Bagian 1

17.8K 1.1K 55
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA DAN.COMMENT SETELAH MEMBACA....

SELAMAT MENIKMATI CERITA INI THX.

****

Dingin....
Mengapa? Mengapa dingin sekali?
Seakan menusuk sampai ke tulang terdalam. Tu-buhku, tubuhku ... kebas, seakan mati rasa.

"Ka-kak ... kakak ... bangun," rasanya suara tadi tidak asing bagiku.

"Ana ... ana ... gue mohon bangun," dan suara siapa lagi itu, rasanya tangan ku seperti ia guncang-guncangkan.

"Dok ... tolong ... tolong, selamatkan dia," tunggu, bukankah itu suara ibuku? Dan mengapa di sekitarku bising sekali? Seakan tergesa-gesa untuk melakukan sesuatu.
Apa yang sebenarnya terjadi? Dan, dan mengapa suara ibuku terdengar seperti terisak?

"Kami akan berusaha sebisa kami," suara laki-laki, siapa itu? Aku sungguh tidak mengenalnya, nada suaranya seperti mencoba menenangkan ibuku?

"Ana, Anas-tasia Anastasia... ibu mohon jangan tinggalkan kami," mengapa ibu berkata seperti itu?
Apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa? Mengapa ... ia berbicara seperti itu?

"Mohon maaf. Kalian hanya boleh menunggu sampai di sini, kalian semua tidak diperkenakan untuk masuk," sia-pa? siapa, suara siapa tadi? Aku yakin, aku tidak mengenalnya. Dan ... mengapa, seperti ada bunyi pintu tertutup setelah ia mengakhiri percakapan bersama ibuku tadi?

Entah mengapa, walaupun suara bisingnya terdengar sedikit berkurang, tapi sungguh aku masih bisa mendengar mereka semua dengan jelas. Tapi ... mengapa tiba-tiba nada suara mereka berganti menjadi suara yang lebih tegas dan lebih berhati-hati untuk melakukan sesuatu? Sebenarnya apa yang sedang mereka lakukan?

Aku memang tidak tau dimana sekarang aku berada. Tetapi aku bisa mendengar mereka. empat suara dari orang yang berbeda. Entahlah, apa yang sedang mereka lakukan? Sungguh aku benar-benar tidak tau. Dan ... dan aku yakin aku tidak mengenal mereka, suara mereka semua terdengar benar-benar asing di telingaku.

"Baiklah dalam hitungan ketiga, satu ... dua ... tiga ... lakukan dengan cepat!" Bukankah itu suara laki-laki tadi? Dan mengapa aku merasa tubuhku seperti diangkat dan di pindahkan dari tempat semula?

"Cepat! Potong kain di tubuhnya, ingat! lakukan juga dengan hati-hati!" suara itu lagi, entah mengapa aku merasa nada suaranya seperti memerintah orang-orang di sekitarnya, yang entah mereka sedang melakukan apa kepada tubuhku?. Tit, tit, tit, tit. Dan ... suara apa lagi itu? Mengapa suaranya baru terdengar ketika aku baru saja di pindahkan dari tempat semula? Apakah itu ... suara, mesin? Mesin yang menunjukan detak jantungku?

"Masukan IV lain! Semuanya lakukan dengan hati-hati!"

"Dok, ada beberapa patah tulang di kaki kanan dan tangan kiri pasien dok," apakah yang wanita itu maksud adalah tubuhku? Tulang dalam tubuhku?

"Dok, pasien mengalami pendarahan hebat, detak jantung pasien hanya 163 dan semakin menurun dok, benar-benar sangat cepat menurun," Tunggu ... apakah yang ia maksudkan tadi itu adalah jantungku? Apakah jantungku akan berhenti berdetak? Mengapa suara mereka menjadi lebih tergesa dari sebelumnya?

"Siapkan segera alat pengejut jantung,!" Tuhan ... ada apa ini? Mengapa ... mengapa, kesadaranku mulai sedikit berkurang?

"Sudah kami siapkan dok,"

"Setel menjadi 360, lakukan dengan cepat!" Apakah aku? akan, mati....

"Semuanya mundur sekarang!"

