04

653 55 6
                                    

#CanYouLoveMe04

Hallo kalian para pembaca setia, yang selalu sempat coment dan like. Ini masih story nya 'Life Love Life' ya. Saya ganti judul karena yang kemarin itu kurang pas. Judul yang sekarang itu bisa mewakili inti ceritanya. Semoga kalian paham dan bisa menikmati setiap alur cerita yang saya tuliskan. Mungkin alurnya agak pasaran atau apalah itu, saya minta maaf kalau kurang bisa memuaskan keinginan kalian tentang kelanjutan story ini.

FlashBackOn

Alvin semakin merundukan tubuhnya berkonsentrasi penuh melajukan Motor Ninja yang tengah ia gunakan sekarang. Deru mesin motor menggema indah di kawasan Tanah Merah ini. namanya saja Tanah Merah, tapi tidak ada Tanah Merah disana. Yang ada hanya Jalan Raya yang sepi dari hilir mudik kendaraan. Tanah Merah sudah sejak lama dijadikan tempat balapan motor liar. Tiap malam minggu selalu ada balapak yang diselengarakan oleh para Pembalap motor yang merasa sudah professional. Padahal rata-rata di antara mereka hanya anak yang kebanyakan putus sekolah.

Keringat mengalir deras di balik Helm besar yang Alvin kenakan. Belum pernah selama ini ia balapan sampai peluh membasahi sekujur tubuhnya itu. Ia tengah Balapan dengan seseorang yang mengenakan Motor Ninja berwarna Merah. Berbeda dengan diri yang menggunakan motor Ninja berwarna Hitam.

One By One, Balapan selalu satu lawan satu. Tidak pernah lebih. Karena jalanan sini tak begitu besar. Hanya cukup untuk bolak balik mobil saja.

"Bangsat! Gue ngak boleh kalah sama itu orang! Gue harus menang." Alvin mendesis geram saat rivalnya dengan lihai memotong jalur motornya dan dengan santai mendahului Motor miliknya. "Gue jauh-jauh datang kesini bukan untuk kalah! Gue mau jadi No 1 di Jakarta ini," katanya lagi dengan ambisi yang sangat tinggi.

Tapi, sekuat apapun ia mencoba memotong jalur rivalnya. Dirinya tetap saja tak berhasil. Karena lawannya memang cukup tangguh dan benar-benar terlihat sangat professional. Cahaya harapan kian menjauh dari Alvin saat rivalnya sudah sampai terlebih dahulu di garis finis. Sorak sorai membahana dimalam itu.

Kesal, marah, mengumpul jadi satu didalam dada Alvin. Saking kesalnya ia sampai membanting stir motor kearah kanan. Dan tentu saja, motor yang mesinnya masih menyala menabrak trotoar dan melambungkan sang pengemudi.

Brakk

Tubuh Alvin terjerembab dengan dahi mendarat duluan. Rasa sakit langgsung memenuhi diri Alvin. Pandangan matanya berputar-putar ia masih memiliki sedikit tenaga dan laki-laki ini langgsung membalikkan tubuhnya hingga menjadi posisi telentang. Rasa panas mengalir pelipis Alvin. Bagai orang gila ia tersenyum pahit, "kenapa semua yang gue inginkan ngak pernah terwujud? Kenapa hidup gue selalu sial?"

Belasan orang yang datang menonton Balap Liar seketika panic dan heboh bukan main. Tak terkecuali sang pemenang Balapan Motor tadi. Dengan Helm yang masih terpasang, ia berlarian kearah Alvin, tergopoh-gopoh ia berlutut.

"Lo udah menang, pergi sana. Jangan ganggu gue," ketus Alvin mengibaskan tangan kanan untuk mengusir sang pemenang.

"Lo itu punya banyak nyawa kayak kucing? Kenapa lo banting stir motor lo?" sang pemenang membuka Helm yang sedari tadi menutupi kepala dan wajahnya. Belasan orang sudah mengerumuni Alvin. Pemuda itu menghela napas berat, "Kalian pergi sana. Gerah gue," bukan berkata baik. Alvin malah berkata judes dan membuat belasan orang yang tadinya simpati berubah jadi benci.

"Mati aja lo sono. Syukurin kalahkan lo? Jangan belagu deh, lo itu Cuma anak baru dikawasan ini. Nggak ada yang bisa ngalahin dia!" salah seorang dari mereka berkomentar pedas. Alvin yang tubuhnya lagi mati rasa hanya mendesah sambil memutar bola mata jengah.

"Kalian kalau nggak mau bantuin, mending pada bubar." Kata pemenang balap motor tadi. Tak sampai lima menit. Belasan orang itu membubarkan diri masing-masing. Tak lupa si pemenang menyerahkan Helm pada salah satu kerumunan yang nonton balapan tadi sambil mengatakan, "Makasih atas Helm dan motornya,"

Can You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang