Chapter 5

3.1K 302 6
                                    




Srekk!!

Mingyu langsung terbangun saat sinar matahari dari jendela kamar hotel menyinari wajahnya. Mata Mingyu menemukan seorang wanita berada di depan jendela tersebut dengan posisi membelakangi dirinya. Mingyu merasakan kepalanya begitu pusing. Ia sedikit bingung karena dirinya yang tiba-tiba berada di dalam kamar hotel, sedangkan terakhir kali Mingyu ingat kalau dia masih berada di restoran.

Perlahan Mingyu beranjak bangun. Betapa kagetnya dia saat ia menyadari dirinya sedang tidak mengenakan apapun dan hanya tertutupi oleh selimut. Apa yang terjadi pada dirinya? Mungkin wanita yang berada di hadapannya saat ini tahu.

"Kau sudah bangun?" wanita itu berbalik dan menyapa Mingyu.

"Hanbyul-ssi?"

"Ya. Ini aku..."

"Ba...bagaimana kau bisa berada di sini? A...apa yang terjadi padaku?"

Hanbyul tersenyum. Ia menarik nafas panjang. "Sepertinya kau lupa dengan kejadian semalam, Mingyu-ssi."

"Maksudmu?"

Hanbyul tidak menjawab. Mata gadis itu hanya menatap dengan tatapan yang susah untuk diartikan. Mingyu bisa melihat mata lelah wanita itu, telinganya yang memerah, serta bekas-bekas kissmark yang ada di leher Hanbyul.

"Seolma..." gumam Mingyu.

"Sebaiknya kau mengenakan pakaianmu, Mingyu-ssi. Bukankah kau harus kembali ke Seoul? Aku akan pergi lebih dulu..." Hanbyul mengambil tasnya dan keluar dari kamar hotel – meninggalkan Mingyu yang mulai ingat dengan apa yang telah dilakukannya pada Hanbyul semalam.

.

.

.

.

JANGMI POV

Aku segera menyambut kepulangan eomma dari rumah sakit dengan memeluknya dan menciumnya. Jujur aku sangat merindukan kehadiran eomma di rumahku.

"Aku senang eomma bisa kembali sehat..."

"Gomawo, Jangmi-ya... Ngomong-ngomong apa Mingyu belum kembali dari Busan?"

Aku mengangguk. "Mungkin dia sedang dalam perjalanan."

"Apa dia tidak menghubungimu?"

"Aniyo. Aku heran kenapa dia tidak menghubungi sejak semalam. Aku sudah berusaha meneleponnya, tapi dia tidak mengangkatnya."

Eomma hanya diam mendengar perkataanku. Aku lihat ekspresinya tampak biasa-biasa saja. Seakan-akan dia sudah tahu kalau Mingyu tidak mengangkat teleponku semalaman.

Ngomong-ngomong soal semalam.

Aku bermimpi buruk. Di dalam mimpiku aku melihat Mingyu pulang dari Busan. Namun dia tidak sendirian. Dia bersama denganHanbyul dan juga, seorang bayi yang digendong oleh wanita itu. Mereka berjalan bersama memasuki rumahku dan tidak peduli dengan kehadiranku. Mingyu tampak bahagia bersama dengan Hanbyul dan sesekali menciumnya dengan mesra, juga anak itu. Sampai akhirnya aku terbangun dan merasa lega kalau itu semua hanyalah sebuah mimpi. Aku benar-benar tidak bisa membayangkan jika itu menjadi kenyataan. Andweyo! Itu tidak akan pernah menjadi kenyataan.

.

.

.

.

AUTHOR POV

Mingyu menghentikan mobilnya tepat sebelum ia memasuki jalan tol penghubung Busan dan Seoul. Perasaannya tidak tenang. Bayang-bayang tentang apa yang dilakukannya bersama dengan Hanbyul semalam membuatnya tidak fokus. Bagaimana bisa dia melakukan itu bersama Hanbyul, wanita yang bukan istrinya.

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang