3. WHAT?! Dijodohkan??

Start from the beginning
                                    

"Jangankan pacar! Cowok aja aku males deketin" sahut Karen lemah setelah bisa menetralkan tenggorokannya yang tersedak.

"Yaampun dek. Emangnya cowok yang pernah dikenalin mama atau papa gak ada yang ganteng?" Tanya Reza heran dengan sikap adiknya. Adiknya ini selalu menolak. Gimana mau cepat punya gebetan adiknya ini.

"Ganteng sih. Tapi pada cupu mentalnya mental tempe" sahut Karen.

"Mental tempe maksudnya?" Reza menaikkan satu alisnya bingung.

"Ya mental tempe. Masa Karen cuma kerjain dikit doang langsung menolak gak ada satupun yang dapat bertahan" ucap Karen. Memang selama ini ia sengaja bertingkah aneh di depan pasangan kencannya karena untuk menguji mentalnya, namun satu orangpun tak ada yang bertahan melainkan menolak perjodohannya.

"Lagian kamu. Jadi cewek sopan dikit kalau lagi kencan. Kalau gitu, cowok yang deket sama kamu juga pada kabur" ucap Reza. Ada-ada saja kelakuan adik kesayangannya ini.

"Kalau begitu kan aku bisa tau dia cinta beneran sama aku atau gak, Kak" balas Karen tak mau kalah.

"Iyadeh. Tapi bukannya ada yang bertahan sama kamu ya? Daffa?" Ucap Reza memang ada benarnya juga.

"Aku sama Daffa cuma temenan doang Kak. Daffa itu teman SMA aku dan dia juga udah punya pacar mana aku tega suruh dia putusin pacarnya demi nerima perjodohan ini..." Karen jadi teringat kejadian itu. Dimana ia dijodohkan dengan teman SMA nya yang tak lain adalah anak dari teman arisan mamanya. Pada saat itu juga ternyata Daffa sudah memiliki kekasih.

"Oh begitu. Yaudah semoga kamu cepat punya pacar dan pastinya cepat menyusul kakak ya! Kakak aja dikit lagi punya baby masa kamu masih jones gini.." Canda Reza namun ia serius dengan candaannya. Ia berharap Karen segera menyusulnya.

"Kak Reza apaan sih!" Karen melemparkan bantal sofa ke arah kakak rese nya itu. Ia jadi gimana gitu mendengarnya.

**

Hari ini Oliver datang ke bandara Internasional Soetta untuk menjemput mommy dan daddy nya yang pulang dari Jerman.

Oliver pun mengecek pesawat yang landing di papan pengumuman yang bertuliskan arrived.

Tak lama kemudian, sepasang suami istri paruh baya yang sangat Oliver kenali menghampirinya lalu memeluk pasangan suami istri tersebut.

"Oliver, mommy kangen banget sama kamu sayang" ucap mommy Oliver memeluk putra kesayangan satu-satunya.

"Aku juga kangen mommy dan daddy" Oliver membalas pelukan kedua orangtuanya secara bergantian.

"Gimana perusahaan daddy yang kamu urus di Jakarta?" Ucap pria blasteran dengan logat bahasa Indonesia yang lancar namun masih kedengaran agak sedikit ribet.

"Sangat baik, dad" jawab Oliver.

"Yaudah sekarang kita ke apartemen kamu aja. Mommy ingin tinggal disana sementara" ucap mommy.

"Siap!" Mereka pun pulang ke apartemen yang Oliver tempati. Oliver membantu orangtuanya membawa koper besar.

"Oh ya, nanti malam mommy mau ketemuan sama teman mommy yang juga teman daddy kamu nanti malam. Kamu ikut ya?" Ucap mommy memecahkan keheningan di dalam perjalanan menuju apartemen.

"Kok aku harus ikut?" Tanya balik Oliver yang merasa aneh dengan mommy nya.

"Pokoknya kamu harus ikut. Karena mommy ingin mengenalkan kamu dengan anak teman mommy" sahut mommy nya dengan gembira.

My Love CEOWhere stories live. Discover now