Chapter II

3 1 0
                                    

"Bisakah kita memulai nya"? Ucap pria itu dengan sombong
"Tentu saja apa yang ingin kau bicarakan tuan"?ucap pria tua itu dengan nada yang gugup
Pria itu meminta sekretarisnya kertas perjanjian yang telah di tanda tangani oleh pria tua tsb
"Dikertas ini seharus nya kau susah melihat syarat-syarat yang sudah aku ajukan dan dengan kau menandatangani kertas ini berarti Kau sudah setuju dengan semua nya tetapi kenapa kau tiba"  tidak mau menjual rumah ini"ucap pria itu dengan tatapan tajamnya
"Maafkan aku tuan bukannya aku tidak mau menjual rumah ini tetapi almh istri ku lah yang tidak mau rumah ini dijual"  pria tua itu menatap wajah pria di depan nya dengan takut"
"Omong kosong macam apa itu istri mu sudah meninggal bagaimana kau bosa tau klo istri mu itu tidak setuju kau menjual rumah ini dan asal kau tau aku membayar mahal untuk membeli rumah ini "pria itu berkata angkuh
"Dari bunga yang disana bunga itu merupakan kesukaan istriku aku pernah membawanya keluar dari rumah ini dan bunga itu layu tetapi setelah aku membawa bunga ini kembali kerumah bunga ini dengan ajaib nya mekar kembali maka dari itu aku memutuskan untuk tidak menjual rumah ini " ucap pria tua itu dengan mantap
Mendengarkan ucapan pria tua itu yang membual pria itu hanya mendengus dan berdiri dari duduk nya
"Kau masih percaya dengan mitos yang seperti itu hal seperti itu tidak ada didunia ini "ucap pria itu berjalan ke tempat bunga itu diletakkan
"Bunga lili putih dimaknakan sebagai lambang kebangkitan hidup jd kau percaya istri mu akan bangkit kembali"? Pria itu menyeringai ke arah pria tua itu
"Iya tuan aku percaya bahkan sekarang pun aku percaya istriku ada di rumah ini dan menjaga rumah ini"ucap pria tua itu dengan yakin
Pria itu me ngubah ekspresinya menjadi seringai kejam dan mengambil gunting
"Bagaimana klo aku melakukan ini" pria itu memotong bunga tsb.
"Apakah istri mu akan bangkit kembali dan menjaga rumah ini"?pria itu menyeringai dan pergi dari rumah itu diikutin oleh sekretaris nya
"Kau harus angkat kaki dari rumah ini dan tidak ada penolakan karna aku sudah membayar mahal untuk tempat ini" ucap pria itu dengan angkuh
Pria tua tsb terlalu terkejut dengan apa yang terjadi
"Kau akan menerima balasannya bukan dari ku tetapi dari dewa kah yang awalnya tak percaya akan berurusan  dengan hal yang kau anggap remeh"ucap pria tua itu disetiap dengan petir yang menyambar

"Andrew apakah kau tidak keterlaluan tadi" ucap sekretaris Kim
"Biar kan saja dia pantas mendapat kan itu ayo kita pulang paman"ucap Andrew malas
Sekretaris Kim hanya menghela nafas dan mengikuti kemauan tua nya itu dia sudah tau tabiat tua nya itu menjadi sekretaris sejak tuanya masih muda dulu cukup mengenal sifat tuannya ini
Disaat mereka dalam per jalanan pulang tiba" ada seorang wanita yang berdiri di depan mobil sekretaris Kim langsung menginjak rem mobil berhenti beberapa cm dr tubuh gadis itu Andrew pun tak kalah terkejut nya dengan kejadian tsb meskipun dia menutupinya dengan ekspresi datar
"Nona  apa yang kau lakukan kau bisa tertabrak kalah aku tidak mengerem" ucap sekretaris Kim
"Maaf kan aku tuan tapi bisakah aku menumpang mobilmu untuk mencari stasiun terdekat aku sudah berjalan dari tadi tetapi tidak menemukan stasiun "ucap aja memohon
Belum sempat Andrew mengucapkan sesuatu Ana sudah naik mobil tsb dan duduk dengan nyaman nya dan sejam baru sadar dia melihat ke pria yang duduk di sebelah nya
"Terima kasih karena telah memberikan aku tumpangan"ua pnya dengan tulus
"Siapa bilang aku akan memberikan mu tumpangan sebaik nya kau turun sekarang aku tidak sudi memberikan mu tumpangan"ucap Andrew dengan ketus
"Kumohon tuan aku telah berjalan jauh tetapi aku tidak menemukan stasiun ataupun Taksi dan diluar pun sedang turun hujan"ucap ana dengan puppy eyes nya
"Biar kan dia menumpang drew apakah kau tidak kasihan melihat dia apalagi inj sudah malam dan jalan ini sepi sekali"ucap sekretaris Kim menengahi
Andrew yang sudah keki akhirnya membiarkan Ana menumpang mobil nya
"Antar kan dia ke stasiun terdekat"ucap Andrew ketus
Sekretaris Kim tersenyum dan Ana memegang tangan Andrew tapi langsung ditepis andrew
"Kau hanya boleh menumpang tetapi tidak dengan menyentuhku aku tidak sudi" ucap Andrew angkuh
"Terima kasih tuan,kalo boleh tau siapa namamu tuan aku keana"ucap Ana dengan tersenyum
"Kau tidak perlu tau namaku"ucap Andrew
Ana yang dasar nya tidak peka terus bertanya kepada Andrew
"Kau mau kemana tuan dan apa yang kau lakukan di desa itu semalam ini" cerocos Ana tanpa berhenti
"Kami mau kembali ke pusat kota Nona dan kebetulan tuan ada urusan mendadak di desa ini"kali ini sekretaris Kim yang me jawab
Ana yang mendengar kali mereka akan ke pusat kota langsung semangat karena tujuannya pun kepusat kota
"Kalo aku boleh tau tuan mau kemana"?
"Ke graham kingdom nona" ucap sekretaris Kim
"Bolehkah aku ikut dengan mu tuan?kebetulan apartment ku dekat dengan graham kingdom"?ucap Ana dengan berbinar-binar, Andrew yang mendengar permintaan Ana pun langsung menikah ke Ana
"Tidak bisa kau kami antar kan ke stasiun terdekat tidak ada menumpang smpe ke pusat kota"tolak Andrew mentah-mentah
"Tolong lah tuan aku janji cuma smpe ke graham kingdom habis itu aku akan berjalan ke apertemen kau tau sendiri kan ini sudah larut malam dan itu menakutkan"ucap Ana merengek
Belum sempat Andrew membalasnya tiba" wanita ini teriak dan merangkul tangan nya
DEG
Jantung mereka sama" berdegup kencang saat mereka bersentuhan
"Ada apa dengan ku"? Ucap mereka dalam pikiran masing"

TBC

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 26, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sixth senseWhere stories live. Discover now