Part 8 - Goblin Attack

Depuis le début
                                        

Brish memainkan tombaknya dengan indah, ia memilih bertarung satu lawan satu. Cukup repot jika menyerang bersamaan, ia memiliki taktik tersendiri. Brish cukup pintar memisah empat goblin, setelah terpisah ia dapat menyerang dengan mudah. Aile berdecih melihat Brish bertarung dengan senyuman khasnya, memangnya dia pikir apa? Senyuman palsu yang menjijikkan bagi Aile.

Ngomong-ngomong ada yang ganjal di sini. Dapat dilihat Chris bertarung dengan lima goblin dan Brish bertarung dengan empat goblin. Bukannya di awal terdapat sepuluh goblin kan?

Lalu di mana satunya lagi?

Aile yang memperhatikan pertarungan mereka, tidak menyadari satu goblin berukuran sedang mengincarnya dengan senjata pisau kecil. Lawan yang cocok jika di pikir-pikir. Goblin itu tersenyum licik melihat sasarannya lengah. Ini kesempatan yang sempurna.

Goblin itu bersiap menyerang Aile, tapi belum sempat mendekatinya, sang unicorn mengetahui tuannya berada dalam bahaya langsung menyeruduk dengan tanduknya. Goblin itu terpental dan jatuh dengan sedikit luka di bagian perutnya.

"Oh kau ingin melawan diriku yang lemah ini ya? Licik sekali kau ini." Aile turun dari Unicorn, sepertinya ia ingin melawan Goblin itu. Goblin pun bangkit berdiri menantang Aile untuk bertarung.

Sebenarnya Aile merasa takut, ia tidak memiliki senjata apapun. Apa lagi ia akan bertarung dengan makhluk aneh bernama goblin. Tampangnya saja membuat Aile merinding. Tapi dibenak Aile saat ini, ia harus bertarung atau setidaknya bertahan karena teman-temannya sibuk bertarung. Ya, ia harus berani. Ia tidak mau mati konyol di tempat ini. Aile sudah membayangkan jika ia mati saat ini, mungkin di dunia aslinya mengabarkan dirinya 'anak hilang'.

Aile menghembuskan nafasnya perlahan, ia mulai mengeluarkan kuda-kudanya seperti yang diajarkan oleh pelatih karatenya. Goblin mulai berlari kearahnya untuk melancarkan serangan, Aile mengeluarkan smirk-nya. Goblin itu melayang ke udara, sasarannya terletak di jantung gadis itu. Pisau itu siap menancap di bagian tubuh Aile, tapi gadis itu tetap pada posisinya. Goblin itu mengernyit bingung, tapi ia tidak memperdulikannya.

DUAKK

Belum sempat pisau itu mengenai Aile, lagi-lagi goblin itu diseruduk oleh Unicorn. Ia terpental dan kembali jatuh ke tanah. Di bagian perutnya sekarang terdapat luka robek. Goblin itu memperlihatkan giginya dengan marah. Ia langsung berdiri dan berlari cepat ke arah Aile, Unicorn itu ingin menyeruduknya lagi tapi meleset. Goblin itu menghindar cepat dan siap menerjang Aile. Aile langsung menunduk untuk menghindari dari sayatan pisau yang tajam itu. Aile langsung mengeluarkan jurus tendangannya dengan cepat. Tepat di bagian perut goblin itu, Aile menendangnya sangat kuat. Goblin itu langsung tersungkur ke tanah dan pisau kecilnya jatuh tepat di tengah-tengah mereka.

Goblin itu bangun perlahan, ia mencari senjatanya yang terlempar. Tepat ditengahnya pisau kecil itu tergeletak, Goblin itu kembali bangun ingin mengambil senjatanya. Aile yang menyadari itu langsung berlari untuk mengambil pisau tersebut, Goblin itu juga berlari tak kalah cepat. Mereka sama-sama melompat dan tersungkur secara bersamaan. Pisau itu berada di tangan mereka berdua, mereka langsung bergulung di rerumputan untuk merebutnya.

Kekuatan mereka seimbang, mereka saling menatap benci. Aile yang kesal dan tak kehabisan akal langsung menggigit tangan Goblin sekuat tenaga, Goblin itu berteriak kesakitan. Dalam kesempatan itu, ia merebutnya dengan cepat dan menancapkan pisau itu tepat di jantungnya. Goblin itu semakin mengerang kesakitan, darahnya merembes keluar dan itu mengenai seragam Aile. Gadis itu langsung bangkit berdiri meratapi kematian sang goblin.

Aile tertegun atas perbuatannya, ia langsung membuang pisau itu jauh-jauh. Ia menatap tangannya yang berlumuran darah, ia tidak menyangka baru saja membunuh makhluk hidup. Tapi ia memang harus membunuhnya jika tidak maka ia yang saat ini menggatikan tubuh goblin itu.

Another DimensionOù les histoires vivent. Découvrez maintenant