Aku menutup mulutku dengan kedua tanganku, pria ini sangat tampan sekali. Wajahnya putih sedikit pucat, bibirnya seksi dan bulu matanya lentik. Kudekatkan jari telunjukku ke hidungnya, ternyata ia masih bernafas. Aku merasa lega sekali. Aku kembali mengagumi ketampanannya, ini adalah pertama kalinya aku mengagumi ketampanan seseorang.
"Astaga Aile, ini bukan saatnya untuk memuji ketampanannya. Kau harus menolongnya yang masih terikat dengan lilitan tumbuhan!" ucapku dalam hati.
Aku kembali menarik lilitan akar yang mengikat tubuhnya dengan tenagaku yang tersisa. Aku sejenak berpikir, siapa yang melakukan hal ini? Mengapa pria ini masih hidup? Tapi bagus sih jika masih hidup, hanya saja terasa aneh bisa bertahan dengan panah menancap di dadanya.
Entah berapa menit sudah berlalu, aku telah melepaskan lilitan akar tumbuhan di seluruh tubuhnya. Hanya saja, pria ini masih menempel di pohon. Lebih tepatnya Panah ini menembus dadanya hingga ke batang pohon. Aku sedikit panik, takut pria ini tidak dapat di selamatkan. Kupegang panah itu dengan kedua tanganku dengan satu kakiku menumpu ke pohon. Aku langsung mencoba menarik panah itu dengan sekuat tenaga, rasanya urat sarafku akan copot.
"Kumohon, biarkan aku menolong pria i-iniiiiiiii....!!"
Sebuah sinar keluar saat aku berhasil menarik panah itu, tapi tubuhku kehilangan keseimbangan.
BRUKKKKK
Aku kembali jatuh ke tanah, tapi aku merasa sesuatu menimpaku. Rasanya sangat berat dan aku merasa susah bernapas. Pria ini menindihiku, akhhh badanku terasa lemas karena sudah mengeluarkan semua tenaga. Aku tidak kuat mendorong pria ini menjauh dari atas tubuhku.
"H-hey bangunlah, sa-sakit tauu!!" teriakku pasrah, mengapa aku berteriak pada orang yang tak sadarkan diri? Aishh aku ini bodoh sekali.
SRETT
"E-eh??!!" mataku terbelalak tak percaya melihat Pria ini bergerak. Ya bergerak. Pria di atasku ini menumpu tubuhnya dengan kedua tangannya di sisi kepalaku. Wajahnya tepat menghadapku, matanya masih terpejam. Dan saat itu juga matanya perlahan terbuka melihatku.
Deg
Aku menatapnya dengan diam, bibirku terasa gemetar melihat wajahnya. Keringat mulai terasa dipunggungku, entah kenapa tubuhku rasanya tidak bisa digerakkan. Matanya berwarna merah menyala, itu sangat aneh. Apa pria ini mengalami kelainan? Tapi dengan satu kedipan matanya berubah menjadi hitam layaknya mata normal.
"Ashlyn?"
Aku kembali terkejut saat ia mengatakan sesuatu yang tidak aku mengerti. Apa itu Ashlyn? Apakah itu nama orang? Tapi, siapa yang di panggilnya? Namaku bukan Ashlyn.
"Nenzani?" tanya pria itu dengan ekspresi yang tidak aku mengerti dan bahasanya sungguh aneh. Tapi, aku bisa mengerti apa yang dia bicarakan. Sejak kapan aku belajar bahasa ini? Bagaimana bisa aku mengerti ucapannya?
*Nenzani : Apa yang kau lakukan?
"Te-tentu saja menolongmu!" kata-kata itu lolos keluar dari bibirku, segera kudorong pria itu menjauh dari atas tubuhku. Aku langsung mengubah posisiku menjadi berdiri dan menjaga jarak dengan pria ini.
"Nenzeleni lokhu? I abaqondi." ucapnya yang sedikit bingung, aku sendiri lebih bingung apa yang dibicarakannya.
*Nenzeleni lokhu? I abaqondi : Kenapa kau melakukan ini? Aku tidak mengerti.
"Tentu saja, sesama manusia harus menolong." kataku.
"Human? Kodwa angiboni womuntu." ucapnya. Aku terkejut bukan main, lalu pria ini makhluk apa?
ESTÁS LEYENDO
Another Dimension
FantasíaBagaimana jika kau bisa menemukan dunia lain seperti bumi tapi makhluk yang tinggal disana adalah sebagian makhluk fantasy? Casthy Ailen seorang gadis SMA yang tidak sengaja menemukan dimensi untuk masuk ke dunia tersebut di gudang kakeknya. Di duni...
