Prolog

6.9K 389 7
                                    

Suara dentingan jam kuno Bigbang terdengar, semua orang tampak berkumpul dengan barisan yang rapi.

Mereka yang hadir pun menggunakan pakaian mewah dan berkilau, bingung.

Gadis bersurai perak itu bingung, dia tidak tau sejak kapan dia berada di tengah tengah orang banyak yang sedang melihat ke arahnya.

Mereka..

Siapa mereka?

Kenapa harum mereka berbeda?

"Mereka bukan kaum ku" begitu batinnya.

Entah mengapa.

meskipun asing dengan tempat itu, dia tetap berjalan kedepan menuju sebuah altar.

Disana samar samar ada seorang pria yang berdiri, namun..

Aneh..

Tidak jelas, dia tak bisa melihat siapa sosok lelaki itu karena cahaya menyorot dengan terang dan silau.

Ternyata dirinya sudah berhenti tepat di depan altar.

Seorang kakek tua berjubah emas memberikannya sebuah gelas kaca yang sangat kecil.

"Tusukkan jarimu di belati yang sedang di pegang oleh pangeran kemudian tumpahkan setetes darahmu di gelas ini"ujar sang kakek.

Entah mengapa dirinya hanya menurut saja padahal di dalam hati sedang berteriak untuk tidak melakukannya.

Ia ingin sekali melihat lelaki di sampingnya,namun dirinya tidak bisa.

Ketika darah sudah keluar dari jari telunjuknya, ia pun menumpahkan setetes darah ke gelas kecil itu.

"Minumlah pangeran"

Kenapa harus di minum? Banyak pertanyaan ingin ia lontarkan namun lagi lagi dirinya terbungkam.

Setelah lelaki di sebelahnya selesai, kini si lelaki melakukan hal yang sama sepertinya tadi.

"Giliranmu putri minumlah darah pangeran sebagai tindakan janji suci di pertunangan kalian"

Pertunangan? Apa maksudnya?.

Sejak kapan dia mempunyai pasangan?.

"Anakku..ayo minumlah nak, minumlah darah pasangan mu"ia menoleh ke arah sumber suara.

Ayah dan ibunya pun ada disana.

Dengan wajah tersenyum.

Semakin membingungkan.

Entah dorongan apa, dirinya pun meminum darah pasangannya.

Seketika hal aneh terjadi di tubuhnya.

Panas.

Rasanya panas.

"ARKHHHHHGHHHHHHHHHHH"






"AYAH IBU"

"Clara"

Namanya terpanggil,ia pun menoleh.

"Ibu"masih dengan napas yang terengah engah.

"Hanya mimpi"ujarnya setelah melihat seisi ruangan yang adalah kamarnya.

Angel Spirit (REPUBLISH)Where stories live. Discover now