Jatuh Cinta Sendirian

7.4K 153 22
                                    

Namaku Bulan, yang saat ini sedang jatuh cinta sendirian, karena mencintai dalam diam.

.

.

.

Hari ini hujan. Gak gede, tapi mampu membuat baju seragam sekolahku berpola bulet-bulet persis kaya tahu bulet, yang baru di goreng dan enak dimakan pas anget-anget. Oke, abaikan. Itu cuma fantasiku karena belum sarapan pagi ini. Ditambah karena harus mengikuti upacara bendera di hari senin.

Tapi untungnya gak jadi. Karena hujan turun makin deras. Akhirnya aku cuma duduk-duduk di kursi sambil ngemutin permen kaki yang dikasih Juki tadi pagi. Biasanya kalo hujan gini, guru-guru juga pada dateng lebih telat, yang berakhir banyak jam pelajaran kosong.

Berhubung aku duduk deket jendela, dibarisan ketiga-- paling pojok. Membuat aku dengan mudah melihat keluar ruang kelas.

Tiba-tiba, Nisa-- teman sebangku, menepuk pundakku. "Lan, anterin gue ke kelas XII Bahasa 3, yuk."

"Mau ngapain?" tanyaku. Aku bukan orang yang sering keluar kelas. Bahkan aku betah seharian di kelas tanpa ke kantin jika sudah duduk sambil membaca novel.

"Jadi gini," ucap Nisa, dia memberi jeda sebentar. "Hp gue tadi di pinjem, Rafi. Dan sekarang mau gue ambil."

Tiba-tiba seseorang menghampiriku. "Ngapain, Lan?"

Aku tersentak. Kemudian kembali menormalkan ekspresi terkejutku. "Nemenin Nisa."

Aku gugup, sangat. Apalagi melihat senyumannya yang kelewat manis. Di cuaca yang semendung ini. Dia-- Bisma, hanya ber'oh'ria. Membuat aku ingin segera pergi dari situasi kelewat canggung ini.

Tentu saja. Aku tidak akan tahan berada lama-lama dekat dengan Bisma. Karena jantungku tak pernah bisa bekerja normal jika di dekatnya. Ya, itu karena aku menyukainya. Sejak pertama kali masuk SMA. Tapi, karena aku tahu diri. Aku lebih memilih mencintai dalam diam. Daripada harus mengungkapkannya. Lalu ia menjauh dari hidupku.

Aku juga sering curhat dengannya. Tentang seorang cowok yang aku suka. Ia benar-benar pedengar yang baik. Ia sering menyuruhku untuk mengungkapkan perasaanku kepada orang yang kusuka, sebelum terlambat katanya. Tapi jelas aku menolaknya dengan bulat-bulat. Karena dialah orang yang aku sukai. Terlihat bodoh memang.

"Ayok balik, Lan," ajak Nisa, yang entah sejak kapan sudah berdiri di sampingku.

Aku mengangguk setuju.

"Elah, ntar aja sih. Gak ada guru ini'kan?"

Tiba-tiba Bisma mencegah kepergianku dan Nisa. Aku senang, sedikit. Tapi juga takut, takut semakin jatuh pada pesonanya, jika terlalu lama berada di dekatnya.

"Yakan, Lan?" Bisma bertanya kepadaku, seraya menyenggol lengan kananku.

"Eh?"

Nisa mendengus. "Bilang aja lo mau modusin Bulan."

Wajahku memerah.

Sialan, Nisa.

Bisma terkekeh. "Iya dong."

Lihat, bagaimana aku tidak mudah jatuh cinta kepadanya. Dia selalu melakukan modus yang membuat aku baper akut. Untungnya gak sampe mimisan, karena saking senengnya. Walaupun itu cuma dari hal kecil. Akhirnya Nisa cuma berdecak kesal seraya menarik tanganku paksa, untuk kembali ke kelas.

Jatuh Cinta SendirianTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon