Alvan memperhatikan dengan begitu serius lalu mengangguk-angguk saat Tara sudah selesai menyontohkan. Dengan semangat Alvan langsung menarik lepas ikatan rambut Tara sehingga rambutnya kembali terurai dan Alvan bersiap untuk melakukan apa yang tadi Tara contohkan.

Beberapa kali Alvan mencoba dan Alvan kesulitan saat harus membelit rambut Tara dengan kunciran menyebabkan terkadang Tara menjerit karena rambutnya yang tidang sengaja tertarik.

"Van, udah ah pusing gue kepalanya di unyeng-unyeng, emangnya lo mau jadi hair styelist apa belajar cepol-cepol segala," protes Tara saat Alvan masih saja dengan betah berkesperimen dengan rambut Tara.

"Gapapa suka aja gue sama rambut lo, dimaininnya lembut sama wangi. Hehe." Alvan terkekeh seperti anak kecil lalu sibuk mengutak-atik rambut Tara lagi dan sore itu mereka habiskan dengan kegiatan Alvan yang mencoba berbagai gaya rambut untuk Tara yang semuanya jelas tidak ada yang benar.

Tiba-tiba Dimas dan Gio kembali melintas dengan mangkuk berisi mie goreng di tangan masing-masing serta sepiring nasi dan satu toples kerupuk udang. Dimas kembali mencibir ketika melihat kakaknya sedang asyik pacaran sedangkan Gio memilih untuk melanjutkan bernyanyi dengan nada yang semakin ditekan.

"OH MENGAPA TAK BISA DIRIMU...YANG MENCINTAIKU TULUS DAN APA ADANYA..."

"AKU MEMANG BUKAN MANUSIA SEMPURNA TAPI KU LAYAK DICINTAAAA, KARNA KETULUSAN!!!"

Tara dan Alvan sama-sama memandangi Gio yang terus berjalan sambil menyanyi menaiki tangga.

"Kini biarlah waktu yang jawab semua, tanya hatiku!"

"Kok gue jadi kasian ya Ra, sama itu bocah?" tanya Alvan saat suara Gio tidak lagi terdengar.

Tara menghela nafas. "Iya abis mau gimana? Terus kalo lo kasian lo mau gue pacaran sama dia?"

Alvan melotot, "enak aja! Dapetin lo aja gue harus menempuh perjalanan ribet dan waktu yang lamanya udah kayak bumi berevolusi, eh udah dapet malah dikasih orang."

Tara memukul bahu Alvan. "Emangnya gue barang apa!"

Alvan mengaduh tapi kemudian dia senyum-senyum genit, "kalo lo barang, lo adalah barang paling berharga yang pernah gue milikin."

Tara mengernyit jijik, "najis lo, kayak jamet-jamet di jalan ih."

Dan Alvan hanya bisa tertawa menanggapinya.

***Instagram Post***

[tarajnrty] hair style by: alvanprmn

Makasih mas Alvan :)

***

"Van, kamu ke sekolahnya naik mobil aja, ya?" ucap Rully saat Alvan baru saja selesai memasang sepatunya.

"Kenapa emang, Pa?" tanyanya bingung.

"Papa gak enak badan, kayaknya Papa gak ngantor dulu, jadi kamu aja ya yang nganter Mou," ucap Rully dengan suara serak.

Alvan memang sejak semalam melihat wajah Papanya itu sedikit pucat tidak seperti biasanya. Lalu Alvan mengangguk, "yaudah Mou jalan sama aku aja."

"Mou mau naik motor, mas Al!" pinta Mou yang muncul dari arah pantry bersamaan dengan Adri yang berjalan di belakangnya sambil menenteng segelas susu.

"Gak Mou, 'kan kita mau jemput kak Tara dulu nanti motornya sempit."

Maura memanyunkan bibirnya. "Yaudah deh," katanya lesu sambil menerima gelas berisi susu yang disodorkan Adri.

"Yaudah sana berangkat, 'kan dari sini ke rumah Tara dulu abis itu baru ke sekolah Mou."

"Iya, yaudah Alvan sama Mou jalan dulu ya Ma, Pa," ucap Alvan sambil menyalimi kedua orang tuanya dan tidak lupa mendaratkan kecupan di pipi Adri, lalu menggandeng adik kecilnya.

SomeWhere stories live. Discover now