Prolog

21.6K 1.7K 355
                                    

"Aku bisa gila!" teriak Chanyeol frustasi.

Sementara Chanyeol mulai berteriak-teriak tak jelas, seorang yeoja yang jauh lebih muda darinya hanya memandanginya sambil melongo. Yeoja itu mengerjap kagum. Matanya terfokus pada namja yang mulai mondar-mandir di depannya.

"Oppa gwaenchana?"

Chanyeol menoleh pada yeoja itu. Mata namja itu menatap sang yeoja dengan pandangan kesal. Yeoja itu ... Yeoja yang membuatnya berteriak-teriak tak jelas sejak tadi. Yeoja yang tiba-tiba muncul di depan apartementnya sambil membawa sebuah koper. Yeoja yang dengan polosnya menyodorkan sepucuk surat pada Chanyeol. Surat dari sahabatnya, Irene yang sekarang hilang tanpa kabar. Chanyeol mencoba menghubunginya berkali-kali tapi yeoja itu tak menjawab telponnya.

"Apa eonnimu benar-benar tak memberimu alamat rumah barunya?" tanya Chanyeol.

"Anio, aku benar-benar dibuang. Kata Eonni bila keuangan keluarga kami kembali membaik, aku akan dipungut kembali." ucap yeoja itu acuh.

Chanyeol menjambak rambutnya sendiri dengan kesal. Inginnya sih menjambak rambut yeoja di depannya. Ia kesal dengan wajah polos yeoja itu. Kalau yeoja itu polos begini kan Chanyeol tidak tega kalau mengusir yeoja itu.

Lagipula ia benar-benar heran pada sahabatnya. Kalau Irene ingin membuang adiknya, mengapa adiknya itu dibuang ke apartement Chanyeol? Chanyeol bahkan tak memiliki urusan apapun dengan masalah keluarga mereka. Tapi kenapa Chanyeol yang tertimpa sialnya?

"Baiklah siapa namamu?" tanya Chanyeol.

"Ini sudah ketiga kalinya Oppa menanyakan hal itu." Yeoja itu menyengir.

"Jawab saja! Aku memiliki ingatan yang buruk sehingga tak bisa mengingat nama seseorang dengan baik." ucap Chanyeol asal.

"Namaku Kang Seulgi." ucap Seulgi.

"Baiklah Seulgi, kamarmu di sana. Masuklah ke kamarmu, mengenai peraturan di apartement ini kita akan membahasnya besok." ucap Chanyeol.

Ia mematuhi perintah Chanyeol dan masuk ke dalam kamar yang ditunjukkan Chanyeol tadi.

Chanyeol melirik ke surat yang tadi dibawa yeoja itu. Ia mengambilnya dan membacanya kembali.

Dear Chanyeol sahabatku

Kau sahabatku yang paling baik bukan? Aku sangat membutuhkan bantuanmu. Aku tahu dibalik wajahmu yang ketus dan menyeramkan itu kau memiliki hati yang selembut bokong bayi.

Keluargaku akan pindah karena perusahaan keluarga kami bangkrut. Seulgi tak bisa ikut dengan kami. Ia sudah kelas dua belas, sebentar lagi ia akan lulus. Sangat sulit mencarikannya sekolah yang ingin memberinya beasiswa seperti sekolahnya saat ini. Hanya kau sahabat yang bisa kupercaya. Aku tahu kau takkan melakukan apapun pada adik perempuanku. Orang-orang menggosipkan kau itu gay dan kau adalah kekasihnya Baekhyun. Jadi kau takkan melakukan sesuatu yang buruk padanya. Karena itu tolong biarkan ia tinggal bersamamu!

Tolong bantu aku, bukankah itu gunanya sahabat? Kau beri dia makanan dan minuman bersianida setiap hari pun tak apa. Dia omnivora, bisa makan apapun. Seulgi juga bisa tidur di gudang. Dia tipe orang yang bisa tidur kapan saja dan dimana saja. Tolonglah jangan usir dia ne?

Note : Seulgi ... Bagaimana menjelaskannya yah? Dia memiliki kepribadian yang aneh. Tolong abaikan saja jika ia mulai mengganggumu ok?

Tertanda

Irene

Kepribadian yang aneh? Chanyeol menatap kamar baru Seulgi. Seulgi terlihat normal di matanya.

"Satu-satunya yang berkepribadian aneh disini adalah kau Irene!" Chanyeol melempar surat itu ke meja.

Ia menjatuhkan bokongnya ke atas sofa merahnya. Ia kesal, bahkan saat meminta bantuannya pun Irene masih sempat menghinanya. Kekasihnya Baekhyun? Ia mengira Chanyeol itu memiliki orientasi seksual yang berbelok dari seharusnya? Astaga demi apapun Chanyeol bahkan lebih lurus dari penggaris! Dan Irene menitipkan adiknya pada Chanyeol? Ini masalah besar!

