Kemana Dia?

1.7K 120 3
                                    

" eh Haidar kemana, sudah 2 hari ga keliatan? Tanya Hauzan kepada Kalil. Ohiya nama Panjang Kalil itu Kalila Safitri yang biasanya juga di panggil Kalil atau Lia. tapi aku lebih suka memanggilnya Kalil.

"hmm...ga tau..." jawab nya ragu. Aku duduk Bersama Lia dan Lia juga sahabatku, aku tahu itu bukan jawaban sebenarnya. Dari raut wajah Lia sudah terlihat jelas dia tahu dimana Haidar berada tapi dia tidak yakin.

Haidar itu termasuk salah teman dekatku dan temanku juga yang lainnya. Ia sangat pendiam tapi asik orang nya kalau sudah kenal. Tapi aku dan temanku juga tidak suka sifat dia yang kadang kekanakan yang membuat kita tidak paham apa yang dia maksud. Oiya, kenapa kita tanya Lia dimana Haidar berada? Karena Lia adalah mantan pacar nya Haidar yang baru-baru ini putus. Aku bisa menyimpulkan Haidar hilang karena dia baru saja putus dengan Lia. Ya mungkin memang kekanakan sekali tapi begitulah Haidar.

Aku menanyakan hal sama kepada Lia dimana Haidar berada. Dia hanya diam, tapi aku tetap memaksa agar dia memberitahu padaku. Akhirnya, Lia menyerah dan menjawab pertanyaanku.

"dia pergi, aku gatau kemana" jawabnya pelan dan langsung menunduk. Akujuga ikut terdiam, lalu aku meyakinkan lagi kemana dia pergi. Lia hanya menggeleng tidak tahu. Tanpa basa-basi aku berdiri dan menghampiri temanku yang lainnya.

" eh Haidar kemana?" tanyaku kepada temanku yang lainnya.

" dia pergi kerumah nenek nya " celetuk Juna yang entah darimana tiba-tiba datang. Ohiya aku baru ingat, kalau Juna itu ketua kelas, pasti Haidar juga sudah memberitahu Juna. aku hanya ber O ria dan kembali duduk ketempatku.

"dia kerumah neneknya Li" ujarku kepada Lia. Lia terlihat kaget dan mendangakkan kepala nya untuk melihat wajahku untuk meyakinkan lagi. Aku hanya mengangguk mengiyakan bahwa dia baik-baik saja. Sebenarnya aku juga kesal kepada Haidar kenapa dia tidak memberitahu kita berada dimana dia selama ini, apalagi ada isu kalau dia ingin bunuh diri karena hal sepele seperti ini. Sungguh membuat kita sebagai teman nya khawatir.

Setelah pulang sekolah, aku mencoba menghubungi Haidar tapi nihil. Temanku yang lain juga mencoba tapi hasil nya tetap sama tidak ada yang diangkat sama sekali olehnya.

"nyebelin banget si Haidar!" kesalku.

Kita semua terdiam dan memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing, karena kita yakin Haidar tidak akan melakukan hal sebodoh itu. Semoga aja besok dia sudah masuk kembali ke sekolah dalam keadaan baik-baik saja.

***

Keesokan hari nya, aku datang lumayan pagi dari biasanya karena tumben sekali abangku mau mengantarkan ku kesekolah mungkin dia ada mau nya atau emang dia disuruh oleh mamahku. Dan ternyata benar, dia mengantarkanku karena dia disuruh oleh mamahku hahaha, terlihat jelas sekali di raut wajah nya yang malas untuk mengantarkanku karena harus bangun pagi.

Setelah turun dari motor, aku langsung jalan menuju kelasku. ku telusuri halaman sekolah dan koridor lantai dua. Lalu saat ingin masuk ke kelas, aku melihat ada seseorang yang berdiri di pinggir balkon koridor yang sedang melihat ke arah lapangan sekolah. Aku kenal sosok manusia satu ini, tanpa basa-basilangsung saja ku tepuk punggung belakang nya yang lumayan keras sehingga membuat dia tersontak kaget.

"eh kemana aja lu hah?!" kesalku kepadanya. Ya dia Haidar, siapa lagi kalau bukan dia yang sudah membuat aku kesal belakangan ini. Dia memutarkan tubuh nya menghadap kepadaku, lalu dia hanya terdiam dan kembali seperti semula. Oh kamu ngacangin aku ya dar? Ucapku dalam hati.Aku hiraukan dia, lalu aku masuk ke kelas untuk menaruh tas ku terlebih dahulu. Aku duduk sebentar dan meletakkan kepalaku diatas meja. Kebiasaanku burukku dipagi hari, masih pagi sudah mengantuk hehe.

