pernah akur denganku, laki-laki bodoh yang selalu mengejek apapun yang kulakukan.

Kim Taehyung.

Sejak itulah aku mengaguminya. Menyukainya dalam diam.

Until The Day We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang