Chapter #18- Lion Pov 2

Start from the beginning
                                    

Kurebahkan kepalaku disisinya. Perlahan-lahan kantuk pun datang, maklumlah selama 2hari aku tidak tidur karna menungguinya.

***

Tidurku terusik karna pergerakan sesuatu. Mataku terbuka walaupun masih sedikit sipit.

Mataku kini melebar, gadisku sudah bangun! Iya bangun. Dan kini mataku bisa melihat iris birunya yang telah menjeratku.

Aku tersenyum kearahnya. Dan kurasa pipinya bersemu merah, Clarissa memalingkan wajahnya agar aku tak mengetahui bahwa wajahnya kini sudah memerah. Padahal aku sudah melihatnya.

Aku terkekeh. "Selamat pagi". Sapaku padanya.

"E...ehh. Pagi". Ujar Clarissa gagu.

Kulihat Clarissa sedang berfikir. Entah apa yang difikirkannya tapi aku yakin sebentar lagi ia akan mengajukan pertanyaan.

"Eumm.. Tunggu dulu tadi kau menyapaku pagi, bukannya ini masih siang. Dan dimana aku sekarang". Ujar Clarissa dengan tatapan meminta penjelasan. Nah seperti yang aku yakini, ia bertanya juga.

"Memang sekarang masih pagi. Kau sudah pingsan selama 2hari, dan sekarang kau ada di ruang rawat di sekolah ini". Jelasku padanya.

"2HARI!!!". Pekik Clarissa.

"Iya 2hari kau pingsan dan selama 2hari juga aku tidak tidur".

"Tunggu jadi kau menungguku?".

"Ya aku menunggumu selama itu. Kau itu pingsan atau mati ha? Lama sekali untuk bangun". Gerutuku.

"Siapa juga yang menyuruhmu menungguku?". Ujar Clarissa kesal.

"Karna aku tak mau Lunaku dijaga oleh orang yang bukan kepercayaanku".

"Siapa juga yang mau menjadi Lunamu tuan".

"Shiit kau itu tahu atau tidak sih, kau adalah orang yang ditakdirkan oleh moon goddes untuk menjadi Mateku". Ujarku kesal.

"Kau bisa merejectku kan".

Apa?!! Merejectnya??? Big no!! Itu tidak akan pernah kulakukan....

"Tidak semudah itu nona, dan aku takkan melepaskanmu semudah itu".

"Terserah". Ujar Clarissa pasrah.

"Lalu kenapa aku bisa disini, kenapa tidak dibawa dirumah sakit saja?". Tanya Clarissa.

"Kau itu bukanlah manusia biasa, nyawamu bisa saja terancam diluar sana. Dan kau menguasai 9elemen, dan dokter yang ada di rumah sakit tidak akan bisa menyembuhkanmu. Kecuali disini". Jelasku dengan lembut.

"Sebenarnya kau ini siapa? Jika kau hanya manusia yang memiliki kekuatan istimewa kurasa kau tak bisa mengendalikan 9elemen dalam satu hari, kecuali kau memang memiliki wadah untuk menampuk 9elemen itu". Lanjutku. Sebenarnya aku juga penasaran dengan jati diri mateku. Baru kali ini ada orang yang bisa mengendalikan inti dari elemen selain diriku.

"A...aku...."

Ceklek

Bunyi pintu yang dibuka dari luar. Ketika pintu sudah terbuka sepenuhnya muncullah kedua orangtua Clarissa dengan wajah berbinar-binar. Mereka sangat khawatir dengan keadaan Clarissa yang tiba-tiba down dan pingsan selama 2hari.

"Sayang kau sudah bangun?". Ujar Aunty Nici lalu mendekati Clarissa.

"Mommy sangat khawatir padamu Cla. Tidak biasanya kau bisa down seperti ini dan tidak sadarkan diri selama 2hari". Ujar Aunty Nici panjang lebar.

"I'm okay mom". Ujar Clarissa, lalu mengelus lembut tangan Aunty Nici agar Aunty Nici tenang.

"Terimakasih Lion sudah mau menjaga Clarissa". Ujar Uncle Sam padaku.

"Tidak masalah Uncle sudah kewajiban saya untuk menjaga Clarissa". Jawabku dengan sopan.

"Kau ini sudah bertemu dengan pangeranmu, dan tidak cerita dengan mommy". Celetuk Aunty Nici.

"I'm sorry mommy, aku masih belum percaya kalau di mateku". Apa?? Jadi dia belum percaya bahwa aku ini matenya??

"Dia itu pasanganmu Cla, kalungmu bersinar jika dekat dengannya bukan?".

"Memang".

"Uncle Aunty maaf kalau saya lancang. Tapi saya berhak tahu Clarissa sebenarnya siapa?". Tanyaku pada Uncle Sam dan Aunty Nici walaupun aku pria namun sifat kepoku juga ada, terlebih ini dengan mateku.

Clarissa menggeleng pada mommynya.

"Tidak sayang Lion berhak tahu siapa dirimu, dia adalah pasanganmu".

"Tapi mom──".

"Benar apa yang mommymu bilang sayang, Lion berhak tahu. Jadi sekarang beritahu Lion yang sebenarnya". Ujar Uncle Sam pada Clarissa. Clarissa pun mengangguk pasrah.

"Baik dad".

"Eumm Lion jadi sebenarnya....aku..... Aku adalah.... Eummm.... Seorang.... Gumiho". Ujar Clarissa terbata-bata.

Mataku membulat, aku kaget itu jelas dengan pernyataan Clarissa, mateku adalah seorang gumiho. Gumiho!!!!

"Kenapa kau harus takut Rissa". Ujarku dengan senyumku.

"Engg... Aku takut saja kalau kau tidak bisa menerima siapa sebenarnya aku". Ujar Clarissa sambil merunduk.

"Ekhem Cla mom keluar dulu karna daddymu sudah lapar". Ujar Aunty Nici dengan cepat menarik lengan kokoh milik Uncle Sam.

Setelah Aunty Nici dan Uncle Sam keluar aku berjalan mendekati Clarissa.

Kuangkat dagu milik Clarissa, aku menatap iris biru Clarissa yang telah menjeratku.

"Jangan takut Rissa, aku akan menerimamu apa adanya bukan karna ada apanya. Jadi tetaplah bersamaku Rissa". Ujarku.

Kini jarak antara aku dan Clarissa hanya beberapa centi, hidung kami pun telah menempel satu sama lain.

Cup

Aku mencium bibir Clarissa lembut, Clarissa membelalak matanya. Ia tak menyangka jika aku akan menciumnya, awalnya ia hanya diam lama kelamaan Clarissa pun akhirnya memejamkan matanya lalu membalas lumatanku. Aku pun tersenyum manis disela-sela ciuman ini.

🌹🌷🌺

Rebessss

Menurut kalian Lion itu  sweet nggak????

Menurut kalian Clarissa itu gimana??

Menurut kalian Jacob itu gimana??

Tolong jawab yaa.

Jangan lupa VKF

See you di chapter berikutnya

Love
_Ivanaputry

My Mate Is GumihoWhere stories live. Discover now