Part 10 : Malam Pertama [WARNING!!! 18++]

Mulai dari awal
                                    

"Demi Tuhan, siapa gerangan yang merancang pakaian merepotkan ini. Ia harus diberi pelajaran karena menyulitkanku untuk menyentuh istri tersayang."

Detik selanjutnya korset tersebut terlepas, kini hanya pakaian dalam yang membalut Lily. Pipi Lily berubah merah padam, ia mencoba menutupi tubuhnya yang terekspos. Dengan cekatan Merlin menangkap pergelangan tangan Lily dan mencegahnya untuk menutupi pemandangan indah yang tengah terpampang di hadapannya. "Tidak manis, tidak."

Merlin kembali melumat bibir Lily tanpa ampun, mengecupnya dengan cara-cara yang sanggup membuat Lily gila. Sementara tangannya bergerilya pada tubuh Lily, khususnya bukit kembar yang sesekali menggesek dada bidang Merlin.

Kemudian kaitan bra Lily mengendur, Lily telat menyadari kalau Merlin telah melepaskannya. Sekarang tidak ada sehelai benangpun  yang menghalangi tubuh bagian atas Lily dan Merlin menatap dengan takjub.

Lidah Merlin menari dengan lincah dalam mulut Lily, tangannya semakin berani menjelajahi tubuh Lily tanpa ampun. Samar-samar Lily dapat merasakan Merlin menurunkan celana dalamnya. Ibu jari Merlin mengusap puncak payudara Lily yang mengeras, Lily tidak bisa menahan suaranya lagi. Ia mengerang frustasi dan desahan nikmat lolos dari tenggorokannya.

Merlin semakin tidak sabar, ia membuka kemejanya terburu-buru dan kehilangan kesabaran akannya. Ia merobek kemejanya dan dengan secepat kilat menanggalkan pakaiannya. Kini mereka berhadapan tanpa pakaian. Lily merasa sangat rentan, namun Merlin membisikkan kata-kata memuja ke telinga Lily untuk menenangkan gadis itu.

Ketika segalanya menjadi semakin panas Merlin menurunkan mulutnya dan mengulum puncak payudara Lily, Lily memekik. Gelombang kenikmatan menyebar ke sekujur tubuhnya. Bagian pangkal pahanya terasa panas dan berdenyut-denyut. Memohon Merlin untuk masuk dan mengisi bagian kosong tersebut.

Mulut Merlin berpindah dari ke sisi satunya, ia tidak henti-hentinya menggoda Lily.

"Oh Merlin ...." desah Lily, matanya dipenuhi kabut gairah. "Sentuh aku.. Oh."

Merlin menatap Lily tidak kalah bergairah, ia kembali melumat bibir Lily dengan lapar. Paha Merlin memaksa kaki Lily untuk membuka untuknya, kemudian ia membelai pangkal paha Lily, memastikan bahwa Lily telah siap untuknya.

Cengkeraman jari-jari Lily pada punggung Merlin menguat, Lily memajukan dadanya agar semakin mendekat, diikuti oleh pinggulnya yang terangkat. Memohon agar Merlin menghentikan penderitaannya.

Gerakan jari Merlin pada Lily justru semakin menjadi, ia membungkam Lily dengan ciumannya.

Lily merasakan dirinya berada di puncak dunia, siap untuk jatuh dan terhempas kembali ke bumi. Kemudian ombak besar menggulungnya, sesuatu meledak dalam diri Lily, ledakan kepuasan yang murni.

Lily menatap Merlin dengan mata berkabut yang kelelahan namun memancarkan kilatan kepuasan. Merlin tersenyum nakal, tampaknya tujuannya tercapai. Kini Lily telah siap untuk menerimanya, dan Merlin tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu.

Merlin membuka kaki Lily lebar-lebar, kemudian ia mendorong tubuhnya ke depan dan semakin dalam. Kejantannya yang sudah membengkak, keras, dan berdenyut-denyut kini terpuaskan ketika kewanitaan Lily membungkusnya dengan erat dan hangat. Lily mencengkeram Merlin kuat-kuat, rasa sakit luar biasa menghujaninya. Untuk menenangkan Lily yang kesakitan Merlin menyapukan kembali bibirnya pada bibir Lily, tangannya membelai tubuh Lily dengan lembut. Merlin berusaha sekuat tenaga menerobos penghalang antara dirinya dan Lily.

Lily memekik tertahan, penghalang terakhir telah terlepas. Rasa sakit yang ia rasakan sebelumnya telah tergantikan dengan rasa nikmat yang tidak bisa ia jelaskan. Tubuhnya dan tubuh Merlin bersatu, perasaan haru melingkupi Lily.

"Aku mencintaimu, Lily Azalea" bisik Merlin parau.

"Aku juga mencintaimu, Merlin
Luke Laniana," balas Lily dengan senyum memikat.

Merlin tersenyum, bahagia bukan main dengan apa yang ia miliki saat ini. Apa yang ia cari selama bertahun-tahun telah ia temukan. Merlin membenamkan dirinya semakin dalam, menggerakkan tubuhnya dalam irama yang senada dengan Lily.

Gelombang kenikmatan menerpa  dirinya, berdenyut-denyut dan memberikan sensasi yang luar biasa hebat. Ia hampir tiba pada puncaknya. Merlin kembali menatap istrinya yang cantik. Tangannya tetap membelai tanpa ampun, dan untuk kedua kalinya Lily mencapai klimaks. Lily mengerang liar, membuat Merlin meledak dan ikut meraih puncak kenikmatan.

Keringat membasahi tubuh mereka, Merlin menggeser tubuhnya dan berbaring di samping Lily. Ia merengkuh Lily ke dalam pelukannya.

"Malam ini akan menjadi malam yang sangat panjang," peringat Merlin dengan nada menggoda yang sensual.

---**---

To be Continued

Pieces of Heart [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang