Ketemu Istri

Mulai dari awal
                                    

“Nanti transit di mana?” tanyaku pada Istriku saat dia menghubungi aku untuk memberitahukan jadwal kedatangannya.

            “Dubai, Bang.”

            “Oh! Lama?”

            “Delapan belas jam, aku rencananya mau jalan-jalan sama temen yang kerja di sini, minta izinnya ya, Bang.”

            “Temennya cewek apa cowok, Ma Cherie?”

            “Cowok.”

            APA!! Enak aja mau jalan-jalan sama cowok lain di negeri orang mana lama, lagi! Enak banget tuh cowok, aku aja yang suaminya mana pernah bisa jalan lama-lama sama Istri sendiri. Papi mertuaku menetapkan banyak peraturan yang harus kupatuhi tiap aku datang mengunjungi istriku ke Amsterdam. Acara jalan-jalan kami selalu ada tenggat waktunya. Bukannya dipersilahkan tidur bersama layaknya suami istri lainnya, aku malah mendapatkan pelayanan istimewa dengan ditempatkan di hotel bintang empat yang ada di sana.

            “Tapi udah beristri Bang,” Zira memberitahuku sambil menahan suara tawanya, sepertinya dia menikmati kecemasan juga kecemburuan dari diamku yang lama tadi. “Nanti istrinya juga ikut, kok.”

            “Oh!” dadaku terasa lega mendengar penjelasannya. “Kalau begitu sih oke, Cher.”

            “Abang Er lagi ngapain, kok suaranya di belakang rame?”

            “Abang lagi belanja isi kulkas,  Ma Cherie Zira ada yang mau di

pesen gak? Biar abang belikan sekalian.”

            “Hmmm … madu, whipped cream, es krim vanilla, sama selai blueberry juga, Zira nanti pengen masakin abang something special kalo udah ada di rumah.”

            Aku tersenyum sekilas mendengar nada menggoda dalam suara Istriku, “Oke Cher … cuma itu?”

            “Iya Bang,”

            “Cherie, cepetan pulang ya … abang udah kangen.”

            Istriku tertawa, “Pasti,” jawabnya spontan. Kemudian kami kembali bercakap-cakap tentang beberapa hal penting lain, tentang rencananya yang ingin membuka bistro kecil-kecilan setibanya dia ada di sini, tentu saja itu hanya akan terjadi setelah acara pernikahan resmi kami selesai.

Selama ini, dengan rutin menjaga komunikasi kami bisa mempertahankan pernikahan kami sampai sepuluh tahun. Hanya saja satu hal yang selalu mengganggu, sampai detik ini, Zira masih belum menjadi milikku seutuhnya.

………..

My Story Book (One Shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang