13. Apa yang membawaku padamu ( sudah revisi )

7.3K 337 1
                                    

"Namaku Jovano Sersan, kamu?" tanya pria itu sembari mengulurkan tangannya.

"Hhhhh.... Natasha Evriana Geeks.. " Natasha menyambut jabat tangan Jovan.

"Namanya secantik orangnya, like a angel."

"Haha.. Gak mungkin lah."

Mereka saling menebar senyum dan akhirnya berjalan beriringan. Mereka menjadi dekat dan nyambung satu sama lain.

"Hmm.. Ruang kepala sekolah dimana ya,Sha?"

'Duh kenapa jantungku ga berhenti berdebar sih, halus banget suaranya.' batin Natasha.

Jovan tersenyum dan seketika menyentuh bahu Natasha, sikap Jovan membuat Natasha tersentak tersipu malu.

"I..itu disana. Aku anter deh,yuk.."

"Ngga ngerepotin nih? Kan kamu mau pulang barusan tapi aku cegat gitu aja."

"Nggak lah santai aja kali, oh iya kamu anak baru?"

"Iya nih anak baru masih polos."

"Hah?" Natasha terkejut. Lalu tertawa. "Kamu nih kok polos ngaku sih?"

"Iya dong aku kan gak fake."

"Aduh siap pak sersan."

Jovan tertawa bersama Natasha tanpa sadar ada yang memperhatikan mereka dari kejauhan, dan ternyata itu Ray.

Jovan menatap kearah Ray dengan tatapan datar selama beberapa detik, sampai Natasha juga menyadari kehadiran Ray disana.

"Udah sampe nih, Jo. Ruang Kepala Sekolahnya ada di depan." kata Natasha memecah keheningan.

Jovan mengganti wajah datarnya dengan senyuman. "Eh udah sampe ya? Makasi ya, Sha."

"Oke sama-sama, aku pulang duluan ya." sahut Natasha sembari melambai singkat pada Jovan. Dan teruntuk Ray, Natasha menunduk pertanda hormat pada gurunya tersebut.

Setelah Natasha berlalu, Ray memulai pembicaraan yang sempat hening. "Sudah lama ya..."

"Aku kurang suka basa basi, kau tau kan apa tujuanku kesini?"

"Sangat paham, tapi kau tau kan etika orang dewasa memang begini. Harus tau kapan dan dimana basa basi itu diperlukan sebagai formalitas. Bisakah anak kecil sepertimu mengerti akan hal itu?"

Jovan memanas dan memutuskan untuk mengakhiri perdebatan singkat dengan masuk ke dalam ruangan Kepala Sekolah dan meninggalkan Ray. 

"Aku sudah bicara dengan Kepala Sekolah dan mengurus kepindahanmu, aku harap kau tidak berbuat yang aneh-aneh lagi." kata-kata Ray membuat Jovan terhenti.

"Aku tidak akan mengusik siapapun jika aku tidak merasa terganggu,termasuk dengan gadis tadi. Aku harap kau paham."

"Aku tidak membahas gadis tadi, aku membahas perilaku bajinganmu."

"Aku bukan pemain wanita, bajingan sejati tak memainkan hal serendah itu."

"Siapa tahu, aku tak mengenalmu dengan baik. Tapi akan kupastikan kau mengenalku dengan baik."

-Sesampainya Natasha di rumah-

'Kok aku ngerasa aneh ya? Kenapa situasinya tegang banget kayak tadi? Apa Pak Ray dan Jovan saling kenal?' batin Natasha.

Natasha segera bersiap-siap dan pergi ke toko.

"Haii Yuni, hai Gina." Natasha menyapa dua pegawai ciliknya yang sangat tekun dan penuh semangat.

"Hai juga Kak Sasya."

"Gimana hari ini?"

"Rame banget kak. Seneng deh jadi semangat jualannya." 

"Nah gitu dong semangat, kalo umur masih muda itu memang harus semangat jangan males-malesan kerjaannya cuma main hp sama tidur-tiduran aja."

"hahaha... Siap kak." Sahut mereka berdua beriringan.

Natasha masuk ke dalam toko dan menyapa penjaga kasir yang teramat cantik nan seksi seantero minimarket. *eh

"Haii Julia..."

"Hai juga Natasha."

"Udah cek list barang hari ini?"

"Belum lah, daritadi toko rame buangettt sis..."

"Seriously?"

"Udah jangan sok english english gitu ga ngerti akikah, mending bahasa alay aja deh akikah lebih ngerti deh serius."

"Ashiiaappp."

*Klentingg.. 

Suara pintu terbuka pertanda ada customer masuk pun membuat Natasha dan Julia mengakhiri pembicaraan mereka sejenak dan refleks menoleh kearah pintu masuk.

Natasha terpaku. "Ia menatap pria yang masih mengenakan seragam kerjanya datang untuk membeli sesuatu ke tokonya."

"Pak Ray."

Tanpa mengatakan sepatah kata pun Ray mengabaikan Natasha dan beralih pada kulkas yang berisi minuman dingin.

Natasha terbelalak dan heran seketika sampai auto kaku dan berhenti bernafas sejenak.

"Dicuekin ya?" celetuk Julia.

Natasha mengerutkan alisnya. "Itu guruku di sekolah, galak banget tau ga? Jangan deketin dia ntar digigit."

"Masa sih? Mau dong digigit cowok ganteng."

"Ihh.. Apaan sih,Jul."

Natasha pergi ke gudang untuk memeriksa stok barang. Tanpa ia sadari Ray melirik sebentar kearah Natasha yang sedang serius mencatat ketersediaan barang.

Tanpa Ray sadari sebenarnya ia sangat ingin tahu mengenai gadis itu, gadis yang sangat ceria dan penuh semangat. Entah kekuatan apa yang dimiliki oleh Natasha hingga membuat hati Ray terhenti dan berkembang biak begitu saja pada Natasha. 

Baru saja beberapa jam yang lalu yang mendengar Jovan memintanya untuk tidak mengurus urusannya dengan Natasha. Namun siapa yang lebih dulu berurusan dengan Natasha? Bukankah Ray? Jovanlah yang mengganggu urusannya dengan Natasha. lagipula Natasha belum mengumpulkan tugas hukumannya pada Ray. Gadis itu masih memiliki hutang yang harus dilunasinya padaku. 

"Entah apa yang membawaku untuk singgah ke tempat ini, benarkah karena dahagaku yang perlu diredakan dengan minuman atau hasratku yang perlu diredakan dengan keberadaanmu."
-Rayhean William Smith-

-iapd-

Sabtu, 6 April 2019

I'M TRAPPED (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang