Nikah?

35.1K 1.8K 308
                                    

"Apaan?!"

Belum apa-apa, Tiara udah ngomel-ngomel. Apalagi saat melihat sosok gadis berkerudung dengan seragam putih abu-abu nongol di depan kantor kecil di dalam butiknya. Gadis itu cengengesan sambil membawa sekotak martabak coklat keju lalu menyodorkan ke arahnya.

"Buat Ando lagi?"

Si gadis cengengesan. "Bang Ando mau kesini kan?"

Tiara mengangguk malas. Dalam hati ia menggerutu, ini anak tahu aja Ando mau kemana, Ando mau ngapain, heran dah! Ando gak lagi pedekate-in dia kan?

"Gak masuk kan?"

Keera mencebik bibirnya. "Tapi aku juga gak bisa lama, kak."

"Yeee, gue juga gak nawarin lo buat masuk!"

Pengin banget Keera getuk nih kepala Tiara. Tapi sayangnya, ini orang adalah kakaknya Ando. Jadi ia gak bisa apa-apa. Kalau membalas, Ando marah gimana? Bisa patah hati adeeek!

"Ya udah deh," Keera pasrah. "Keera pamit ya, kak. Mau les dulu!" Tuturnya lalu menyalami Tiara dan berbalik pergi.

Saat Keera menjauh, saat itu juga Tiara cekikikan sambil membawa sekotak martabak enak ke dalam ruang kerjanya. Seneng banget ngerjain gadis labil yang satu itu. Tapi herannya, gak pernah labil sama Ando. Mantep banget ngedeketin Ando dari dulu hingga sekarang padahal Ando gak ngasih harapan sedikit pun.

"Mau gak, Ras?" Tawarnya pada Farras yang sibuk menghitung jumlah gamis yang akan ia bawa ke yayasan hari ini. Yayasan miliknya sendiri. Yayasan yang menjadi tempat penampungan anak-anak yang tidak mampu, tidak punya orang tua maupun tempat singgah bagi anak-anak jalanan serta anak-anak disabilitas. Ia akan memesan gamis berdasarkan gambar desain gamis yang telah ia dan teman-temannya seleksi. Gambar desain itu adalah hasil keterampilan dari anak-anak asuhannya. Yang terbaik dan bagus akan dijadikan baju yang kemudian akan dipamerkan pada pameran tiga bulan lagi di Jakarta.

"Kakak aja. Farras lagi puasa," tuturnya yang dibalas anggukan.

"Omong-omong, tadi Ando sms, nanyain kamu. Katanya di Line gak dibales-bales."

"Oh iya!" Farras menepuk kening. Lupa kalau tadi belum balas Line dari Ando. Tapi ia juga gak bisa balas sih, kebetulan pas banget kuotanya habis. "Kuota Farras abis, kak. Bilang aja suruh kesini. Toh Farras masih punya waktu dua jam," tuturnya. Kali ini tanpa menatap Tiara dan sibuk dengan kertas-kertas desainnya lagi.

"Eeumm," Tiara mengangguk paham. Lalu segera membalas pesan Ando. "Emangnya mau ngapain sih? Si Ando, ada yang nawarin buat ngisi seminar lagi?"

"Nah iya!" Farras membenarkan. Ia sudah selesai menghitung gambar-gambarnya dan menulis seberapa banyak setiap gambar itu akan diproduksi menjadi baju. "Kebetulan setahun lalu kan Ando pernah ngisi kajian di kampus aku. Nah sekarang, panitianya minta tolong ke aku buat nanyain Ando, dia mau gak ngisi lagi? Gitu, kak."

Tiara mengangguk-angguk lagi. Farras emang lebih sopan dengannya dari pada dulu. Gadis itu banyak berubah. Tak hanya cara bicaranya namun juga perbuatannya. Terlebih pakaian yang gadis itu kenakan. Perubahan yang amat signifikan. Tak ada satu pun yang tak kaget akan keputusannya namun semua menerimanya dengan lapang. Terlebih opa-oma mereka yang amat mendukung.

"Kenapa gak kamu aja?"

Farras cengengesan. "Kemarin juga ditawarin sih, kak. Tapi Farras udah punya jadwal di tempat lain. Jadi Farras minta Ann buat gantiin."

"Ann mau?"

Farras mengangguk bersamaan dengan pintu yang terbuka. Ando muncul dengan nafas ngos-ngosan. Ia terburu-buru kemari karena takut Farras tak bisa lama bertemu dengannya.

Cinta Di Atas CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang