El-Conjuro

25.2K 647 25
                                    

Kalau yang dilakukan orang kebanyakan ketika mau nonton bioskop biasanya akan memesan pop corn, aku tidak, niatnya mau nonton doang dan tidak mau ngemil. Aku terlalu naif memang, jaga image itu adalah prinsipku.

Ken duduk tepat di sebelahku, kita sekarang sudah berada dalam ruangan dengan lampu redup karena film akan segera diputar, aku sedikit gugup karena ini baru kesekian kalinya aku nonton bioskop lagi. Jarang banget aku bisa hang-out keluar begini, kebanyakan sih memang diajak Ken, terakhirkali Ken mengajakku ke sebuah kafe bertema kalsik yang menyajikan menu khas Jepang. Makanannya memang enak, beda nasinya dengan nasi yang biasa tersedia di rumah makan biasa.

Tatapanku mulai berpusat ke depan layar yang awalnya putih, kemudian perlahan menayangkan beberapa slide gambar menyeramkan yang aku tau bahwa kali ini aku dan Ken akan nonton film dengan tema horor. EL CONJURO atau biasa disebut The Conjuring 2, kami menonton film dengan tema spiritual bercampur dengan horor. Aku sih kurang tertarik dengan hal tabu yang berbau mistis, tapi aku percaya bahwa makhluk seperti itu memang ada.

"Kalau kamu takut, pegang tanganku ya?" tiba-tiba Ken berbicara demikian dan meletakkan lengannya di sebelah lenganku, ini mungkin kesempatan dia buat aku pegang. Dasar lelaki homo sialan! Berani banget dia bicara begitu, memangnya dia kira aku ini penakut banget apa? Tidak kok.

"Biasa saja." balasku dengan ketus pada Ken.

Awalnya mungkin biasa saja.

Tapi lama-kelamaan aku yakin kalau filmnya memang semakin memuncak dan kadar ngerinya semakin mendalam, aku hanya bisa sedikit menutup mata dan berlagak agak cool agar tidak takut.

Mendengar jeritan dan apapun yang bergerak dalam film membuat dadaku hampir berdendang semacam getaran drummer, berlebihan sih, tapi sungguhan kalau filmnya lumayan menakutkan. Aku bisa lihat beberapa adegan seorang gadis cilik kesurupan dan berteriak, beberapa adegan juga memperlihatkan seorang suster bernama Valak yang mungkin dialah peran hantu yang paling menonjol.

Jerk! Sial!

Aku kalah, tanganku memegang lengan Ken dengan segera ketika adegan dimana Patrick Wilson terperangkap dalam ruang bawah tanah dan bertemu dengan Si Hantu kakek tua.

Dengan melirik sedikit aku melihat Ken dengan ekspresi biasa saja, dia tidak bergetir samasekali, dia tidak takutkah? Atau dia berusaha terlihat macho dihadapanku? "Tenang, Ren. Itu hanya film." gumam Ken dengan sedikit terkekeh yang membuatku malu, ternyata aku tidak bisa menilai nol kepribadian Ken. Dia tidak ciut dengan hal horor begitu.

"Kau tidak takut?" tanyaku penasaran.

Ken menengok ke arahku, aku melihat rahangnya yang kokoh. "Aku lebih takut kalau kamu jauh dariku, Reno."

Uhuk! Hampir aku batuk mendengar ucapan Ken barusan. "Ck, jangan bercanda!" aku sedikit kesal dan menekan suaraku agar lebih pelan.

"Aku serius, gimana?" Ken malah semakin membuatku mati rasa, kepalaku tiba-tiba seperti sedang tersambar penyakit kesemutan.

"Terserah." jawabku gugup.

"Oke, kita jadian sekarang."

"Hah?"

Itulah mungkin awal mula dimana aku berhubungan dengan Ken. Hubungan yang membuat hatiku terkadang kesal dan senang.

•••••
Never Ending

Reno

••••••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

••••••

Ken

•﹏•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•﹏•

One Love - BoyxboyWhere stories live. Discover now