Sepertinya...

Tttttiiiiiiitttttttttt!!!!!!...

Jantungku, benar-benar berhenti berdetak.

.
.
.

Dimana sekarang aku berada? Mengapa suara tergesa tadi tidak terdengar kembali?

Ah ... Sepertinya aku sudah tidak berada di tempat orang-orang itu lagi. Sebenarnya tempat apa ini?
Aku sama sekali tidak tau tempat ini? Apakah aku sudah mati?

Dan cahaya apa itu? Silau sekali....
Seakan bisa membutakan penglihatanku.

Tunggu, siapa orang di cahaya itu? Bukankah tadi tidak ada siapa-siapa disana?
Mengapa ia berdiri disana?

"Ana ..." si-siapa?
"Anastasia...." si-siapa itu? Dan bagaimana ... dia bisa tau namaku?

"Kemarilah ..." entahlah, suaranya terasa seperti magnet yang bisa menarikku untuk mendekat ke arahnya. Walaupun begitu aku memang harus menghampirinya, benar aku harus menghampirinya! dan menanyakan tempat apa ini, atau lebih tepatnya, menanyakan tempat aku berada sekarang ini.

Entah salah lihat atau tidak, tapi ... Aku merasa sosoknya seperti menggeliat, membuat rasa penasaranku semakin membuncah. Dan....

Entah mengapa semakin dekat aku berjalan menghampiri dirinya, cahaya yang menyilaukan mataku tadi semakin meredup benar-benar meredup, ini aneh sekali bukan?

Semakin dekat ... dan saat aku berdiri tepat di dekatnya barulah aku bisa melihatnya dengan jelas, sosok itu ... sosok yang sekarang sedang berdiri membelakangiku. Beberapa detik sempat bungkam, lalu aku mulai berani mengangkat suara.

"si-siapa kamu" tanyaku bingung, dengan degup jantungku yang terasa memompa dua kali lebih cepat dari biasanya. Entah mengapa aku merasa sosok di hadapanku saat ini memiliki aura yang terasa sangat mengerikan, dan anehnya sosok itu bisa membuat bulu kudukku terasa sedikit meremang. Sungguh aneh, aku benar-benar merasa tidak nyaman berada di dekatnya.

Sosok di hadapanku diam saja, tidak merespon sama sekali. Lagi-lagi rasa penasaran sialan itu seakan mendominasi diriku, aku harus lebih berani!

Sebenarnya ada sebersit keraguan saat aku akan menyentuhnya, entahlah apa itu tapi aku merasa sedikit janggal dengan seseorang di hadapanku sekarang ini.

Saat aku hampir menyentuhnya, ia tiba-tiba memutar tubuhnya secara perlahan, menghadapku, yang membuat diriku menghentikan aktivitasku.

Dan betapa tercegangnya aku saat melihat sosok di hadapanku saat ini, astaga wajahnya RATA! Benar-benar Rata!

.
.
.

"Hhhhhhaaaaaaaaaaaa!!!"
aku tersadar kembali dengan deru nafas yang tidak teratur dan aku bisa merasakan kembali detak jantungku yang berdetak dua kali lipat lebih cepat dari biasanya, seperti saat ... aku bertemu dengan sosok wanita berwajah rata tadi. Tunggu ... apakah tadi itu mimpi?

"Dia kembali, dia kembali!" Tiba-tiba terdengar suara laki-laki berseru senang, sepertinya ia laki-laki yang menanganiku. Iya benar! ia laki-laki pemilik suara yang sama sekali tidak aku kenali beberapa waktu lalu. Sekarang aku tau bagaimana wajah mereka semua....

"Selamat! Kamu bisa melewati masa keritismu, kita hampir tidak bisa membawamu kembali. Anastasia, ini semua berkat dirimu yang ingin bertahan. Kamu gadis yang kuat dan hebat!" ucapnya lagi, aku hanya membalasnya dengan senyuman.

Tidak berapa lama aku pun sudah di pindahkan di ruang rawat inap pasien....

Tapi tiba-tiba....

Aku melihat, mereka....

INDIGO (Complete) #revisiDonde viven las historias. Descúbrelo ahora