CHAPTER 3 - Disaster?

307 18 4
                                    

Bodohnya aku, kenapa harus kuterima tawarannya mengantarkan aku pulang?

Tidak.

Sebenarnya itu bukan terdengar seperti penawaran, tapi lebih ke perintah.

"Kuantar kau pulang." Raut wajah Kyuhyun sudah kembali normal.  Ekspresi kepanikan dan marahnya sudah memudar beberapa saat yang lalu.

"Eh?" Ha Ni terkejut dengan perkataan Kyuhyun.

"Ti-"

"Cukup Sunghwa yang malam ini menolak penawaranku, Ha Ni-ssi." Kyuhyun mematahkan jawaban Ha Ni.

"Ta- Tapi.."

Kyuhyun menghentikan langkahnya, ia menatap Ha Ni dengan pandangan  intimidasinya. Bohong kalau Ha Ni tidak terpengaruh, bagaimana pun juga  kejadian tadi masih membuat jantung Ha Ni bekerja cepat.

"Dengar, tidak boleh ada yang menolakku lagi malam ini," tegas  Kyuhyun. Kemudian ia melanjutkan kembali langkahnya menuju sedan mewah  berwarna hitam yang terparkir tak jauh dari situ.

"Pasti kau sudah gila, Ha Ni-ya," guman Ha Ni pada dirinya sendiri  ketika kakinya dengan sendirinya melangkah menyusul pria yang baginya  sangat menyebalkan.

Disinilah aku sekarang. Duduk disamping Kyuhyun yang sedang mengemudikan mobilnya.

Aku sempat canggung ketika memasuki mobil sedan hitam keluaran  terbaru tahun ini. Ini pertama kalinya aku menaiki mobil mahal, dan  lihatlah pria disebelahku, dia Cho Kyuhyun seorang CEO yang juga pemilik  gedung tertinggi di Gangnam-do.

Entah ini harus aku sebut anugerah atau petaka, yang jelas aku  sungguh tidak menyukai suasana kaku seperti ini. Sedari tadi kami belum  berbicara selain Kuhyun menanyakan dimana alamat rumahku.

Saat aku menyebutkan pun ia langsung mengetik di layar GPS mobilnya.   Setelah itu dia fokus menyetir, menatap jalan raya yang kami lewati  tanpa berbicara sepatah katapun padaku.

Aku memberanikan diri untuk meliriknya secara diam – diam. Kyuhyun  terlihat tenang dengan tangan kirinya mengendalikan setir mobil,  sedangkan tangannya satu lagi memegang perseneling. Tapi, entah mengapa  terbersit dipikiranku, jauh dalam pikirannya ia sedang memikirkan  Sunghwa. Mungkin lebih tepatnya ia sedang memikirkan pertanyaan besar  ada hubungan apa diantara Sunghwa dan Jonghyun.

Meskipun aku tahu Sunghwa dan Jonghyun tak memiliki hubungan apapun.

Rasakan saja perasaan cemburumu itu, Tuan Cho. Dengan sifatmu yang  super keras kepala dan angkuh itu kecil kemungkinannya kau bisa  mendapatkan hati Sunghwa.

"Kita bisa berhenti disini," kataku memecahkan keheningan diantara kami berdua.

Mobil Kyuhyun berhenti tepat di depan rolling door kios kecil milik ibuku. Kulihat Kyuhyun menoleh pada nama kios kecil yang sudah sedikit usang karena cat-nya mulai pudar.

"Ini rumahmu?" tanyanya.

Aku mengangguk. "Neh. Eomma berjualan bubur kacang merah di kios itu, rumah kami ada di lantai 2."

Kyuhyun tak merespon apapun dari jawabanku.

"Terima kasih sudah mengantarku. Maaf sudah merepotkanmu, Kyuhyun-ssi."

"Hm." Kyuhyun hanya mengguman.

"Aku turun dulu. Anyeong."

Kubuka knop pintu mobilnya. Tepat ketika aku turun dan menutup pintu  mobil, Kyuhyun menjalankan kembali mobilnya. Meninggalkan aku yang masih  berdiri di depan pintu kios eomma yang sudah tutup.

The Heart ChangesWhere stories live. Discover now