Tidak lama kemudian, Arin dan Salma dateng bersama. Dia berdua menghampiriku lalu bertanya tentang Haidar. Aku menjawab "iya itu Haidar" Temanku hanya ber O ria, lalu mereka jalan menuju tempat duduknya.

Aku menghampiri Haidar kembali untuk bertanya. sekarang berbeda, aku tahu cara untuk bertanya dengannya. Aku menghampiri nya perlahan dan berdiri di sampingnya.

"lu kemana aja dar?" tanyaku lebih pelan. Haidar masih terdiam. Lalu diamenoleh ke arahku.

"gue cuman ke tempat yang tenang, gue cuman pergi kerumah nenek gue" jawabnya. Aku hanya diam mendengarkan jawabannya.

Lalu tiba-tiba ada yang merangkul Haidar dari belakang dan langsung memberinya semangat.

" udah si gausah berlarut-larut, semangat bro!" ujarnya. Aku menoleh ke arah Haidar untuk melihat siapa yang merangkulnya, dan oh ternyata dia, Raihan. Astaga Raihan. Aku langsung menepuk pundak Haidar pelan untuk mengkode kalau aku pergi ke dalam kelas duluan.

" bel " panggilnya. Karena merasa terpanggil aku terdiam dan langsung memutarkan tubuhku ke arah mereka berdua.

" a-apa " jawabku kepada Raihan dalam keadaan canggung. Kulihat Raihan hanya terdiam dan hanya melihatku.

" Han"

"eh-iya. Hmm lu disini aja si, kenapa tiba-tiba pergi pas gue dateng?" ujarnya. Aku hanya diam, bingung ingin jawab apa. Aku hanya senyum tipis dan menghampiri mereka lagi. Aku hanya takut, takut perasaan ini datang lagi.

"Haidar, ke dalem kelas sana. Lia udah dateng. Ajak ngomong lagi gih Lia nya" ujar Raihan kepada Haidar. Sepertinya Haidar mendengarkan ucapan Raihan, tak lama kemudian Haidar masuk ke dalam kelas.

Dan sekarang tinggal ku berdua dengannya di balkon koridor sembari melihat lapangan. Kita berdua hanya terdiam, aku sedang melihat orang-orang berdatangan dari luar gerbang sekolah. Entah kalau Raihan sedang melihat apa, aku tidak tahu. Aku melihat sekilas Raihan Karena kupikir Raihan tidak ingin berbicara denganku, aku memutuskan untuk pergi ke dalam kelas. Saat ingin menuju kelas, Raihan memanggiku kembali.

" apa si han, manggil doang daritadi. Abis dipanggil gue nya didiemin" kesalku. Raihan hanya tertawa pelan, aku hanya menggerutu kesal karena sikap nya yang suka tidak jelas. Lalu Raihan menyuruhku untuk mendekat dengannya, mau tidak mau aku maju satu langkah untuk mendekatinya. Sungguh canggung berada didekatnya, baru kali ini aku dan dia berbicara berdua lagi setelah kejadian hari itu.

" jaga diri baik-baik ya bel" ujarnya sembari mengusap kepalaku lalu aku ditinggal pergi olehnya. Aku sedikit tersentak kaget dan membulatkan mataku.

" apa apaan sih Raihan" ucapku dalam hati. Sungguh hatiku berdebar tidak karuan, aku memegang hatiku untuk diam. Huhu aku benci ini.

Aku masuk ke kelas, melihat Haidar duduk ditempatnya. Awalnya ku kira Haidar sedang Bersama Lia ternyata tidak. Aku langsung menuju tempat dudukku dan melihat Lia sedang membaca buku. Aku hanya melihati Lia tidak ku ganggu apalagi ku ajak berbicara tentang Haidar.

" aku ngasih kesempatan lagi buat Haidar bel" ujarnya tiba-tiba. Aku langsung menoleh kearah nya dan sedikit kaget. Jujur saja, Haidar dan Lia itu teman dekatku jadinya aku netral di hadapan mereka berdua tidak bela siapa-siapa jika ada masalah.

" seriusan? Ga bakal salah kan? Kalo itu keputusan kamu, yaudah aku cuman bisa dukung aja" sahutku sembari mengelus punggung dan kita berdua melanjutkan apa yang kita sedang kerjakan tadi.








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MOVING ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang