[Payung Teduh - Aku cari kamu]
Aku mencarimu di setiap bayang kau tersenyum.
Aku cari kamu.
Ku temui kau berubah.
[Berubah - Salviniamei]
Bukankah itu terasa sulit bagiku.
Kau yang penuh kehangatan bahkan mengalahkan mentari.
Kini kau bersaing dengan badai di luar jendela.
Dingin yang tanpa ragu menelusup di dalam kalbu.
Kemana hilangnya mentari dengan kehangatannya?
Kemana hilangnya?
Bukankah kau yang selalu tersenyum atas gurauanku?
Sekarang kemana senyum yang lebih menyejukkan dari pada embun di dedaunan?
Kemana?
Kemana hilangnya kamu yang dulu?
Kamu yang penuh dengan cerita.
Terekam dalam memori yang tak lagi sedikit.
Lebih dari itu setiap jengkal tubuhku merindukanmu.
Merindukan tanganmu yang jahil merusak tatanan rambutku kala itu.
Aku merindukannya.
Merindukan matamu yang penuh dengan kepercayaan yang membuatku selalu yakin.
Hatiku merindukannya.
Merindukan dekapan tanganmu yang selalu membuat tangisku seketika berhenti.
Aku yang rindu dalam dekapanmu.
Dimanakah letak jantung yang selalu berdegup kencang setiap aku dalam dekapanmu.
Kemana hilangnya?
Kemana hilangnya pelangiku setelah badai yang aku jalani sendiri?
Kemana perginya?
Bisakah aku bertemu sekali lagi dengan pelangi itu?
Berterimakasih, telah selalu menjadi pelangi yang menghiasi hidupku setelah badai panjang di setiap malamku.
Untuk mentari yang terkadang menjelma sebagai pelangi.
Terimakasih.
Terimakasih sudah hadir dalam hidupku.
Memberikan warna lain selain warna hitam yang selalu menggores kisahku.
Terimakasih.
Walau akhirnya aku juga terluka karenamu.
Salviniamei
YOU ARE READING
Hurt
PoetryKetika cinta tak terbatas dan tak terbalas. Aku hanya menunggu walau merasa sakit. Memiliki dan saling menghargai. Memberi dan saling mengasihi. Cinta milikku juga milikmu. Selamanya......
