Chapter 2

3.8K 364 2
                                    





Author POV

Bukk!! Bukk!! Bukk!!

Hanbyul perlahan membuka matanya. Sinar matahari yang masuk ke dalam apartment lewat jendela menyilaukan matanya. Kepalanya terasa begitu pusing. Pasti karena dia terlalu banyak minum semalam. Di sisi lain, Hanbyul begitu kesal saat ia melirik jam dinding dan sekarang baru menunjukkan pukul sembilan pagi. Hanya tiga jam dia tidur. Entah siapa orang gila yang membangunkannya sepagi ini.

"Nuguyaa..." seru Hanbyul lalu beranjak bangun. Ia tak peduli dengan rambutnya yang acak-acakan, dan melangkah menuju pintu apartmentnya.

Klek!

Pintu terbuka. Seorang pria yang mengenakan topi hitam berdiri sambil melipat tangannya. Hanbyul batuk kecil saat asap rokok pria tersebut mengarah ke arahnya. "Apa benar kau Yoo Hanbyul?"

"Dangsin nuguya?" tanya gadis itu kasar.

"Apa kau tahu di mana Park Chanyeol sekarang?"

"Mollayo. Dia sudah berminggu-minggu tidak pulang ke apartment ini."

"Jangan berbohong! Cepat katakan di mana pria brengsek itu berada!"

"Aku sudah mengatakan padamu kalau aku...YAA!!!" Hanbyul berteriak saat pria itu memasuki apartmentnya dengan lancang. Di belakangnya, dua orang pria dengan penampilan yang sama menyusul.

Hanbyul tak bisa diam saja saat ketiga pria asing itu membongkar seluruh isi apartmentnya. Tidak bisakah mereka melihat kalau apartment itu sudah cukup berantakan?

"YAA!! Kalian siapa sebenarnya! Apa yang kalian lakukan di sini..."

Hanbyul tercengang saat salah satu dari mereka menodongkan pistol tepat di depan matanya. Ia menelan salivanya dan mendadak lidahnya membeku untuk berteriak lagi. Entah pistol itu asli atau tidak – Hanbyul benar-benar tidak berani mengambil resiko. Lebih baik dia diam saja atau dia akan mati sebelum bisa membunuh Chanyeol.

"Katakan padaku di mana Park Chanyeol!!" bentak pria itu.

"A... aku benar-benar tidak tahu!!" jawab Hanbyul  dengan gemetaran.

"Aiishh..."

"Apa yang kita lakukan sekarang, Hyung? Chanyeol pasti sudah kabur karena tidak bisa membayar hutangnya!"

"Mwoo? Chanyeol tidak membayar hutang?" tanya Hanbyul.

"Benar. Dan kaulah satu-satunya orang yang bertanggung jawab sekarang."

"NE?"

Pria itu meletakkan pistolnya kembali ke saku celana. "Dia mengatakan padaku. Kalau gadis bernama Yoo Hana adalah jaminan jika dia tidak bisa membayar hutangnya yang berjumlah dua ratus juta won.

Baik – Hanbyul bisa merasakan seseorang seperti mencekik lehernya sekarang. Pemuda itu menjadikan dirinya jaminan hutang? Apa dia anggap Hanbyul sebuah barang?

"Jadi. Sekarang juga ikutlah denganku."

"Ke mana?" Hanbyul  mundur beberapa langkah saat pria-pria itu mendekatinya.

"Aku yakin gadis sepertimu bisa dijual dengan harga tinggi."

"Andwae!" teriak Hanbyul lalu berlari keluar dari apartment.

"YAA!!! Kejar dia!"

Hanbyul berusaha berlari sekuat tenaganya dengan kakinya yang tanpa beralaskan sandal ataupun sepatu. Dia sungguh tidak ingin pria-pria itu berhasil menangkapnya dan menjualnya – menjadikannya seorang pelacur. Sekalipun Hanbyul adalah seorang wanita yang bekerja di club malam dan suka mabuk-mabukan, dia bukanlah tipe gadis murahan yang bisa tidur dengan pria manapun. Bahkan sekalipun dia tinggal bersama Chanyeol, dia tidak pernah mengizinkan pria itu menyentuh tubuhnya. Ya – cukup sampai berciuman saja. Tidak lebih.

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang