"Jangan Seperti Ini"

1.9K 117 4
                                    

Waktu menunjukan jam 3 sore, dan tentu saja bel pulang sekolah berbunyi sebanyak tiga kali.

Aku mulai merapikan meja setelah mendengar bel sekolah, buku tulis ku masukan ke dalam tas dan buku paket hanya sebagian ku masukkan dalam tas karena sebagian lagi mau aku taro di kolong meja agar tas aku tidak terlalu berat.

" belajar nya sampai disini, tugas nya di kumpulkan minggu depan ya!" ujar guru matematika dengan tegas lalu dia meninggalkan meja guru dan keluar kelas.

"iyaaa buuu!" jawab kita serentak.

Setelah guru matematika keluar kelas, aku berdiri dan berjalan menuju tempat nya Fira untuk mengembalikan binder nya karena isi binder nya yang lumayan lengkap. Saat jalan menuju tempat nya Fira, tiba-tiba saja.

" aahh.." teriakku lumayan kencang.

Aku hampir jatuh ke lantai akibat tersandung, lihat siapa penyebab nya. Iya tentu saja si Juna. Tapi aku tidak terjatuh karena tanganku sempat di pegang Juna. Ya bisa dibilang dia menyelamatkanku juga. Tapi tetap saja, aku jadi marah.

" ih lu Jun! gimana kalo gue jatuh?" ucapku sedikit teriak dan kesal kepadanya. " ya maap gue ga sengaja" jawab nya enteng dan tertawa pelan. Dan aku hanya melihat nya dengan tatapan kesal kepadanya.

Untung aja aku nya lagi ga mood ngurusin masalah kek gini, kalo iya tentu saja sudah aku maki-maki daritadi si Juna itu.

Sebenarnya dia itu Ketua kelas di kelasku, memang sering sekali kelakuan nya tidak seperti layak nya Ketua kelas. Tapi dia punya sifat tanggung jawab yang tinggi, makanya dia terpilih sebagai ketua kelas. Ohiya, dia orang nya friendly banget siapa saja bisa dia jadikan teman asalkan tidak mengkhianatinya.

Juna juga salah satu teman dekatku, teman curhatku kalau ada apa-apa aku sering menceritakan kepadanya. Tapi tentang masalah tadi, aku juga bisa marah kepadanya. Palingan setelah pulang sekolah nanti aku akan memarahi nya lagi. Kadang dia juga sebagai teman pulangku sekolah kalau kakak atau abangku tidak bisa menjemput.

"ini Fir, makasih ya" ucapku sembari mengembalikan binder yang ku pinjam tadi.

Aku kembali ke tempatku dengan melewati jalan yang berbeda, karena malas untuk melihat si Juna lagi. Lalu aku melanjutkan merapihkan mejaku yang masih berantakan kertas-kertas yang tadi aku pakai untuk menghitung.

"Hari ini di jemput ga ya?" Ucapku dalam hati.

"Jun jangan pulang dulu, tungguin gue" ucapku padanya sedikit teriak.

Aku mengirim pesan ke grup keluarga ku, untuk meyakinkan apakah ada yang mau menjemput ku atau tidak. Dan ternyata nihil, tidak ada yang bisa menjemput.

"gimana? Jadi bareng?" tanya Juna. Aku menoleh ke arah nya dan mengangguk mengiyakan. Aku menunjukan pesan di handphone ku kalau tidak ada yang bisa menjemput. Juna memabaca sekilas dan mengangguk paham.

"langsung pulang kan?"

"iya"

Dan akhirnya aku dan Juna pulang bareng, tapi semoga ini yang terakhir pulang bareng tapi kurasa ini mustahil. Karena aku tidak enak saja jika harus pulang bareng Juna terus dari aku kelas 10 hingga sekarang. Walaupun tidak selalu pulang bareng tapi tetap saja aku tidak enak apalagi sering sekali dibilang aku ini pacarnya,hfft. Saat jalan menuju parkiran, ternyata Juna diajak untuk kerja kelompok dahulu dirumah Arka. Juna menanyakan dulu hal ini kepadaku, mau ikut atau mau pulang sendiri. Tentu saja, aku jawab ingin ikut karena banyak teman ku juga yang ikut seperti Arin dan Anin. Dan akhirnya, kita berangkat kerumah Arka. Tapi aku BersamaArin tidak Bersama Juna karena aku ingin membeli ice cream dulu bersamanya.

MOVING ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang