Part 2

125K 5.4K 79
                                        

Aku ke kampus dengan jalan kaki. Biarlah dikata ngenes tapi inilah hidupku yang penuh kepalsuan. "Biii aku berangkat ya, ini mobilnya aku tinggal sini." ucapku sambil berlari. Untung sebelumnya aku sudah mengepang dua rambut panjangku.

Seperti biasa, tiap aku sampai pasti aku langsung mendapat tatapan tak suka dari orang-orang disekitarku. Tch... kalau bukan terpaksa udah gue colok mata mereka pake tusuk gigi batinku tak suka.

"Kenapa cupu itu ada disini sih! mengotori reputasi kampus aja!"

"denger-denger dia diterima karena beasiswa ya, cabut aja sih beasiswanya. Malu-maluin banget."

"Gak punya harga diri."

"seenggaknya jangan tunjukin kalo gak mampu!"

Dan masih banyak cibiran lain. Aku harus bersabar! suatu saat pasti ada saatnya buat ngebales mereka. Dengan penampilan yang seperti ini, siapasih yang mau temenan? Aelah, boro-boro temenan. Ngeliat aja udah dapet cibiran macam ini. Salahku apaan sih? perasaan aku juga gak nyolok, gak mutilasi orang juga. Tapi kenapa mereka jahat sama dedeq Tuhan? Stop! mulai deh otak lebaynya (-_-)

Perasaan penampilanku ga jelek-jelek amat deh, bodo ah. Sekarang mending ke kelas trus bobok cantik. Sesampainya di kelas, aku pun mendapat perlakuan yang sama seperti saat di koridor kampus. Tanpa peduli yang pada mereka yang menatapku, aku melenggang santai ke bangku pojok paling belakang. Duduk santai dan menelungkupkan kepalaku di meja adalah hal yang paling kusukai selama di kelas.

"Heh mata empat! bangun lo!" teriak mak lampir, ehh bukan ndeng. Tapi Reni, cewek tersongong sejagat kampus. Aku sangat malas mengurusinya. Bukan karena aku takut, tapi percuma saja membuang tenagaku untuk manusia seperti dia.

Ku dongakkan kepalaku mengadapnya. Yaps dengan bedak setebal itu, lipstik merah menyala. Dan 2 kacung dibelakangnya, sudah kupastikan dia seperti ondel-ondel yang takut terjatuh jika tak ada orang yang menyangganya.
"Apa?" Jawabku santai

"Beliin gue kopi dong di kantin. Gue aus banget nih" ucapnya sedikit dimanja-manja. Eww menjijikkan.

"..." Tanpa mau berdebat lagi aku langsung meninggalkan kelas dan menuju ke kantin untuk membeli kopi. Dasar mak lampir!

Setelah dapat kopinya, langsung saja kuberikan padanya yang tengah menggosip. Selain ondel-ondel dia juga tukang gosip.

"Loh...kan gue gak minta moccacino"

"terus yang kamu maksud apa?" jawabku tenang

"Heh!! kurang ajar lo ya! berani lo sama gue?!" teriaknya lantang, hingga seluruh mahasiswa di kelas menoleh pada kami. Malu-maluin banget sih ini mak lampir.

Aku hanya menunduk menghadapinya. Hingga tiba-tiba sesuatu yang dingin dan basah mengenai kepalaku. Saat aku mendongak, kulihat smirk jahatnya.

"Makanya jangan sok didepan gue! rasain lo. Girls, tinggalin yuk, males gue disini" ucapnya santai seperti tak melakukan apapun. Hellow Lo baru aja nyiram gue brengsek!
Sial. Padahal bentar lagi dosennya masuk. Bodo amat lah, sekali-kali bolos gapapa.

Kulihat pantulan diriku di cermin. Satu kata untukku sekarang. Berantakan! Rambutku basah karena ulah mak lampir, kacamata bulatku juga basah. Aishh padahal udah sering dapet perlakuan seperti ini. Tapi tetep aja rasanya nyebelin. Untung aja aku selalu membawa handuk kecil di dalam tasku, jadi aku tak terlalu repot membersihkan rambutku.

Kantin belakang kampus Nusa Bangsa, disinilah aku berada.

Revan POV-
"bro, gimana sama Niki? lo udah putusin dia?" tanya Riko.
"Udah lama lah, lagian siapa juga yang mau sama cewek macam dia. Gue jadian sama dia kan karena taruhan ini doang. Gak lebih!" jawabku tenang.

gue jadian dengan Nikita karena tantangan dari Edo, dia minta gue buat macarin salah satu cewek yang paling susah didekati di kampus ini. Dan karena dari sononya gue usah suka sama tantangan, jadi gue terima aja. Ehh gak taunya si Nikita itu gampangan banget. Baru juga dirayu bentar udah klepek-klepek.

"Oi Van, gue punya tantangan baru buat lo." Ucap Arga

"Siapa lagi kali ini? gue yakin gue bisa naklukin mereka." Jawabku yakin. Tentu gue yakin. Siapa sih yang bisa tahan dengan pesona seorang Revan Haidar Arsenio, secara gue ganteng, tajir, kurang apa coba?

"cewek kali ini gue yakin lo gak akan bisa" ucap Arga meremehkan. Dan gue benci itu

"Hmm- tantangan. Oke siapa dia?"

"Valentin Nathalie A" what?! si mata empat?!
.
.
.
.
.
. Tbc-

My Amazing NerdWhere stories live. Discover now