"Jeong Yein" pria bermarga Jeon ini lagi-lagi datang lebih pagi untuk bertemu gadisnya. Yein bilang, ia lebih suka bertemu Jungkook di pagi hari.
"Ne, kenapa?"
"Ani, hanya ingin bertemu denganmu saja"
"kalau sudah, cepatlah menyingkir dari kursiku" kata si gadis sedingin Elsa Frozen itu.
"ne" si pria hanya menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.
"apa lagi?" tanya si gadis yang kali ini menatap bola mata si pria.
"Ah ani, kalau begitu aku pergi ke kelasku dulu. Sampai jumpa" si gadis hanya memandangi punggung si prianya yang semakin menjauh.
Si pria bermarga Jeon itu merasa senang, kepalang senang malah. Hanya melihat wajahnya saja membuatnya berdegup kencang. Yein benar-benar gadis kesukaannya.
Tak terasa, sang waktu sudah begitu saja memunculkan semburat oranye milik senja. Padahal terasa seperti barusan ia menemui gadisnya. Padahal kejadian itu sudah lewat sejak tadi pagi.
"Jeong Yein" si gadis menoleh nenatap pria bermarga Jeon itu.
"Eum mau ku antar pulang?" si gadis menoleh ke arah kanan dan kirinya memastikan tempat yang mereka pijak itu sepi atau tidak? dan jawabannya tidak, malah sangat ramai.
"Tidak" singkat padat dan tidak jelas. Kenapa selalu menolak tawaran pria tampan ini yein-na? Yein masih menatap Jungkook dengan tatapan 'jangan tanya kenapa, aku benci itu' si gadis melenggang pergi. Jungkook yang tidak mau menyia-nyiakan waktunya mengejar Yein secepat yang ia bisa.
Tapi betapa sakit hatinya melihat gadisnya kini tengah dielus oleh pria lain, dengan tatapan penuh cinta pria itu memakaikan helm untuk Yein. Yang dibalas Yein dengan tatapan lembut. Tatapan yang tak pernah Yein berikan pada Jungkook. Hey alihkan pandanganmu dia itu gadisku, gadis milikku! teriak Jungkook dalam hati.
Yein sudah sempurna terduduk di belakang jok motor milik pria yang tak kalah tampan dari Jungkook itu. Jungkook yang hanya bisa membeku dan tak bisa menggunakan otaknya dengan jernih hanya bisa menatap kepergian Yein pedih. Yein sempat menoleh ke arahnya tetapi seolah hanya seonggok sampah yang tak berarti, Yein menatapnya dengan tenang.
Jungkook masih menahan pedih dan sesak. Entahlah apa kali ini ia harus menyerah saja dengan perasaan cintanya yang hanya bertepuk satu tangan itu?
...
"Jeong Yein" kali ini si pria bermarga Jeon itu menghampiri Yein yang tengah duduk sendirian di kantin. Yang otomatis mengundang rasa penasaran khal layak umum.
'Ada apa antara si tampan Jungkook dan si gadis beku Yein?' mungkin seperti itulah rasa penasaran seisi kantin.
"Ne" jawaban beku seperti biasanya.
"Bisakah kita bicara berdua" kali ini nada suara Jungkook naik berapa oktaf. Yein yang di genggam paksa tak banyak mengeluarkan protes.
"Coba jelaskan siapa pria yang kemarin mengantarmu pulang?" persetan dengan Yein yang akan menganggap Jungkook ikut campur. Si gadis yang ditanya malah hanya diam, entah apa yang sedang ia pikirkan.
"Apa kau benar-benar mencintainya?" Jungkook yang sadar bahwa ada pria idaman lain di tengah-tengah hubungannya dengan gadis bermarga Jeong ini. Pantas saja Yein selalu menolak ajakannya untuk kencan atau sekedar pulang bersama. Terjawablah sudah semua itu. Pikir Jungkook sakartis.
"Yein jawab aku!" kini bukan lagi suara Jungkook yang memanggil dengan penuh cinta, kini bentakanlah yang Jungkook teriakan pada Yein. Gadis sedingin es yang sangat jarang berbicara hangat padanya. Angin di atap sekolah pun mendominasi suasana.
YOU ARE READING
EMPTY Part.1
FanfictionJ.Jungkook X J.Yein Scriptwriter : Himeka Nayara | Duration : OneShoot Disclaimer : Standard disclaimer applied. The cast are belong to God, Family and Fans. The story is mine. Himeka Nayara Present "Seperti langkah tak berjejak, senja tapi tak...
