SATU

692K 24.7K 766
                                    

"Sekarang kita gimana?" Tanya Rahma menggigit kuku ibu jarinya, mengingat dirinya yang kini sudah terikat hubungan Suami Istri dengan garis besar DI JODOHKAN oleh kedua belah pihak keluarga.

Kalau saja teman sekolahnya tau, gimana? Mau taruh dimana mukanya? Yaa.. malu sudah pasti ia akan malu. Apalagi bakal di bully habis habisan kalau seantero sekolah pada tau, behh apalagi geng cabe cabean yang notabene-nya fans fans gila Rian.

"Gimana apanya? Ya selow aja kali. Ya kalau lo pandai jaga rahasia, ini semua gak bakal ke bongkar. Jadi selow aja kayak dipantai, cihuyyy..." jawab Rian mengayun ayunkan tangannya kedepan seakan membentuk tanda bahwa hidup harus di bawa selow ae. Tak lupa senyum di bibirnya yang sangat khas membuat semua cewek tergila gila melihatnya, yaa kecuali Rahma.

Rahma memincingkan matanya tajam, berjalan pelan ke arah Rian yang sedang ikut menatap Rahma dengan senyum mengejeknya.

"Kita 'kan masih sekolah, terus-

"Terus apa? Udah yah mending lo diam. Ga usah banyak cincong, bibir lo dower noh lama lama kalau banyak cincong. Diam yaa diam, gue mau bobo. Jangan berisik, awas!" Rian membenarkan posisinya menjadi berbaring diatas kasur, menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuh dan wajahnya.

"Rian..." panggil Rahma menarik narik pelan selimut, hingga membuat wajah Rian nampak terlihat, yang sedang memutar bola matanya malas.

"Apasih mak lampir? Apa apa? Noh bibir lo udah mulai dower! Dah ah diam!" Kesal Rian, menutup kembali wajahnya dan berganti posisi tidur yang malah membelakangi Rahma yang tengah duduk di pinggir kasur.

"Gue takut. Kalau nanti anak anak sekolah pada tau kita udah nikah gimana? Kalau nanti gue di bully sama fans gila lo itu gimana? Apalagi kita gak akrab di sekolah, eh tiba tiba udah nikah aja kek gini. Gue kan malu nikah sama elo." Cerocos Rahma dengan tangan yang sibuk memelintir ujung selimut.

"Bisa diam gak?"

"Ga bisa,"

"Diam!"

"Ga!"

"Lo yaa.. gini nih gue kasih tau. Lo gak usah takut di bully sama anak anak di sekolah, yang lo harus takut itu di bully sama gue. Serius gue bisa buat lo gak tenang di sekolah. Jadi mending lo diam, dari pada iblis di kepala gue bangun dan berniat jahat sama elo. Jadi lebih baik bibir lo yang dower ini diam yang tenang, jangan berisik yaaa.." Rian menepuk pelan pundak Rahma dan kembali melanjutkan tidurnya.

Rahma nyaris membuka mulutnya lebar begitu mendengar ucapan Rian yang sebenarnya berniat untuk mengancamnya, Rahma hanya bisa diam mendengar ucapan Rian. Semua siswa siswi di sekolahnya pun tahu seberapa jahatnya Rian soal bully membully.

Rahma menghela napasnya pelan, berjalan ke arah sofa yang tersedia disana. "Gue gamau jadi janda muda."

🍒🍒🍒

"LO MAU KE SEKOLAH ATAU TIDAK?" Tanya Rahma dengan suara TOA miliknya, tangannya pun tak henti menguncang guncang bahu Rian agar membuatnya terbangun.

"Kalau lo mau pergi ke sekolah, udah sana aja pergi nggak usah ngajak ngajak." Jawab Rian dibalik selimut yang menutupi seluruh wajahnya.

Rahma membelalakan matanya begitu mendengar ucapan Rian. "Lo niat sekolah nggak sih?" Rahma bersedekap menatap Rian.

Rian bangun dan bersandar di kepala kasur menatap Rahma dengan tatapan mengejek. "Lo kok jadi ngurusin gue? Terserah dong, gue niat atau enggak itu 'kan bukan urusan elo. Jadi lo nggak usah ngatur ngatur gue, okey? Huss huss sana!" Rian mendorong Rahma agar menjauh darinya yang hendak kembali ke dunia kapuknya.

Call Me Bad Boy ✅ Where stories live. Discover now