Chanyeol mengambil ponselnya. Mencari kontak orang yang lebih berbakat dalam masalah ini dibanding dirinya.

"Yeoboseo, Byun Baekhyun apa kau bisa ke apartementku?"

***

Baekhyun menatap Seulgi lalu tersenyum. Tipe senyum seorang namja bila bertemu dengan wanita cantik. Tahu kan? Senyum tebar pesona. Sayangnya Seulgi hanya memiringkan kepalanya dan menatapnya polos. Oh atau pura-pura polos?

"Byun Baekhyun jangan coba-coba! Dia adik Irene, kau tahu apa yang akan dilakukan Irene bila tahu kau menggoda adiknya bukan?" cibir Chanyeol.

"Memangnya kenapa? Aku sudah kebal dengan pukulan Irene." Baekhyun terkekeh, "Bagaimana bisa wajah dongsaengnya lebih cantik? Atau Irene itu sebenarnya anak angkat?"

Chanyeol mengendikkan bahunya, "Sepertinya Seulgi yang anak angkat. Kau lihat kan? Dia yang dibuang, bukannya Irene."

Baekhyun mengangguk, "Omo orang tuanya benar-benar tak bisa membandingkan yang mana varietas yang baik dan yang mana yang buruk. Miris, yang bibit yang baik dibuang dan yang buruk disimpan."

Seulgi membuka mulutnya. Lalu menutupnya lagi. Seperti ingin mengatakan sesuatu tapi ia menahannya.

"Kalian membicarakan aku atau membicarakan tumbuhan? " tanyanya heran.

Baekhyun tergelak kencang. Sangat kencang hingga Chanyeol merasa sahabatnya sudah gila. Lagipula itu tidak lucu sama sekali.

"Chanyeol oppa, apa namja ini yang dimaksud Irene eonni? Kekasih gaymu?" Seulgi menatap Baekhyun menyelidik, "Kau sepertinya tak memilih pasangan dengan baik. Ingin kucarikan? Kau top atau bottom?" tawarnya.

"Top? Bottom? apa itu?" tanya Baekhyun heran.

"Top yang menusuk dan bottom yang ditusuk." ucap Seulgi santai.

Chanyeol dan Baekhyun sontak melongo. Chanyeol mengingat isi surat Irene. Jangan katakan kepribadian aneh yang Irene maksud adalah ini?

"Dengar aku bukan gay, kalaupun aku gay aku juga pilih-pilih. Seperti yang kau katakan tadi, orang ini bukan pasangan yang baik." ucap Chanyeol penuh penekanan.

"Gwaenchana. Biasanya kaum pelangi seperti kalian memang menutupi orientasi seksual kalian dari orang lain." Seulgi mengendikkan bahunya.

Baiklah! Chanyeol menarik ucapannya tadi! Yeoja ini aneh! Benar-benar aneh! Wajah polosnya itu hanya kedok untuk menutupi keanehannya.

"Masuklah ke kamarmu. Aku harus bicara serius dengan Baekhyun." pinta Chanyeol.

"Butuh waktu untuk berduaan? Baiklah aku mengerti. Lakukan sesuka kalian. Jangan menahan diri." Seulgi kabur ke kamarnya.

Lakukan? Lakukan apa? Menahan diri? Menahan diri dari apa? Sungguh perkataan Seulgi benar-benar membuat orang lain berpikir macam-macam :v.

"Errr jadi Seulgi akan tinggal bersamamu hingga Irene menjemputnya?" Baekhyun menyengir canggung.

"Mau bagaimana lagi? Aku tak mungkin membiarkannya menjadi gelandangan di luar sana bukan?" dengus Chanyeol.

"Sebenarnya aku tak keberatan jadi gelandangan Oppa!" teriak Seulgi dari dalam kamarnya.

"Yak kau menguping?" balas Chanyeol.

"Aku hanya penasaran Oppa. Aku hanya mendengar, tidak mengintip kok! Lakukan saja!" teriak Seulgi.

Baekhyun menahan tawanya. Ia menepuk punggung Chanyeol.

"Semoga kau bisa bertahan tinggal bersamanya." kekehnya.

"Ya semoga aku bisa bertahan untuk tidak membunuhnya sebelum Irene kembali." ucap Chanyeol lesu.

Ia melirik ke kamar Seulgi. Pintu yeoja itu sedikit terbuka. Terlihat sekali yeoja itu diam-diam mengambil gambarnya dengan Baekhyun. Chanyeol menghela nafas. Yah, semoga ia bisa bertahan.

****


Makassar, 17 Juli 2016

AddictedWhere stories live. Discover now