4: Date

35 1 0
                                    

"Cinta pada pandangan pertama? Apa itu ada? Aku tak percaya. Namun... Mengapa jantungku berdegup kencang setiap ia berada di hadapanku?" -Thinking Out Loud

Veria memeluk guling yang berada disampingnya. Lalu ia memejamkan matanya

**

Tok...tok...tok...

"Ve..."

Veria terbangun dari tidurnya. Ia melirik jam yang menempel pada dinding kamarnya. Ini baru jam 8 malam. Baru 1 jam ia tertidur

"Hoam... Yes, mom. Masuk aja" Veria masih sangat mengantuk.

"Kamu tadi tidur ya?" Ibunya berjalan mendekati Veria

"Iya abis ngantuk banget"

"Itu di bawah ada yang nyariin tuh"

"Siapa?"

"Liat aja deh sendiri" Ibunya tersenyum lalu meninggalkan kamar Veria.

Veria merenggangkan tubuhnya lalu mengikuti ibunya turun ke bawah.

"Lo... Ngapain kesini?" Veria sedikit kaget saat mengetahui siapa yang datang kerumahnya.

"Cantik, gue kan udah bilang jam 7 di taman kota. Kenapa lo masih disini?" Itu Bagas.

Dengan sepatu putih, celana jeans biru, kaus putih polos, dan jaket coklatnya berhasil membuat Veria memperhatikannya tanpa berkedip sejak tadi. Bagas tertawa kecil melihat wajah Veria. Ia sangat lucu saat memperhatikan Bagas dari ujung kepala sampai kaki.

"Cieee ada yang terpana liat gue malem ini. Hahaha" Veria tersadar dari lamunannya saat mendengar suara itu. Dan langsung melipat kedua tangannya di atas dada.

"Idih... Ge'er banget sih lo! Siapa yang terpana sama lo coba" Veria memalingkan mukanya yang sedikit memerah. Bagas memang benar, Veria terpana oleh penampilan Bagas saat ini. Ia sangat tampan malam ini. Namun, Veria tidak mau jujur dengannya.

"Hahaha yaudah. Mending sekarang lo ganti baju, yang cantik ya"

"Lho... Emang mau kemana kita?"

"Jalan dong. Gimana sih. Gue udah bela-belain kesini. Masa iya kita cuma diem disini doang"

"Tapi gue belum izin sama mommy"

"Tenang, gue udah izin sama aunty kok tadi. Sekarang ganti baju lo. Abis itu kita pergi. Ok?"

Veria langsung menaiki anak tangga satu per satu. Sebenarnya ia amat malas jika harus pergi dengan Bagas. Tetapi ia tidak ada alasan lagi untuk menolak ajakan dari pria itu.

"Hmmm... Pake baju yang mana ya?" Veria mengeluarkan beberapa dress dari dalam lemarinya. Matanya memilih sebuah dress selutut berwarna baby pink. Ia sedikit mengoleskan lipbalm berwarna nude ke bibirnya, dan menyapu tipis bedak tabur ke wajahnya. Rambutnya di biarkan begitu saja tergerai di bahunya. Dan ia menambahkan sebuah bando berwarna sama dengan bajunya untuk assesoris rambut.

Ia meraih tas kecil yang tergantung di samping cermin, dan segera turun. Bagas yang melihat Veria turun segera berdiri. Ia menatap gadis ini dengan sangat kagum. Menurutnya, Veria sangat cantik malam ini.

"I'm ready. Ayo" Bagas tidak menggubris ajakan Veria. Ia masih sibuk menatapnya. "Woy, gue udah siap ini. Kapan jalannya?"

"E...eh iya. Gila, lo cantik banget Ve" Bagas tersenyum genit

"Apaan sih lo. Udah ayo kita pergi"

"Siap cantik. Bentar, gue mau izin lagi sama nyokap lo"

"Yeee caper lo"

Thinking Out LoudWhere stories live. Discover now