Part 2 - Bookstore

10.6K 1.2K 91
                                    


Chanyeol memijat pinggang kakeknya dengan perasaan terpaksa. Ia pikir kakeknya akan memarahinya. Nyatanya tidak sama sekali. Chanyeol curiga kakeknya juga mengira ia gay -_-.

"Harabeoji pilih yang mana? Yoona atau Sunny?" tanya Seulgi.

"Yoona!"

"Ah Harabeoji kita sehati!" ucap Seulgi histeris.

Kedua orang itu ternyata sama-sama menyukai SNSD. Karena itu mereka akur begitu. Bahkan kakeknya terlihat lebih akrab dengan Seulgi dibandingkan dengannya.

"Suatu saat nanti kita harus menonton konser bersama." ucap kakek Park.

"Eum! Tentu saja!"

Chanyeol berhenti memijat. Ia menghadap ke arah foto neneknya yang terpajang di dinding ruang tamunya.

"Halmeoni, lihat kelakuan Harabeoji setelah kepergianmu! Ia bahkan berani mengajak gadis muda untuk menonton konser bersamanya." adu Chanyeol.

Kakek Park sontak bangun dari posisi tengkurapnya dan memukul kepala Chanyeol dengan keras.

"Jangan mengatakan yang tidak-tidak dasar cucu durhaka! Aku hanya mengakrabkan diri dengan cucu baruku." ucap kakek Park membela diri.

Chanyeol mendesis. Tapi tak mengatakan apapun. Ingin melawan pun tak mungkin. Ia takut nanti kakeknya malah menyebutnya durhaka lagi. Ia beralih pada si biang masalah, Seulgi.

"Mengapa kau memasak dan membuat dapurku kacau?" tanya Chanyeol kesal.

"Mianhae, aku lapar dan tak ada makanan. Aku sudah mengatakan padamu aku tak bisa memasak kan? Oh iya telurku tadi masih ada bukan?" tanya Seulgi.

"Sudah kubuang."

Seulgi menoleh pada Chanyeol dengan mata yang berkaca-kaca. Oh tidak! Tidak lagi!

"Huaaaa aku lapar! Hiks hiks! Telurku!" rengek Seulgi.

"Kau mau makan makanan sampah itu? Itu benar-benar gosong. Semua bagiannya berwarna hitam." ucap Chanyeol membela diri.

Seulgi masih menangis. Kakek Park menatap Chanyeol kesal.

"Bagaimana bisa kau dengan santainya membuat wanita menangis?" desis kakek Park.

"Harabeoji~"

"Arra arra! Berhentilah menangis dan pergilah ke meja makan! Aku sudah memasak makanan untukmu." ucap Chanyeol kesal.

"Yeayy!"

Seulgi berlari ke meja makan. Setelah itu terdengar bunyi gedebuk yang keras. Kedua namja yang duduk di ruang tamu itu mengabaikannya. Chanyeol menghela nafas karena kakeknya menatapnya dengan pandangan menuntut.

"Sekarang apa yang akan kau lakukan?"

"Harabeoji, Seulgi adalah dongsaengnya Irene. Kau tentu tahu Irene sangat berjasa telah menolongku dulu. Sekarang giliranku menolongnya." ucap Chanyeol serius.

"Bukan itu maksudku!" protes kakek Park.

"Lalu apa maksudmu?" tanya Chanyeol tak mengerti.

"Dimana sopan santunmu? Hanya Seulgi yang kau buatkan makanan? Harabeoji juga lapar!" rengek kakek Park.

Chanyeol menghela nafas. Inilah tak enaknya memiliki kakek dengan kepribadian ajaib -_-.

***

Chanyeol sengaja keluar terakhir dari kelasnya. Ia ingin melihat apa Wendy menunggunya. Ternyata Wendy benar-benar menepati kata-katanya. Yeoja itu menunggu Chanyeol di depan kelas.

AddictedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang