Prolog

91.4K 1.7K 22
                                    

Hai, readers. Ini tulisanku yang pertama loh. Jadi, maaf banget kalo jelek, aneh, atau gak jelas. maklum amatiran, hehe. Tolong bantu apresiasinya ya dengan VOTE dan COMMENT sebanyak-banyaknya. Oke. Gue permisi dulu, Happy Reading, all!

-

Aku muak dengan semuanya

Muak dengan mimpi-mimpi burukku

Muak dengan kehidupanku

Muak dengan mereka yang telah menghancurkan hidupku

Dan aku muak pada diriku sendiri

Yang begitu mudahnya dipermainkan

Begitu bodoh dan naif, benar kan?

-

Huuft..

Berkali-kali ia mendesah. Sudah saatnya bagi dirinya untuk kembali bangkit dari keterpurukan ini. Keterpurukan yang telah diciptakan oleh kedua manusia yang dulunya sangat berharga baginya. Namun, sekarang mereka bukan siapa-siapa baginya. Hanya dua orang di masa lalu yang mesti dia lupakan dan enyahkan dari hidupnya.

Jadi, di sinilah dia, di ruang kerja Dad nya untuk membicarakan masalah tersebut. Ia telah membulatkan tekadnya untuk bangkit dari keterpurukannya dan mencoba untuk memulai hidup baru. Hidup yang jauh berbeda dari kehidupan lamanya. Hidup yang tenang tanpa ada yang mengusiknya. Hidup yang jauh dari keberadaan mereka.

Dad nya yang sedari tadi memperhatikannya mengernyitkan dahinya tanda bingung. Ia merasa ada yang aneh dengan putri semata wayangnya. Ia pun memutuskan untuk memulai pembicaraan untuk menghilangkan keadaan canggung yang dialami olehnya dan putrinya. "Hey. What's wrong, Dear? You want asking something to me?"

Ia yang dari tadi sedang melamun langsung tersentak dan kembali ke dunia nyata saat terdengar nada suara yang berat dan tegas namun juga menyiratkan kelembutan itu. "Hmm.. Dad, I want to talking something with you," ucapnya dengan nada ragu-ragu, tapi tatapan matanya menyiratkan ketegasan. Dad pun tertegun. Baru kali ini putri tercintanya itu membicarakan hal sampai seserius ini dengannya. Apa ada sesuatu yang mengkhawatirkan? Semoga saja tidak.

"Yes, dear. What's up?" Ia menatap bingung ke arah putrinya tersebut.

"Ngg.. aku ingin menyusul Mom ke Indonesia, Dad.Aku butuh tempat untuk melupakan semua hal yang telah terjadi selama ini, aku butuh tempat buat merilekskan pikiranku tentang emm.. You know lah, Dad" ujarnya.

"Are you sure, dear? Kamu sudah memikirkan ini baik-baik?"

"Yes, Dad. Aku sudah tak tahan dengan mimpi-mimpi buruk ini. Aku depresi dengan semua ini, Dad. Mungkin ini semua akan membaik bila aku berada jauh darinya," desah gadis tersebut. Ia pun kembali mengingat semua mimpi-mimpi buruk yang telah dialaminya semenjak setelah kejadian 'terburuk' dalam hidupnya tersebut.

"Ok, dear. Kalau kamu sudah mengatakannta seperti ini, apa boleh buat? Aku harus bagaimana lagi selain memndukung kemauanmu. Tapi, saat kamu berada di sana, kamu harus menuruti perintah Mom mu dan jangan nakal, Oke?" ucap Dad nya sambil tersenyum lembut ke arahnya.

"Umm.. baiklah, Dad. Oh ya, aku ingin selama di sana tidak memakai marga Dad maupun Mom, tapi Mom memaksa untuk memakai marga Mom. Kalau tidak, aku tidak diperbolehkannya untuk menginjakkan kakiku di Indonesia, jahat sekali kan, Dad? Padahal aku ingin tenang di sana," ujarnya sambil mengerucutkan bibir merah mungilnya sebagai tanda bahwa ia sedang sangat kesal dengan ulah Mom nya. Keluarga Mom nya kan termasuk keluarga yang berpengaru di Indonesia, mengingat Om nya, kakak dari Mom nya punya komplek sekolahan milik keluarganya dan perumahan elit di Jakarta. Sedangkan Mom nya adalah seorang designer ternama di Indonesia yang kemampuannya sudah tidak diragukan lagi, mengingat berdirinya belasan butik miliknya yang tersebar di seluruh Indonesia. Pasti dia tidak akan mendapatkan ketenangan seperti yang diinginkannya.

"Kau yakin dengan keinginanmu, dear? Meskipun mereka tak bisa mengenali Mom mu sebagai bagian dari keluarga Guellena karena Mom mu memakai marga keluarganya dan Mom mu jarang berada di Jepang serta tidak terlalu terekspos oleh dunia entertainment, tapi mereka bisa saja kan mengenalimu karena kamu sudah sering muncul di televisi." ujar Dad nya dengan nada yang menyiratkan kecemasan di sana.

"Dad, aku tak seterkenal itu. Aku belum pernah menggelar konser di Indonesia dan yang pastinya channel dalam negeri gak mungkin menggosipkan diriku, kecuali kalau mereka menonton channel luar negeri. Tapi, siapa sih yang mau repot-repot menonton acara yang tidak dimengerti bahasanya. Lagi pula selama ini aku hanya konser kecil-kecilan di sekitar wilayah Jepang dan Korea Selatan, so tak ada yangg perlu dikhawatirkan, kan?" jelasnya panjang lebar. Lalu, ia kembali mendesah panjang.

"Aku juga sudah membicarakan ini dengan Mom. Aku akan home schooling selama dua tahun di Bandung dan merubah diriku agar mereka tak bisa mengenaliku. Lalu, aku akan sekolah di Jakarta, sekolah yang dikelola Om Fernand itu loh, Dad. Mom menyuruhku untuk sekolah di sana supaya Calvin bisa menjagaku. And, you know lah, Dad, semua orang mengenalku dengan Ryn Guellena. Nggak ada yang tahu nama asliku kecuali keluarga kita dan tentu keempat sahabatku, Dad. So, trust me, Dad." katanya berusaha untuk meyakinkan Dad nya agar mempercayai dan menyetujui keinginannya. Dad nya pun menghela nafas keras. Ia menatap putri semata wayangnya dengan lembut.

"Huh, ya sudahlah. Kau sangat keras kepala seperti Mom mu, dear. Baiklah, aku akan menyetujuinya. Dad akan memesankan tiket pesawat minggu depan ke Indonesia untukmu."

"Thanks, Dad," senyum gadis tersebut mulai mengembang. Ia senang mendengar Dad nya menyetujui rencananya.

Good Bye, Japan. Say Hello to Indonesia. Yeay!

Be My StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang