Chapter 1 : Awal Perang yang Sesungguhnya

5.6K 386 45
                                    

Jangan lupa Vote hargai Author ^^

________________

Author POV

Diantara pepohonan yang menjulang tinggi, diantara para binatang yang bersembunyi, berdiri kokoh seorang laki-laki berumur 15 tahun yang sedang menatap sekeliling penuh ketelitian. Matanya memicing berusaha mengingat jalan yang harus ia lewati. Detik berikutnya laki-laki itu merasakan perasaan takut sekaligus khawatir ketika mendengar suara jeritan dari arah lain.

"AAAAAAAAA!!!!!"

Sett!

Duakkk!!!

Suara jeritan itu diikuti oleh suara melesatnya anak panah yang membuat ringkikan kesakitan dari objek lain. Tanpa pikir panjang, laki-laki itu berlari menuju asal suara. Kaki panjangnya bergerak cepat hingga berhenti dengan nafas terengah.

Mata berlensa hijau itu menatap terkejut sekaligus tertegun pada seorang gadis yang seumuran dengannya telah melesatkan anak panah pada hewan buas yang hampir menyerang. Ia melirik gadis di belakang sang pemanah yang terduduk takut menatap hewan buas tersebut.

"Luna!" Gadis yang namanya di panggil itu menoleh dan tersenyum lega karena laki-laki yang di tunggunya datang juga.

"Severn!" panggil Luna tersenyum lembut. Gadis itu masih belum beranjak dari posisi duduknya. Kejadian beberapa menit yang lalu sukses membuat lututnya lemas.

Mata Severn tanpa sadar melirik kembali pada gadis yang menyelamatkan Luna tadi. Gadis dengan pakaian rakyat biasanya itu menolehkan kepalanya balik menatap Severn. Tatapan gadis itu terlihat menajam membuat Severn terdiam dan bertanya dalam hati apa salahnya?

"Jika kau ingin melindungi gadis ini, maka jangan biarkan ia menunggu lama di hutan sendirian!" desis gadis itu tajam. Severn terdiam tanpa mengatakan apapun. Ia sedikit terkejut mendengar perkataan gadis tersebut.

Dari mana ia tahu janjiku pada Luna? batin Severn tak mengerti. Luna yang melihat aura hening yang canggung segera berdiri dan menatap gadis bersurai sedikit keriting itu dengan senyum kikuk.

"Emm.. terima kasih sudah menolongku. Tolong jangan marah pada Severn. Kalau boleh aku tahu, siapa namamu?"

"Namaku Alexa Ross, dan aku tidak marah pada lelaki ini. Aku hanya tidak menyangka ada lelaki seperti dia di dunia ini. Melindungi dengan nyawaku? Cihh... memangnya kau bisa? Memangnya kau prajurit? Yah... terserahlah, aku tidak peduli." Alexa menyibak rambut yang tampak tidak terurus itu dan berjalan pergi mulai meninggalkan mereka.

"Sekali lagi terima kasih, Alexa!!" teriak Luna untuk yang terakhir kalinya sebelum Alexa semakin jauh dari pandangan. Severn masih diam terpaku di tempatnya namun mata lelaki itu terus mengikuti kemana Alexa melangkah. Seharusnya ia marah ada orang yang menghinanya tapi entah kenapa Severn justru diam tertegun.

Untuk pertama kalinya aku melihat gadis dengan tatapan seberani itu. Gadis itu... gadis yang berusaha bertahan hidup di negeri yang terpecah belah ini. Gadis dari Tanah Netral.
.

.

.

.

.

.

Siang berganti menjadi malam, malam berganti menjadi siang. Matahari sudah semakin meninggi, embun mulai menghilang di beberapa tempat berkabut dalam hutan. Para binatang perlahan keluar dari tempat persembunyiannya, berkeliaran diantara pepohonan. Dan jauh di dalam tempat penuh pepohonan itu, tersembunyi sebuah rumah kecil.

One King One Kingdom [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang