Always

10.6K 713 30
                                    

"Jadi, Jepang selanjutnya?"

Pemuda yang tengah memejamkan matanya menikmati pergerakan tangan sang kekasih yang memijit kakinya lembut itu hanya mengangguk lelah.

"Penerbanganmu pukul berapa?"

Pemuda itu, Kim Taehyung membuka matanya melirik jam digital di samping home teater sebelum menjawab malas. "Pukul lima pagi."

"Wah, kau meninggalkanku sepagi itu?"

"Begitulah Jungkook. Konser dimulai pukul tiga sore. Jadi penerbangan yang diambil harus sepagi mungkin." Taehyung menarik tubuhnya untuk duduk tegak dan menatap Jungkook. "Kau keberatan?"

Jungkook menaikkan sebelah alisnya. "Keberatan pun tak akan merubah apapun. Bukankah begitu?" Ia menarik tangannya yang sudah berhenti memijit kaki Taehyung untuk meraih gelas air putih dari meja di samping sofa.

"Tapi setidaknya jika kau protes itu mengurangi bebanku." Taehyung menerima gelas air yang diulurkan Jungkook dengan senang hati dan segera meneguknya.

Jungkook tertawa. Mengusap surai merah kekasihnya dengan lembut. "Inilah kenapa aku melarangmu ikut audisi menjadi seorang penyanyi empat tahun lalu, aku diduakan."

Taehyung ikut tertawa. Meletakkan gelas berisi air yang tersisa setengah di samping sofa lalu menatap Jungkook geli. "Padahal kau tahu dengan jelas kalau aku tak pernah menduakanmu."

Jungkook mengulas senyum tipis. Mendekatkan wajahnya pada sang kekasih dan mengecup hidungnya lembut. "Benarkah? Benarkah kau tak pernah menduakanku?"

Taehyung tersenyum kecil. Menjilat bibirnya yang kering dengan pandangan menggoda. Ia mengangkat tangannya naik untuk melingkar di leher Jungkook. "Yes sir. Tidak percaya?" Ia menatap Jungkook dalam sebelum bibirnya bergerak untuk mengecup pipi Jungkook lama.

"Oh sial. Jangan menggodaku." Jungkook menggeleng gelisah. Menarik tubuhnya perlahan agar menjauh dari Taehyung. "Aku tidak ingin Seokjin-hyung membunuhku karena membuat magnae-nya tidak bisa berjalan dengan benar di bandara besok pagi."

Taehyung tertawa. Dalam hati memekik senang karena berhasil menggoda Jungkook. Ia lalu beranjak berdiri dan berjalan ke arah dapur untuk mengambil beberapa kaleng cola dari lemari es dan sepiring penuh marsmallow yang lezat sebelum kembali ke ruang tengah dan duduk di sofa davinci putih yang lembut bersama Jungkook.

"Namjoon-hyung mungkin juga akan memberimu beberapa nasehat." Gumamnya lucu sembari membuka kaleng pepsi.

"Waktu privasi kita benar-benar terbatas karena profesimu, hyung." Jungkook bergumam tak senang. Meraih remot televisi yang berada di atas meja dan menekan tombol power untuk menyalakannya.

Taehyung meneguk pepsinya dan merebut remot dari tangan Jungkook untuk mencari channel kesukaannya. "Maafkan aku." Ucapnya setelah meneguk habis satu kaleng pepsi dan bersiap membuka kaleng kedua.

"Aku tidak menyalahkanmu."

"Tapi keluhanmu membuatku merasa bersalah."

Jungkook mengusap lembut paha mulus Taehyung yang terekspos karena pemiliknya menggunakan celana super pendek. "Tidak perlu merasa bersalah karena aku tidak menyalahkanmu." Jeda beberapa detik sebelum Jungkook kembali membuka suara. "Tapi kau mungkin perlu memberikanku penjelasan untuk yang satu ini, hyung,"

"Hm?"

Jungkook menunjuk layar televisi yang tengah menayangkan variety show bertajuk weekly idol dengan guest star BTS yang merupakan boygrup Taehyung. Di layar tampak member BTS sedang menerima tantangan menarikan beberapa koreografi dari girl grup ternama yang beberapa dari mereka mengusung tema sexy dance.

AlwaysWhere stories live. Discover now