The Fosch and Human

1.6K 143 5
                                    

Setelah pertarungan besar Shuu dan Miho. Shuu tidak dapat mengendalikan emosinya, terlebih lagi siasat Miho yang ternyata menarik Shuu untuk membunuhnya secara tak langsung, agar ia tak perlu menikah dengan Shuu. Shuu menghancurkan apapun yang ada dihadapannya, air matanya mengalir dari mata orange nya itu. Tiba-tiba saja dia terhenti lalu terdiam.

"Mau apa kau,menjauhlah dari adikku" ucap Shuu tiba-tiba lalu berbalik sambil mengrahkan pedangnya kepada seseorang yang tengah berdiri di atas batu,tempat Miho bersandar.

"Ck..ck..ck sepertinya aku sedikit terlambat" ucap orang itu.

"Siapa kau!?"

"Siapa aku? Itu tidaklah penting" jawab orang itu.

"Apa kau bilang?!" Shuu dengan emosi yang tak dapat tertahan lagi, dia melakukan serangan pada pria itu.

Dengan cepat dia menghindar, melompat dari batu satu ke batu yang lainnya. Hingga akhirnya Shuu berhenti memberikan serangan.

"Sudahlah. Tidak ada gunanya aku bertarung dengamu. Lebih baik aku membawa pergi adikku"

"Jadi dia adikmu? Tapi kau membunuhnya. Sekarang kau mau membawanya. Apa-apaan kau ini?" ledek pria itu.

Seketika Shuu terdiam. Tubuhnya seperti ditarik kaku.

"Aku..membunuhnya? kata-kata bodoh macam apa itu"

"Kau tidak lihat? Dia tersandar lemah. Dia terluka parah,dan sekarat. Kau benar benar kakak yang buruk ya" ##DEEG Seperti sebuah batu besar menghantam tubuh Shuu.

"Apa yang kau tau soalku. Apa yang kau tau soal Adikku?! " Emosi Shuu meningkat kembali.

"Apa aku salah? Itu benar bukan? Seharusnya kau melindunginya. Bukan malah membunuhnya."

Shuu tak dapat menahan lebih lama lagi,akhirnya dia menyerang pria itu. Senyum jahat menghiasi wajah pria tersebut.

"Sepertinya,ini sudah waktunya" ucap pria itu.

Shuu yang tidak mengerti perkataan pria yang ada dihadapannya.

"Apa maksudmu?"

"Ayo kita bersenang senang sebentar. Lalu aku harus membawanya sebelum dia mati disini" jelas pria itu,sambil melirik Miho.

"Mau apa kau membawa adikku!!?"

"Aku hanya menjalankan sebuah perintah dari Tuanku. Dan sebaiknya itu cepat" "Kau beruntung,karena kau akan bertemu dengan kekasihku" lanjutnya.

"Ke-Kekasih.. Apa maksudnya"

"Jawablah panggilanku. Darkspear!!"

Sebuah aura memancar dari tubuhnya, muncul sebuah senjata yang memancarkan aura kegelapan yang sangat kuat.

"Benda itu.. jangan jangan kau" ucap Shuu.

"Ya.. Aku Frankenstein. Senang bertemu dengamu" potong Frank.

"Manusia yang mengkhinati sesamanya,lalu melarikan diri dan bersembunyi di rumah seorang Noblesse."

"Melarikan diri? sungguh kata kata yang kejam untukku"

Tanpa basa basi lagi. Mereka pun mulai bertarung. Pertarungan dahsyat. Frankenstein berhasil memojokan Shuu. Karena kekuatan Shuu yang terkuras hampir seluruhnya setelah pertarungannya dengan Miho.

"Sepertinya ini akan segera berakhir" ucap Frank,sambil mengarahkan lengannya ke arah Shuu.

"Apa maksudmu?!"

'bzztt...bzztt'

Entah disebut apa itu,namun kekuatannya sama dengan darkspear yang dipegang oleh Frankenstein, menusuk tubuh Shuu.

"AKKKHH.." Shuu berteriak kesakitan. Tubuhnya terjatuh ke tanah. Dia sudah tak dapat bergerak lagi.

"Ya.. pertarungan berkahir disini bukan? Baiklah. Aku harus segera membawanya" Frankenstein mulai mengangkat tubuh Miho.
"Ringan juga" lanjutnya.

"Mi-Miho..."panggil Shuu.

Frankenstein langsung pergi meninggalkan Shuu tanpa berkata apa apa lagi. Shuu terkapar,tak bisa melakukan apapun.

~Flashback~

"Hueeee... Kak Shuu" tangis Miho

Shuu menghampiri Miho

"Ada apa Miho? Kenapa kau menangis?"

"Kaki dan lenganmu? Kenapa bisa berdarah?" lanjutnya dengan nada khawatir.

"Tadi.. aku terjatuh. Hiks hiks.. lalu aku berdarah..."tangis Miho.

Shuu tersenyum. Lalu menggandeng lengan Miho.

"Ayo.. kakak obati ya"

Miho mencoba untuk berdiri,tapi dia tidak bisa.

"Kakak.. kakiku sakit sekali"

"Kalau begitu,kakak gendong saja" Shuu menggendong Miho dalam pelukkannya.

"Kak Shuu.." panggil Miho.

"Ya?"

"Kakak adalah kakak yang terbaik yang pernah Miho punya. Miho senang sekali,punya kakak seperti kak Shuu. Kak Shuu senang tidak punya adik sepertiku?"

"Kakak juga senang punya adik sepertimu. Tapi kak Shuu lebih senang kalau kau tidak menangis. Kakak lebih senang kau tersenyum. Karena jika kau menangis,itu membuat kakak sangat khawatir" jelas Shuu.

"Baiklah.. aku tidak akan menangis lagi. Agar kak Shuu senang. Aku sayang kak Shuu" ucap Miho sambil memeluk Shuu.

"Kakak sangat menyayangimu Miho"

~Flashback End~

"Miho.. aku sangat menyayangimu.."


#Bersambung

Terima Kasih karena telah memberikan vote untuk cerita saya ^^

NOBLESSE FANFICTION [SEDANG REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang