"Mama! Mama kenapa nangis?"

Wanita paruh baya yang bernama lengkap Alena Diantara itu tersentak saat merasakan sebuah tangan yang amat lembut mengusap pipinya. Tepat pada air matanya yang masih mengalir.

Alena berusaha tersenyum pada putri bungsunya itu. Lalu secara tiba-tiba dia memeluk tubuh mungil itu.

"Ma? Kenapa?"

Alena melepaskan pelukannya pada Prilly, lalu beralih menatap suaminya yang tampak baru pulang dari kantornya.

"Jessica kecelakaan"

Dua orang dihadapan Alena itu membulatkan matanya kaget. Terlebih Prilly. Gadis itu terlihat sangat shock. Bahkan boneka Doraemon yang dipegangnya pun terjatuh begitu saja.

"A-pa?"

"Mama, kak Mila kenapa? Kak Mila kenapa?"

Prilly menggoyah-goyahkan lengan Alena kuat sambil terisak. Alena yang tak tega melihat Prilly langsung memeluknya kembali.

"Sstt. Gak papa. Sayang. Kakak gak papa. Sekarang gini ya. Papa sama Mama akan pergi ke London. Prilly tetep dirumah sama Bik Nana, Bik Darsih, Pak Maman, Pak Suto, sama Mang Asep. Oke?"

"Tapi Prilly mau ikut. Prilly mau lihat kak Mila"Rengek Prilly ditengah tangisnya yang kencang.

"Prilly, Dengerin Papa ya. 3 hari lagi kan Prilly masuk sekolah baru. Lagi pula disana sedang musim dingin. Emang Prilly mau, disana ikut sakit dan buat kak Mila khawatir?"

Prilly menggeleng dengan wajah polos, lalu mengusap wajahnya yang penuh airmata. Dia mengambil kembali bonekanya yang terjatuh, lalu memeluknya.

"Tapi Papa sama Mama, kasih kabar ke Prilly ya"Ucap Prilly sambil menatap ayah dan ibunya bergantian.

"Iya sayang"

Alan William, yang tak lain adalah ayah Prilly memeluk Prilly erat. Sebenarnya dia tak rela meninggalkan Prilly sendiri dirumah.

Prilly Fallen Athana. Dia adalah gadis berusia 15 tahun. Namun sikapnya jauh dari kata remaja. Perilakunya terbilang mirip dengan anak Taman Kanak-kanak (TK). Entah apa yang membuatnya seperti itu. Orang tuanya pun heran. Prilly seperti mengalami keterbelakangan mental. Namun dia tak seperti orang yang mengalami keterbelakangan mental pada umumnya. Jika orang yang memiliki keterbelakangan mental biasanya memiliki IQ yang sangat rendah, namun berbeda dengan Prilly. Gadis itu malah memiliki IQ tinggi. Rekan kerja ayahnya pun tak jarang menggunjing Prilly karena sikapnya yang mirip balita, namun tak jarang juga mereka berdecak kagum atas prestasi yang ditorehkan Prilly.

Alan dan Alena tak pernah mengambil pusing kejanggalan putri bungsunya itu. Mereka bahkan memperlakukan Prilly dengan istimewa dan penuh perhatian. Apapun yang Prilly inginkan, Alan maupun Alena selalu memberikannya. Namun karena sikap Prilly yang seperti balita, keinginannya pun tak jauh dari keinginan seorang balita. Entah itu membelikannya mainan, Ice cream, permen, atau apapun yang tak jauh dari keinginan seorang balita.

Prilly mempunyai satu orang kakak. Jessica Adeline Milana. Kakaknya itu sudah menginjak kelas 3 SMA. Namun kakaknya tak ingin bersekolah di Indonesia, melainkan bersekolah di London.

.....

Alena pagi ini tampak sedang mengepack pakaiannya dan Alan kedalam koper ditemani Prilly.

Alan sedang mengurus pekerjaannya yang harus dia serahhkan pada orang kepercayaannya karena dia tidak akan masuk ke kantor. Memang Alan adalah pengusaha yang sangat terkenal dan sukses. Bahkan cabangnya sudah ada dibeberapa luar negeri. Jadi tak sembarangan dia menyerahan pekerjaannya begitu saja pada orang yang tak dia percayai.

Baby Sitter In Love ✔Where stories live. Discover now